DISKUSI Rabu, 26 Mei 2010, 19:00 WIB Opini Publik Versus Kebenaran Pembicara: Kuskridho "Dodi" Ambardi dan Rocky Gerung Serambi Salihara Terbuka untuk umum & GRATIS Diskusi ini berikhtiar mengulas hubungan antara "opini publik" dan kebenaran dari perspektif ilmu empirik dan filsafat. Pembahasan dimulai dari pertanyaan tentang pengertian "opini publik". Jika setiap individu memiliki opini tersendiri, lantas bagaimanakah menjadi sebuah opini publik? Selama ini opini publik dianggap tak lebih dari proses "rekayasa", baik melalui media ataupun survei. Proses "rekayasa" berujung pada dua kategori opini publik: hasil "pembentukan" atau murni "penemuan". (Lembaga survei selalu menggunakan istilah "penemuan" pada opini publik, meskipun akhirnya hasil survei tersebut membawa pengaruh pada publik.) Masalah lain: Faktor apa yang berpengaruh pada pembentukan opini publik selain rekayasa? Adakah opini publik yang benar-benar "murni" berasal dari publik? Lantas, bagaimana hubungannya dengan masalah kebenaran? Apakah, karena berasal dari publik, ia dengan sendirinya mewakili kebenaran? Ikuti diskusi dengan Kuskridho "Dodi" Ambardi (Direktur Lembaga Survei Indonesia) dan Rocky Gerung (Pengajar Filsafat di Universitas Indonesia). Diskusi akan berlangsung dalam bahasa Indonesia. Program ini ditaja oleh Hivos. http://www.facebook ------------ Nantikan dan daftarkan diri anda untuk mengikuti Kuliah Umum Filsafat "Tentang Seksualitas" di Salihara di bulan Juni 2010 SERI KULIAH UMUM TENTANG SEKSUALITAS Sabtu, 5, 12, 19, 26 Juni 2010, 16:00 WIB Teater Salihara Terbuka untuk umum Pendaftaran selambatnya 4 Juni 2010, melalui dita@salihara. Sabtu, 5 Juni 2010, 16:00 WIB Simone de Beauvoir tentang Seksualitas Pembicara: Gadis Arivia Sabtu, 12 Juni 2010, 16:00 WIB Michel Foucault tentang Seksualitas Pembicara: Haryatmoko Sabtu, 19 Juni 2010, 16:00 WIB Jacques Lacan tentang Seksualitas Pembicara: Robertus Robet Sabtu, 26 Juni 2010, 16:00 WIB Julia Kristeva tentang Seksualitas Pembicara: Christina Siwi Handayani Seksualitas tentu bukan sekadar perkara hasrat dan hubungan seksual, namun berkelindan dengan tata nilai, keyakinan, pengetahuan, hingga sistem kekuasaan di mana seseorang hidup dan berinteraksi. Karena itu, dalam beragam ranah yang membentuknya (fantasi, emosi, jender, orientasi dan identitas seksual, dan seterusnya), seksualitas akhirnya bersangkut-paut dengan persoalan filsafat, psikologi, politik, ekonomi, agama, dan bahasa. Selama bulan Juni 2010 Komunitas Salihara akan menggelar seri kuliah umum dengan tema seksualitas melalui perspektif empat pemikir: Simone de Beauvoir, Michel Foucault, Jacques Lacan, dan Julia Kristeva. Kuliah pertama akan mengulas tema seks dan filsafat, bertolak dari sebuah pernyataan terkenal dalam buku Simone de Beauvoir, The Second Sex: "One is not born a woman" – yang menunjukkan perjuangan diri perempuan dalam eksistensinya. Kuliah kedua akan mengulas pemikiran Foucault tentang hubungan seksualitas dengan pengetahuan, kekuasaan, dan kebenaran. Sementara kuliah tentang Lacan – yang memilih menggunakan istilah "seksuasi" ketimbang "seksualitas" – bermula dari pertanyaan Lacan yang provokatif: mengapa hubungan seksual sesungguhnya hanya ilusi dan mengapa "perempuan itu tidak pernah ada", dan apakah hubungan seksual adalah lambang kebuntuan (dead-lock)? Telaah akan bergerak melalui dua celah: tragedi Medea dan film Mereka Bilang Saya Monyet. Sedangkan ide-ide Julia Kristeva tentang seksualitas akan diulas lewat pendekatan psikologi dan semiotika, antara lain dengan melihat persoalan "abjection" dan intertekstualitas. Hanya di Salihara... |
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment