Mohon maaf, kami dari Rumah Dunia mengganggu. Jika berkenan, slahkan membaca proposal permohonan ini. Jika mengganggu, abaikan saja. Jika berkenan mmebantu, tolong doakan. Jika ada rezeki berlebih, kami sangat berbahagia. Semoga niat baik kita mendapat ridho dari Allah SWT. wasalam tertanda Gola Gong Tias Tatanka Toto ST Radik Firman Venayaksa Ibnu Adam Aviciena Langlang Randhawa Aji Setiakarya dan para relawan lainnya GOTONG ROYONG PEMBEBASAN TANAH SELUAS 2873 M2 UNTUK PENGEMBANGAN RUMAH DUNIA [Rumahku Rumah Dunia, Kubangun dengan Kata-kata] Rumah Dunia adalah lini sosial di Yayasan Pena Dunia. Didirikan oleh Heri Hendrayana Harris (Gola Gong). Berakta notaris Fachrul Kesuma Dharma, SH, nomor 006, 12 Juni 2006, alamat Alamat: Komplek Hegar Alam No. 40 Ciloang, Serang 42118, Banten, Tlp 0254-224955. E-mail: rumahdunia@yahoo. I. RUMAH DUNIA SEKILAS PANDANG Mimpi-mimpi memiliki perpustakaan pribadi yang diperuntukan bagi masyarakat umum (anak-anak dan remaja), berawal dari kondisi Banten yang buruk. Selain iklim membaca dan mengkajinya kurang, Banten juga miskin akan sarana dan prasarana perpustakaan. Padahal yang demikian merupakan prasyarat membangun budaya kritik dan intelektual. Keadaan (pemerintah) Banten yang demikian susah diharapkan bisa melakukan perubahan secara cepat membuat kami berpikir bahwa perubahan ini harus dimulai dari rumah kami. Lantas Gola Gong dan Tias Tatanka bersiasat melalui pembukaan sebuah "perpustakaan" kecil di garasi rumah sekitar 1998. Anak-anak komplek Hegar Alam, di mana pasangan suami istri ini tinggal, diundang agar datang untuk membaca. Pada periode selanjutnya, perpustakaan tadi dipindahkan ke belakang rumah. Gola Gong dan Tias Tatanka mengundang anak-anak kampung, selain anak komplek, untuk datang membaca. Sebagaimana masyarakat Banten secara umum yang tidak memprioritaskan membaca, begitupula dengan anak-anak kampung Ciloang, tempat perpustakaan ini berada. Apalagi kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga tidak mampu. Dengan menyediakan buku-buku cerita, ditambah dengan acara dongeng, mereka mulai tertarik dengan buku. Mereka yang biasa bermain dengan lumpur, kambing, dan kerbau, mulai bermain dengan buku. Keadaan ini terus dipelihara hingga tahun 2002. Selanjutnya keseluruhan kegiatan tersebut dinamai "Pustakaloka Rumah Dunia", tempatnya di 500 meter persegi kebun belakang rumah. Perpustakaan awal itu berupa sebuah saung dengan sejumlah rak buku beserta buku-buku cerita dan majalah. Anak-anak tidak saja dididik agar mencintai buku, tetapi juga bagi mereka yang belum bisa membaca diajari membaca. Selain itu mereka juga dilatih agar bisa bicara di depan orang banyak melalui berdiri di depan teman-temannya untuk memperkenalkan diri. Tentu bagi mereka ini awalnya susah. Terbukti sebagian mereka merasa tidak sanggup bicara hingga menangis. Anggota Pustakaloka Rumah Dunia dari kelompok anak-anak dan remaja semakin banyak. Anak-anak yang sudah bisa menikmati buku cerita membawa teman-temannya. Kadang-kadang mereka datang ke sini sambil mengasuh adik-adik mereka. Selain pelajaran menulis dan mebaca, kemudian dihadirkan pelajaran menggambar. Ini program yang sangat mereka minati. Kertas, krayon, cat cair, pensil, pada umumnya berasal dari sumbangan. Sejalan dengan waktu, nama Pustakaloka Rumah Dunia yang diketuai Gola Gong semakin dikenal banyak orang. Ini tentu saja atas jasa kawan-kawan pendiri, relawan, dan media massa, terutama koran-koran lokal. Teman-teman lama yang sejak awal mendukung gerakan literasi ini seperti Toto ST Radik (penyair nasional), (Alm) Rys Revolta (wartawan), MW Fauzi (karikaturis) Karena kegiatan Pustakaloka Rumah Dunia pada periode selanjutnya tidak saja pada buku, melainkan juga pada dongeng, melukis, dan teater, nama "Pustakaloka Rumah Dunia" kemudian diganti menjadi "Rumah Dunia" pada 2004. Pada perkembangan berikutnya, Gong-Tias membutuhkan bantuan relawan yang menetap di Rumah Dunia untuk menjaga kelangsungan proses literasi, apalagi kegiatan mulai beragam. Relawan-relawan tersebut dikenal melalui program Kelas Menulis (sebuah kursus menulis gratis yang diadakan di Rumah Dunia), dan perekrutan dilakukan sesuai kebutuhan Rumah Dunia. Sampai tahun 2004, baru ada Muhzen Den dan Ibnu Adam Aviciena yang menjadi relawan tetap. Sedangkan Indra Kesuma (pelukis) membagikan ilmu menggambar kepada anak-anak di acara Wisata Gambar hingga sekarang. Tahun-tahun berikutnya masuklah Langlang Randhawa, Rimba Alang-alang, Qizink La Aziva, Najwa Fadia, Endang Rukmana, Adkhilni MS, Aji Setiakarya, Piter Tamba, Nazla Thoyib Amir, Firman Venayaksa, RG Kedungkaban, Fery Benggala, Roy Goozly, Mahdi Duri, Alwi, Jaya Komarudin, Sunin Abu Lutfi, Pramita Gayatri, Ade Mulyawati, Budi Wahyu Iskandar, Intan Pratiwi, Yana, Asep Soleh Purnama, Wahyu Arya Wiyata, Oki Daroki, Abdul Salam, Rozy Kembara, menjadi relawan yang mengurusi Rumah Dunia sehari-hari serta kegiatan. Hal ini tentu makin menambah tenaga bagi Rumah Dunia untuk terus bergerak. Sejalan dengan itu dukungan terus mengalir dari percetakan lokal, Suhud Mediapromo yang menyediakan leaflet acara, spanduk dan brosur gratis kapanpun Rumah Dunia membutuhkan. Berbagai acara yang mempertemukan lebih banyak orang di Rumah Dunia memberi efek positif, berupa dukungan moril, materi, perhatian bahkan doa mengalir deras bagi Rumah Dunia. Oleh karena itu kami pun mulai melangkah ke wilayah yang lebih luas, dengan menyelenggarakan kegiatan berskala lebih besar, tetapi masih berpijak kelokalan. Jalinan kerja sama pun lebih luas lagi, termasuk dengan Perpustakaan Daerah Provinsi Banten, 1001buku, Forum Lingkar Peba, Perpustakaan British Council Jakarta (saat itu) hingga Library@Senayan (Perpustakaan Diknas). Kemudian Rumah Dunia memulai sebuah babak baru dalam riwayat organisasinya. Setelah pergantian Ketua dari Gola Gong kepada Tias Tatanka, setelah sumber daya manusia pendukung Rumah Dunia dirasakan cukup memadai, pada 2006 Rumah Dunia menjadi organisasi berbadan hukum, berupa Yayasan Pena Dunia didirikan oleh Heri Hendrayana Harris (Gola Gong). Yayasan ini berakta notaris Fachrul Kesuma Dharma, SH dengan nomor 006 tanggal 12 Juni 2006, dan alamat di Komplek Hegar Alam No. 40, Serang – Banten. Menyadari bahwa sebuah organisasi yang baik memerlukan regenerasi, maka Rumah Dunia pun beralih kepemimpinan kepada Firman Venayaksa pada tahun 2007 yang menjabat hingga sekarang. Seiring dengan itu, setelah divisi jurnalistik, sastra, film, lumbung Banten, prepustakaan, dan teater, Rumah Dunia membuka divisi baru yaitu divisi Musik, yang dimaksudkan memberi stimulus pada anak-anak Rumah Dunia akan kepekaan mereka pada musik. Divisi Musik ini kemudian membentuk kelompok musikalisasi puisi "Ki Amuk" yang pentas di beberapa helatan di Banten dan Jakarta, serta di stasiun televisi lokal, Banten TV. Divisi musik Rumah Dunisa membuat program musikalisasi puisi "Bianglala" di Banten TV. Dapat dibayangkan kiranya, betapa semaraknya Rumah Dunia. Kunjungan pelbagai pihak dalam rangka menambah ilmu maupun berbagi ilmu di Rumah Dunia menjadikan kian beragam dan berwarnanya kegiatan yang bergulir. Kami mulai merasa lahan di Rumah Dunia tak lagi cukup untuk menampung aspirasi kegiatan sekaligus pengunjung yang hadir. Sekarang luas Rumah Dunia menjadi 1000 meter persegi. Di atas lahan ini terdapat satu panggung utama serbaguna, satu ruangan sekretariat, satu ruang laboratorium komputer plus jaringan internet (hotspot), satu perpustakaan Lumbung Banten, satu perpustakaan anak-anak dan remaja, satu perpustakaan dewasa, satu ruang tidur relawan, satu ruang musik, satu dapur kering, kamar mandi dan toilet. Kegiatan-kegiatan Rumah Dunia pada saat ini tidak saja untuk "anggota" Rumah Dunia, melainkan untuk banyak kalangan, tidk hanua Seragn, tapi juga menjadi harapan warga Banten lainnya, bahkna kota-kota di seluruh Indonesia. Pada acara-acara tertentu, yang hadir bisa sampai 200 – 500 orang. Dengan keberadaan bangunan yang didirikan tanpa merusak pohon-pohon besar dan tanpa mengganggu tetangga diseputar Rumah Dunia, areal terbuka kini terasa makin sempit. Apalagi jika tiba giliran kegiatan "Panggung: Teater Untuk Semua', dimana secara bergiliran setiap sebulan sekali kelompok-kelompok teater sekolah dan kampus mementaskan karyanya di Rumah Dunia serta ditayangkan di Banten TV. Antusiasme warga Banten untuk menonton acara "Panggung" sangat tinggi. Areal Rumah Dunia jadi tidak memadai lagi. Maka kami melirik lahan kosong seluas 2873 M2 ( @ Rp. 250.000,-/M2 ) persis di pintu masuk ke Rumah Dunia, menjadi areal perluasan Rumah Dunia. Pertimbangan mencari tanah yang tak begitu jauh adalah aura dan aroma literasi yang telah terbentuk di lingkungan Rumah Dunia begitu kuat. Selain itu faktor kedekatan emosional masyarakat kampung Ciloang dan sekitarnya juga layak untuk dipikirkan. Kami berharap areal tanah tersebut dapat dibebaskan, untuk kemudian menjadi lahan kedua yang dapat menampung lebih banyak pengunjung. Sementara areal Rumah Dunia yang lama masih dapat dipergunakan untuk perpustakaan dan kegiatan reguler atau internal yang tidak membutuhkan ruang lapang. II. PROGRAM-PROGRAM RUMAH DUNIA Program Rumah Dunia mulai rutin digelar sejak 2002. Kegiatannya berupa stimulus dengan metode interaktif (diskusi). Semuanya ilakukn di udara terbuka. Teori dan praktek berjalan seiring. Semua kegiatan mengarah ke pedoman 4 ketrampilan berbahasa (bicara, mendengar, membaca, dan menulis). Kegiatannya adalah: II. 1. REGULER, SETIAP PEKAN: Kegiatan Rumah Dunia yang ditujukan untuk anak dan remaja diselenggarakan Minggu pagi (09.00-10.00 Wib), dan Senin sampai dengan Jumat, siang hingga sore hari, pukul 13.00 – 17.00 Wib. Terbagi dalam jadwal yang disebut dengan "wisata", agar anak-anak merasa tengah berwisata setiap kali mengikuti kegiatan. Kegiatan tersebut:
II. 2. PROGRAM UNGGULAN: Untuk pelajar, mahasiswa, guru, dosen disediakan kegiatan yang bersifat diskusi saling menukar gagasan dan pemikiran Kegiatan tahunan berskala lokal (Banten) tetap digelar; seperti "Pesta Anak", "Kado Lebaran", 'Pesta ulang Tahun Rumah Dunia", "Jumpa Pengarang" dengan mendatangkan pengarang nasional, bedah buku, diskusi pendidikan, politik, dan perayaan Agustusan dengan pertunjukkan seni "Keranda Merah Putih". Program unggulan lainnya: 1. Pusling (Perpustakaan Keliling): Rumah Dunia mengunjugi langsung kantung-kantung masyarakat setiap dua bulan sekali dengan bajay pemberian XL Care dan Yayasan Nurani Dunia dan motor keliling pemberiaan Murti Bunanta Foundation. 2. "Panggung Rumah Dunia: Teater Untuk Semua": Diluncurkan pada Januari 2009, adalah Pertunjukkan teater sekolah/kampus dan umum sebulan sekali. Ini adalah pembelajaran dengan metode pertunjukkan teater (mendengar dan berbicara). Diharapkan akan tumbuh cara berpikir baru yang kritis dan cerdas dalam menyikapi kehidupan. 3. Ode Kampung: Program nasional tahunan diluncurkan pada 2006, kini memasuki hajatan tahun keempat. Tahun 2009 ini akan mengusung tema unik "Ode Kampung #4: Temu Pecinta Indonesia". 4. Festival Marawis se-Banten, 5. Lomba Musikalisasi Puisi SMA dan perguruan tinggi 6. Antologi puisi: Dukungan Rumah Dunia kepada penulis lokal pun diwujudkan dalam bentuk penerbitan kumpulan puisi di bawah lini "Lumbung Banten". 7. Banten Book Fair" 8. Beasiswa Rumah Dunia digulirkan sejak 1998 di garasi rumah Dola Gong. Kemudian mulai dibentuk organisasinya sejak 3 Maret 2002. Resmi bernaung di bawah Yayasan Pena Dunia berakta notaris Fachrul Kesuma Dharma, SH dengan nomor 006 tanggal 12 Juni 2006, dan alamat di Komplek Hegar Alam No. 40, Serang – Banten. Sejak 2007 Rumah Dunia dikelola oleh: Presiden : Firman Venayaksa Sekretaris : Roy Goozly Bendahara : Muhzen Den Penanggung Jawab Perpustakaan : Nadrotul Ain dan Siti Sahauni Penanggung Jawab Lumbung Banten : Ibnu Adam Aviciena Penanggung Jawab Sastra dan Jurnalistik : Langlang Randhawa Penanggung Jawab Artistik : Piter Tamba/Rimba Alangalang Penanggung Jawab Teater : Dedi Setiawan Penanggung Jawab Film : Fery Benggala, RG Kedungkaban Penanggung Jawan Dokumentasi : Aji Setiakarya Penanggung Jawab IT : Awi Suling Penanggung Jawab Kegiatan Reguler : Oki Daroki, Rozy Kembara, Abdul Salam Penanggung Jawab Situs : Noval Ramsis dan Andre Birowo Unit Usaha : Gong Media Cakrawala Situs : www.rumahdunia. e-mail : rumahdunia@yahoo. youtube: http://www.youtube. Didukung Penasehat: Gola Gong, Tias Tatanka, Toto ST Radik, Wien Muldian, Andi Suhud Trisnahadi, NP Rahadian, Jaya Komarudin, Dadie RsN, MW Fauzi, H. Embay Mulya Syarief, U Saefudin Noor, Heru Hikayat, Halim HD, Bambang Q. Anees, Wati Wasito, DR Akhmad Mukhlis Yusuf, DR Zulkieflimansyah, Dodi Nandika, Muchtar Mandala, N Syamsudin Ch. Haesy, Fuad Hasyim, Mukoddas Syuhada, Iip Umar Rifai, Prof DR Yoyo Mulyana, , Aendra H Medita, Ariful Amir, Jodhi Yudono. Jaringan Kerja sama: Forum Lingkar Pena, Yayasan Tunas Cendekia, Forum Indonesia Membaca, 1001buku, Eco Village, Wongbanten, Perpusda Banten, Dindik Banten, Library@Senayan (Prepustakaan Diknas), Yayasan Nurani Dunia, Forum Taman Baca Indonesia, XL, Koperasi Jasa Keuangan Syariah "Ibu Mandiri", Mizan, Gramedia, Senayan Abadi, GIP, Salamadani, Tiga Serangkai, Sygma, Zikrul Hakim, Suhud Mediapromo, Rekonvasi Bhumi, Banten TV, Banten Raya Pos. IV. TUJUAN Sebagaimana dijelaskan di bagian "LATAR BELAKANG", Rumah Dunia terus berkembang. Mulai di depan garasi, dipindahkan ke saung kebun di belakang rumah, lalu menambah 500 meter persegi berikutnya. Dengan semakin banyaknya program dan semakin banyaknya partisipan dalam berbagai program, lahan Rumah Dunia kini terasa sudah tidak lagi mencukupi dan tidak lagi mampu menampung peserta dalam berbagai acara. Dengan demikian kami bermaksud menambah luas wilayah Rumah Dunia dengan membeli lahan di samping timur Rumah Dunia seluas 2873 meter persegi (dua kepemilikan)
Harga tanah Rp 250.000,-/M2, sehingga dana yang dibutuhkan untuk membeli lahan seluas 2873 M2 adalah: 2873 x Rp 250.000,- = Rp 718.250.000, Lahan seluas itu insya Allah akan digunakan untuk: 1. WC Umum 2. Kios Seni 3. Kios Jajanan Kampung 4. Lapangan Basket Mini 5. Gedung Kesenian 6. Panggung Terbuka 7. Gedung Perpustakaan 8. Kantor Sekretariat Para pemilik tanah memberi kesempatan dan waktu kepada kami selama 2 bulan (terhitung 1 Mei hingga 1 juli 2009) untuk mengumplkan sejumlah uang tersebut di atas. Maka kami membuat proposal ini untuk mengajak teman-teman yang peduli kepada literasi di Banten dan Indonesia umumnya. V. REKENING Rumah Dunia membutuhkan perluasan tanah 2873 M2 untuk pengembangan. Harga tanah Rp 250.000,-/M2, sehingga dana yang dibutuhkan untuk membeli lahan seluas 2873 M2 adalah: 2873 x Rp 250.000,- = Rp 718.250.000, Maka jika dana ini ditangani secara gotong royong, dengan asumsi setiap penyumbang membeli 1 M2 seharga Rp 250.000,- maka dibutuhkan 2873 orang penyumbang. Kami berharap sekali peran serta masuarakat, siapa pun dia, multi stake holder, untuk ikut serta dalam gerakan literasi local di Banten ini dengan menyedekahkan rezekinya dalam bentuk uang untuk dibelikan permeter peresgi tanah itu. Kami membuka rekening di beberapa bank: BRI Cabang Serang Atas nama : Yayasan Pena Dunia Cq. Heri Hendrayana Harris Nomor Rek. : 0084 – 01 – 034240 – 50 - 5 Bank MUAMALAT Cabang Serang Atas nama: Asih Purwaningtyas C. Nomor Rek. : 9085-999-799 BCA Cabang Serang Atas nama : Asih Purwaningtyas C. Nomor Rek. : 245-188-5733 VI. PENYUMBANG Jika ada penyumbang perorangan, insya Allah, apabila berkenan nama-nama penyumbang akan diabadikan di dinding atau sebuah monumen di areal Rumah Dunia. Sedangkan jika yang menyumban atas nama perusahaan atau yayasan atau lembaga lain, maka logonya akan kami tampilkan di areal Rumah Dunia, brosur, situs, liflet kegiatan, dan secara adlip di setiap kegiatan reguler Rumah Dunia. Daftar penyumbang: 1. Gola Gong Rp. 2.500.000,- 2. Tias Tatanka Rp. 2.500.000,- 3. Siapa menyusul? Jika ada yang berkenan menyumbang, setelah mentransfer mohon konfirmasi ke 081513310132 (Tias Tatanka), 08158895292 (Gola Gong), 085217014789 (Firman Venayaksa) D. PENUTUP Demikian permohonan ini kami ajukan. Terima kasih atas perhatian dan kerja samanya, semoga Allah SWT meridoi niat baik kita semua. Amiin. Serang, 20 April 2009 Yang mengajukan permohonan, Heri Hendrayana Harris Firman Venayaksa (Gola Gong) Presiden Rumah Dunia 2007 - 2012 Ketua Yayasan Pena Dunia |
Attachment(s) from gongmedia cakrawala
1 of 1 File(s)
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment