Ketika Travelers Ramai-ramai Bikin Buku Kemasi Selimut dan Bantalmu dan Lihatlah Dunia! Potongan nasihat yang cukup provokatif itu menginspirasi banyak traveler untuk mengunjungi sudut-sudut dunia, meski dengan budget terbatas. Perjalanan ke berbagai tempat, oleh beberapa trevelers, tidak hanya disimpan sebagai kenangan pribadi, namun dibagi-bagi kepada yang lain melalui buku. LUTFI RAKHMAWATI, Jogja --- Dalam ekspektasi banyak masyarakat Indonesia, luar negeri selalu identik dengan keindahan, eksotisme yang sophisticated, dan dunia yang serba lebih canggih dari dunia dalam negeri. Menjadi traveler selama puluhan tahun dan mengunjungi 37 negara ternyata tidak membuat Trinity berpikiran begitu. Baginya, Indonesia tetap negara lanskap paling indah, eksotis, dan homy. Hanya saja, potensi pariwisata dan kemasan yang dibuat pemerintah untuk mempromosikan kurang. Infrastruktur pun kurang terbangun. Padahal dari segi obyek wisata, tidak ada yang menyaingi keindahan Indonesia. Suatu hari, ketika mengunjungi Puerto Rico, Trinity mengikuti sebuah tour. Ketika mobil tour mereka berhenti di satu tempat, semua turis yang ada di dalam bis berbondong-bondong turun. Setelah itu, pemandu wisata memperkenalkan obyek wisata andalan daerah itu. Ternyata, yang menjadi obyek wisata utama di daerah itu adalah pohon pisang! Kontan saja, Trinity langsung kehilangan minat dan memilih diam di dalam mobil. Ketika ditanya, dia menjawab singkat. "Yang begituan (pohon pisang) di halaman belakang rumah saya juga banyak!". Sambil berucap begitu, dia berpikir, alangkah sayangnya obyek wisata di Indonesia. tempat-tempat di sini jauh lebih menarik dari sekedar sederetan pohon pisang. "Saya jadi sedikit sedih. Indonesia yang punya banyak tempat indah, kalah sama pohon pisang. Mereka mengemas pariwisata lokal dengan sangat bagus. Kita dengan Malaysia saja kalah. Padahal apa yang dipunya Malaysia tidak ada apa-apa dibanding Indonesia," tutur pengarang buku the Naked Traveler ini. Kemarin (21/5), Trinity bersama dengan dua pengarang buku Negeri Van Oranje Adept Widiarsa dan Wahyuningrat menghadiri acara meet and greet di Gramedia Plaza Ambarukmo. Dalam acara itu, Trinity tidak hanya membagi tips bepergian ke luar negeri dengan budget terbatas, tapi juga tips memilih waktu. Sebagai pekerja kantoran, dia tidak bisa seenaknya pergi berlibur. Perencanaan harus dibuat jauh-jauh hari dengan memperhatikan banyak hal. "Kalau mau ambil cuti, pilih yang dekat-dekat dengan long weekend, jadi bisa lama. Jika ingin bepergian ke luar negeri, semua hal harus disiapkan jauh-jauh hari seperti tiket pesawat dan informasi negara," paparnya. Bepergian ke luar negeri, menurutnya, tidak hanya berisi hal-hal menyenangkan saja. Di dalam bukunya, dia juga mengingatkan para traveler agar selalu siap menghadapi hal-hal di luar dugaan. "Saya ingin mengingatkan saja, tidak semua perjalanan menyenangkan. tapi dari perjalanan yang tidak menyenangkan pun, kita bisa memetik pelajaran. Intinya, semua perjalanan pasti membuat kita tambah kaya secara pemikiran dan wawasan. Karena itu, saya selalu encourage orang untuk bepergian," ujar wanita yang mendapat beasiswa bisnis di Filipina ini. Menjadi seorang traveler juga membawa perubahan dalam hidupnya. Dia harus membiasakan diri menabung agar bisa membiayai seluruh perjalanannya sendiri. "Percaya deh sama saya, tidak ada perjalanan yang lebih menyenangkan selain jalan-jalan dengan duit sendiri," tambahnya. Dua dari empat penulis Negeri Van Oranje yang hadir sore itu, Adept Widiarsa dan Wahyuningrat berkata menjadi mahasiswa di Eropa menuntut banyak hal. Kita dituntut untuk beradaptasi dengan musim, biaya hidup yang tinggi, dan budaya sosial yang berbeda. "Tapi saya harus bilang, orang Indonesia itu mudah beradaptasi dibanding dengan rekan-rekan dari negara lain. kita tidak butuh waktu lama untuk bisa berdamai dengan keadaan yang tidak senyaman di negeri sendiri," tutur Adept. Membawa identitas kebangsaan di negeri orang, menurut Wahyu, bisa memberi banyak nilai lebih. Saat dia berjalan-jalan memakai kaos bertuliskan Klub Ade Rai, beberapa orang Indonesia yang kebetulan bertemu dengannya langsung menawarinya makan siang. "Makannya, jangan ragu memakai atribut yang khas Indonesia. Berada jauh dari negeri sendiri membuat sesama orang Indonesia dekat dan mau saling bantu," paparnya. *** sumber: http://www.jawapos. kunjungi juga: www.negerivanoranje ------------ PT BENTANG PUSTAKA Jl. Pandega Padma No. 19 Yogyakarta 55284 Indonesia ------------ |
__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
MARKETPLACE
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
No comments:
Post a Comment