Sunday, May 23, 2010

[ac-i] Revitalisasi Tradisi Batik Priangan - Pameran Batik Priangan 'The Dancing Peacock'


Hari ini Peluncuran Buku 'The Dancing Peacock: Colours and Motifs of Priangan Batik'

Revitalisasi Tradisi Batik Priangan

Laporan wartawan KOMPAS Yurnaldi

Rabu, 19 Mei 2010 | 18:33 WIB

http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2009/10/02/1925251p.JPGKOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO

 

Juju Juariah (kiri) dan Yati menyelesaikan pengerjaan batik Garut di Selasar Sunaryo, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/12). Buku berbahasa Belanda berjudul Garut en Omstreken menyebutkan, pada 1920-an batik Garut sudah dijadikan buah tangan khas yang kerap dibawa orang sepulang dari daerah itu.


JAKARTA, KOMPAS.com - Bentara Budaya Jakarta bekerja sama dengan Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI) dan Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB), Kamis (20/5/2010) pukul 19.30 WIB, akan menggelar prosesi pembukaan pameran batik Priangan bertajuk 'The Dancing Peacock'. Pameran dibuka Prof Dr Meutia F Swasono dan dimeriahkan dengan pentas tari Merak dari Bandung.


Ketua Pengelola Bentara Budaya Jakarta, Paulina Dinartisti, mengatakan, penyelenggaraan pameran bertujuan untuk ikut membangkitkan kembali dan melestarikan seni batik priangan, salah satu bentuk warisan bangsa yang berada di ambang kepunahan. "Batik priangan adalah tradisi seni kerajinan batik yang masih tumbuh dan berkembang di berbagai daerah pedalaman Jawa Barat, mulai dari Cianjur, Sukabumi , Bandung, namun terutama di Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis," katanya, Rabu (19/5/2010) di Jakarta.


Pameran bertajuk 'The Dancing Peacock' dari nama salah satu motif kain batik priangan yang khas, dan termasuk yang terindah, yang disebut motif "Merak Ngibing", yang artinya tak lain dari Merak Menari, dancing peacock. Motif kain batik ini menggambarkan dua ekor burung merak yang cantik, yang sedang berhadap-hadapan sambil mengembangkan sayap dan bulu ekornya yang warna-warni, seperti sedang menari. Motif ini sedikit banyak juga mencerminkan stereotip karakter orang Sunda yang periang, terbuka, dan flamboyan, seperti burung merak yang sedang memamerkan keindahan warna bulu-bulunya.

Dalam pameran yang berlangsung hingga 30 Mei mendatang ini, jelas Dinartisti, dipamerkan sekitar 100 helai kain batik priangan milik para kolektor di Jakarta dan Bandung, Museum Tekstil Jakarta, serta milik para pembatiknya yang masih tersisa di Garut, Tasikmalaya, dan Ciamis. Sebagian merupakan kain batik yang tergolong antik, dengan warna-warna dan motif-motif yang tak lagi dibuat sekarang ini.

Selama berlangsungnya pameran juga akan diselenggarakan acara diskusi, klinik konservasi kain batik, serta penjualan batik priangan, yang diharapkan juga dapat memicu para perajinnya agar terus berkarya dan berkreasi. 


Jadwal Kegiatan :

22 Mei pukul

10.00-12.00 Workshop membatik dengan peserta dari Siswa Sekolah (SLTP/SLTA) yang memiliki kegiatan Ekskul membatik. Instruktur dari Museum Tekstil, Jakarta


24 Mei pukul

14.00-16.00 Talk Show Batik Priangan: Motif dan Warna dilanjutkan dengan Peluncuran buku.


26 Mei pukul

10.00 -12.00 Talkshow: Perawatan dan Restorasi Kain Tradisional (oleh Museum Tekstil, Jakarta)


29 Mei pukul

10-12.00 Workshop membatik dengan peserta umum. Instruktur dari Museum Tekstil, Jakarta.

 

Info:
021-70243304, yayasan.fkai@gmail.com
www.fkai.org,

http://www.facebook.com/?tid=397192456381&sk=messages#!/event.php?eid=116631765036393&index=1

No comments:

Post a Comment