'Beksan' merupakan istilah kromo inggil untuk njoget, yang dalam bahasa Jawa yang berarti menari. Beksan bukan sekadar pelipur, namun juga sarat makna yang berangkat dari kejadian-kejadian yang dicermati oleh para leluhur.
Dalam Lelangen Beksan, Padneçwara menyajikan sejumlah tarian lepas yang sarat akan simbol. Beksan Noworetno; koreografi berdasarkan ragam bedhaya ini merupakan ungkapan permohonan pengayoman, keselamatan dan kedamaian dari Tuhan, dan yang dibawakan oleh sembilan penari dalam busana dan gerak sama. Kumolobumi; kisah pertempuran Adaninggar dari dataran China dan Kelaswara dari kerajaan Kelan: dua prajurit perempuan digdaya yang saling mempertahankan harkat, martabat dan cinta. Bondo Boyo; salah satu jenis wireng (tari khusus laki-laki) yang menggambarkan dua prajurit gagah, trampil dan tangguh dalam mengolah senjata dan tameng. Enggar Enggar; usaha Damarwulan untuk meyakinkan sang istri Anjasmara agar merelakan kepergiannya ke medan perang: sebuah tugas luhur dari Ratu Majapahit, Kencana Wungu, untuk menumpas pemberontakan Adipati Kerajaan Blambangan, Menakjinggo.
"Tarian yang disajikan dalam Lelangen Beksan kali ini menampilkan beragam warna. Beksan Noworetno mencerminkan sentuhan klasik dan halus dalam sebuah karya. Bondo boyo menampilkan aspek heroik tari Jawa yang ditampilkan oleh penari laki-laki. Warna lain juga hadir dalam Enggar-Enggar; di sini tampak bahwa tari Jawa pun mengenal tema percintaan, semacam 'love dance'. Dalam tari Kumolobumi yang nuansanya berbeda dari ketiga tari sebelumnya, pengembangan inovasi tari Jawa juga sangat terlihat. Keempat tarian lepas yang ditampilkan dari Lelangen Beksan ini menjadi salah satu pijakan yang dipergunakan dalam sebuah karya tari. Tetap mempertahankan bentuk-bentuk tradisi, namun di saat yang sama kami juga berusaha untuk menggali bentuk-bentuk baru," demikian menurut Retno Maruti, penari senior yang juga pengasuh dan pendiri Padneçwara.
Padneçwara merupakan kelompok tari yang didirikan pada bulan Maret 1976, dan telah menghasilkan sejumlah koreografi yang pantas dicatat di khasanah seni Nusantara; salah satunya adalah karya kolaborasi Retno Maruti dengan Bulantrisna Djelantik yang dipentaskan pada tahun 2006 yaitu Bedhaya Legong Calonarang. Padneçwara telah tampil di berbagai negara, di antaranya Singapura, Kamboja, Beijing-China dan Moskow-Rusia. Selama lebih dari tiga dasawarsa, Padneçwara memegang peranan penting di dunia tari klasik Jawa.
Lelangen Beksan pernah dipentaskan di Teater Luwes IKJ tahun 2008, dengan karya-karya: Srimpi Ludiromadu, Sekar Puri, Pamungkas, Beksan Noworetno dan Kelono. Pentas Lelangen Beksan di Teater Salihara kali ini akan didukung oleh sejumlah nama besar di dunia tari, di antaranya: Retno Maruti, Wahyu Santoso Prabowo, Rury Nostalgia, Hanny Herlina, Wati Gularso, Yuni Trisapto, Nungki Kusumastuti, dan Menul Sularto.
Pementasan ini akan diselenggarakan di Teater Salihara pada hari Jumat-Sabtu, 8-9 Mei 2009 pukul 20:00 WIB. Tiket seharga Rp 50.000,- (dan Rp 25.000,- khusus untuk Pelajar/Mahasiswa) dapat diperoleh langsung di Komunitas Salihara, atau reservasi melalui Natalie 0817-077-1913, Nike 0818-0730-4036, atau secara online melalui www.salihara.org.
No comments:
Post a Comment