NOTA 1998 By A.Kohar Ibrahim (I) Sang Raja Tiga dasawarsa lebih jadi penguasa Orba Orang asal desa itu dijuluki raja Sang Raja Kerna kekerasan kepalanya Sang Raja Kerna kelicikan dan kemunafikannya Sang Raja Kerna kebiadabannya Sang Raja Kerna takhtanya melampung di telaga darah Sang Raja Kerna maha kaya berkat kerakusan kekuasaannya Sang Raja Kerna sejalan dengan sebangsanya Sang Raja Sebangsa Ciang Kaisek, Mobutu, Markos, Batista Sang Raja Yang pasti 'kan mengalami nasib sebangsanya ! (Maret 1998) Tertera dalam kumpulan tulisan bersama : « Yang Tertindas Yang Melawan Tirani » 2, Kreasi N° 39 terbitan Yayasan Budaya, Biodata A.Kohar Ibrahim: http://16j42. * Facebook Mei 2010. Nota 1998 By A.Kohar Ibrahim (II) Korban Tirani Lagi dan lagi para korban berjatuhan Di antara demonstran penuntut perubahan Rupanya sudah menjadi tradisi tirani Membasmi pejuang pro demokrasi Bumi yang tersiram darah pejuang perubahan zaman Kian subur menumbuhkan semangat perlawanan Dengan pemberontakan atau reformasi Menumbangkan tirani menegakkan demokrasi! (Awal Mei 1998) * Catatan: Kreasi N°. 39 1998 hlm 66 * A.Kohar Ibrahim : Tidak Kah Itu Tidak Kah Ah Tidak Kah Itu Bukti Yang Satu Arti Kata Pepatah Di Mana Di Situ Timbul Perlawanan Cepat Atau Kah Lambat Sang Pengkhianat Pasti Tergugat Gugat ! Gugat ! Gugat ! * (Nota 12.05.2010) Naskah Nota 1998 (2) tertera dalam kumpulan tulisan bersama : « Yang Tertindas Yang Melawan Tirani » 2, hlm 66 Kreasi N° 39 1998. ISSN 0923-1934. Penerbit: Yayasan Budaya, Editor: A.Kohar Ibrahim. Biodata A.Kohar Ibrahim: http://16j42. * Nota 1998 By A.Kohar Ibrahim (III) Huru Hara Huru hara meledak di Jakarta dan berbagai kota Ah, siapa heran jika orang sudah kehilangan kepercayaan Kesabaran habis ditelan haus dan kelaparan ? Kriminal kerdil di antara orang orang kecil Kriminal raksasa di antara para penguasa Orba Di negeri yang kaya raya ini, Sebagian besar rakyat lapar dan sengsara Hasil rampokan bermilyar milyar dollar Amerika Huru hara meledak di ibukota dan beberapa Pasar dan pertokoan kena rampok hancur terbakar Ah, siapa heran, kerna semuanya lebih mudah jadi sasaran Kebanding harta kekayaan penguasa-pengusaha- Yang dilindungi tank-tank tentara Yang tersimpan di bank perkasa nusantara atau mancanegara Di negeri yang kaya raya ini, Dwifungsi ABRI berarti kolaborasi penguasa-pengusaha Orba: Kolusi omisi korupsi Atau aliansi bagi kursi dan rezeki (Medio Mei 1998) * Catatan : Tertera dalam « Yang Tertindas Yang Melawan Tirani » hlm 67. * A.Kohar Ibrahim : Huru Hara Meledak Huru Hara Meledak Ledak Tidak Kah Itu Pertanda Berontak Muak Hidup Pengap Cekak Nyaris Merangkak Ala Dayang Bujang Priyai Perompak Mati Pun Sudi Bagi Baginda Pancagila Pembina Kerajaan Nista Kaum Modal Dusta Terorisma Pembinasa Berjuta Juta Jiwa Manusia Kaum Yang Terfitnah Dan Kaum Yang Tersangka Sekali Pun Hanya Hanya Hanya Cuma Tersangka Sudah Layak Diinjak Dibajak Dihina Diperkosa Dilitsus Diberangus Dirampok Pun Digorok Diperlakukan Sewenang Wenang KarenaTak Kuasa Menentang Siksa Pun Laras Senapang Kaum Algojo Baju Ijo Pun Ragam Preman Gagah Menggagahi Kaum Lemah Tanpa Daya Korban Nafsu Kebinatangan Korban Rakus Kerakusan Korban Kebal Kebebalan Hukum Rimba Belantara Sarana Kaum Serigala Berwajah Manusia Duhai! Tidak Kah Itu Begitu Lah Akar Sejarah Huru Hara Mei'98 Kita ? * (13 Mei 2010) Naskah Nota 1998 (3) : Huru Hara tertera dalam kumpulan tulisan bersama : « Yang Tertindas Yang Melawan Tirani » 2, hlm 67. Kreasi N° 39 1998. ISSN 0923-1934. Penerbit: Yayasan Budaya, Editor : A.Kohar Ibrahim. Biodata A.Kohar Ibrahim: http://16j42. |
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment