Teriakan Perempuan Dalam Cengkeraman
Sajak : A. Kohar Ibrahim
ku tercengkeram waswas kelam malam
betapa gemas ganas kau menghujam
meski teriak jerit ku tak terhiraukan
meski sekeras gelegar halilintar
kau hanya tenggelam dalam
dalam teriak kau sendiri
tanpa seinci peduli
siapa terkapar
cuma bertilam
airmata
semata
hati
ku tercengkeram waswas kelam malam
naas kenaasan lantaran kebuasan tuan
bernafsu nafsi raja di mata sultan di hati
tak peduli isaktangis perempuan korban
ku tercengkam waswas di hari hari naas
betapa gagah penggagahan kaulampias
tak peduli mulut mu bau minuman keras
dalam jiwaraga mabuk pun kau kemaruk
engkau senang berlaga seperti binatang
semaumu dengan babu membabi-jalang
babu dalam babu tetek kau peras ganas
dalam hujam kekuasaan mu tak terbatas
engkau tak kan mampu sembunyikan diri
meski kaki-tanganku terikat mata tertutup
moncong babi pun kulit badakmu aku tau
engkau mahluk terkutuk sepanjang waktu
iya meski mata tertutup mulut terbungkam
ku tau ku rasa siapakah engkau tuan tuan
apakah bewajah ayah ataukah keponakan
hakikatnya serupa kalian kaum kesetanan
suka sesukamu menggunakan kekuasaan
berselubung jubah suci selagi berbuat keji
suka sesukamu melakukan fitnah tuduhan
sang korban kebiadapan malah masuk bui
di syiria, malaysia, irak, oman atau taiwan
tindak penghinaan dan penyiksaan adalah
serupa saja : kekerasan anti-kemanusiaan
adalah rupa kejahatan prilaku kebiadaban
maumu aku tunduk merunduk seperti onta
ditunggangi semau hati tanpa meronta
maumu aku pasrah seperti sapi perah
diremas peras sampai habis tandas
ah maumu aku seperti kambing
tanpa mengembik tergiring
maumu aku membebek
terbungkam diam
bak budak belian
tuantuan maupun puan pasti tiba masanya
belenggu pembrangusan berubah teriakan
kuat kerasnya mengatasi kekuasaan tirani
keadilan bagi pihak yang benar dan berani
tuantuan maupun puanpuan sekalian
betapapun tinggi arogansi kekuasaan
kekerasan hartabenda kekayaan
warisan lama kebiadaban
takkan jadi pengganti
peradaban hakiki
kemanusiaan
nan sejati
(15.4.09)
*
Catatan : A.Kohar Ibrahim penulis prosa dan puisi serta esai. Buku kumpulan tulisan bersama dan individual, antara lain kupuisi « Berkas Sajak Bebas » (Stichting Budaya, Amsterdam 1998) ; « Di Negeri Orang » (Yayasan Lontar, Jakarta 2002) ; « Untukmu Kekasihku Hanya Hatiku » (Titik Cahaya Elka, Batam 2008). Kumpulan esai, antara lain : « Sekitar Tempuling Rida K Liamsi » (Yayasan Sagang, Pekanbaru 2004) ; « Sekitar Polemik Pramoedya-Lekra vs Manikebu » (Titik Cahaya Elka, Batam 2008). Kumpulan cerpen bersama Lisya Anggraini : « Intuisi Melati » (Titik Cahaya Elka, Batam 2008). Novel « Sitoyen Sain-Jean – Antara Hidup Dan Mati » (Titik Cahaya Elka, Batam 2008).
Attachment(s) from abdul kohar ibrahim
1 of 1 Photo(s)
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment