Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: mulyawankarim@
Date: Mon, 25 May 2009 23:01:59 +0000
To: <muk@kompas.com>
Subject: Fw: [fkai_org] KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURES VI/2009: "Memahami Indonesia yang 'Asing': Realitas Sosial-Budaya di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia"
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Yayasan FKAI
Date: Mon, 25 May 2009 09:46:09 +0700
To: <fkai_org@yahoogroup
Subject: [fkai_org] KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURES VI/2009: "Memahami Indonesia yang 'Asing': Realitas Sosial-Budaya di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia"
Forum Kajian Antropologi Indonesia (FKAI) bersama Departemen Pertahanan RI, Departemen Luar Negeri RI dan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga RI Mengundang Bapak/Ibu/Saudara untuk Menghadiri Acara
KOENTJARANINGRAT MEMORIAL LECTURES VI/2009
"Memahami Indonesia yang 'Asing':
Realitas Sosial-Budaya di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia"
Gedung Kapten Pierre Tandean lantai 9,Departemen Pertahanan RI
Jl. Medan Merdeka Barat No. 13-14/Tanang Abang Timur no. 4 (Akses alternatif), Jakarta Pusat
KEYNOTE SPEAKER
Prof. Dr. Juwono Sudarsono (Menteri Pertahanan Republik Indonesia)
PEMBICARA
"Kendala-kendala Sosial dalam Manajemen Perbatasan: Perspektif Joint GBC Malaysia-Indonesia"
2. Dr. Ir. Suprayoga Hadi Msp (Direktur Kawasan Khusus dan Daerah Tertinggal BAPPENAS)
3. Dr. Riwanto Tirtosudarmo (Pusat Studi Masyarakat dan Budaya LIPI)
"Mobilitas Penduduk di Wilayah Perbatasan: Menggagas Sebuah Perspektif Baru"
4. Dr. Dave Lumenta (FKAI / Pusat Kajian Antropologi FISIP UI)
(Diharapkan mengkonfirmasi kedatangan terlebih dahulu)
Biaya: Rp. 50.000 (sudah termasuk buku "Perspektif Budaya" - Kumpulan Makalah
Koentjaraningrat Memorial Lectures I-V/2004-2009, seminar kit, sertifikat, santap siang dan refreshment)
Abstrak
Perbatasan negara kerap dibayangkan sebagai kumpulan-kumpulan garis-garis imajiner di atas peta yang dianggap sakral, baku dan memiliki kekuatan legal-formal untuk memisahkan kedaulatan teritorial, politis, ekonomi dan hukum yang membedakan negara satu dari yang lainnya. Secara budaya, garis perbatasan dianggap pembeda identitas nasional masyarakat negara yang satu dari yang lainnya. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki perbatasan internasional terbanyak di Asia Tenggara (Selain berbatasan di darat dengan Malaysia, Timor Leste dan Papua Niugini, Indonesia memiliki persinggungan perbatasan maritim maupun batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dengan Singapura, India, Thailand, Vietnam, Filipina, Palau, Australia maupun wilayah Pasifik Barat di bawah mandat Amerika Serikat.).
....
Diskusi ini bertujuan untuk mencari berbagai alternatif pendekatan dalam ilmu-ilmu sosial, humaniora maupun governance dalam mengkaji dan memahami wilayah perbatasan Indonesia - Malaysia. Pedekatan pendekatan baru diharapkan bisa memperkaya rekomendasi bagi para pembuat kebijakan yang tepat untuk wilayah wilayah perbatasan. Misalnya, apakah pendekatan keamanan masih tepat untuk memahami wilayah perbatasan? Apakah sebuah pemahaman teritorial di luar unit analisis 'negara' diperlukan – dan apa implikasinya bagi metodologi penelitian dan kebijakan? Apakah praksis penelitian maupun intervensi kebijakan harus lebih berorientasi transnasional? Apakah masyarakat maupun aparat pemerintahan lokal perlu diberi peranan lebih besar dalam perumusan kebijakan pengembangan kawasan perbatasan? Bagaimana studi di perbatasan bisa mengungkap posisi maupun relasi Indonesia dalam konteks regional yang lebih luas?
FORUM KAJIAN ANTROPOLOGI INDONESIA
Jl. Babakan Madang no. 15 Sentul Selatan, Bogor
Telp:021-87951243, 021-70243304,
Fax: 021-87950103
E-mail: yayasan.fkai@
myletter@indosat.
--
FORUM KAJIAN ANTROPOLOGI INDONESIA
Jl. Babakan Madang no. 15 Sentul Selatan, Bogor
Telp:021-87951243, 021-70243304,
Fax: 021-87950103
E-mail: yayasan.fkai@
myletter@indosat.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment