http://www.salihara Workshop, Masterclass dan Konser Musik Kontemporer POW Ensemble, Belanda
Selasa-Kamis, 2-4 Juni 2009, 09:00-17:00 WIB WORKSHOP KOMPOSISI dan MASTERCLASS GITAR di Serambi Salihara dan Teater Salihara GRATIS Untuk pendaftaran, hubungi Cantus di 021-750-3161
Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB Konser STRANGE ATTRACTORS di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB CERPENIS+… Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana di Teater Salihara GRATIS
Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB Teater ARUK GUGAT Teater Satu, Lampung di Teater Salihara HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Seri Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME di Serambi Salihara GRATIS
Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme Klasik Hingga Posmodern Pembicara: Bambang Sugiharto (dosen filsafat di Universitas Parahyangan,
Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dan Anti-Humanisme Pembicara: F. Budi Hardiman (dosen filsafat di STF Driyarkara)
Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Pembicara: Goenawan Mohamad (esais dan peminat filsafat)
Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Islam Pembicara: Luthfi Assyaukanie (koordinator Jaringan Islam Liberal)
Sinopsis
Konser STRANGE ATTRACTORS POW Ensemble, Belanda Teater Salihara Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)
Dua buah komputer dan sebuah gitar elektrik, dimainkan oleh musisi-musisi berkelas vituoso, menciptakan sebuah dimensi bunyi unik yang merangkai kejernihan musikal dengan kekayaan bebunyian dan tekstur. Gitar elektrik merupakan suatu intrumen hibrida yang memiliki sifat setengah akustik, setengah elektronik. Sebagai penyeimbang kedua dunia, gitar menjadi pasangan yang cocok untuk seluruh rangkaian komputer. Komputer, sebagai pengolah efek yang kompleks dan canggih, mampu memanipulasi dan mengubah bunyi gitar, jauh lebih baik dari efek-efek biasa yang dihasilkan seperti distorsi. Komputer-komputer yang ada juga dapat berfungsi sebagai suatu ansambel yang menghasilkan bebunyian yang kaya. Tiap komputer yang digunakan memiliki satu set speaker, begitu pula dengan gitar elektriknya. Dengan demikian, tercipta atmosfer semi-akustik yang memberikan seluruh instrumen kualitas jernih dan intim khas musik kamar. Sebuah suatu terobosan baru dalam cakupan musik kamar abad 21!
POW Ensemble, dibentuk pada tahun 2001 oleh komponis/saksofonis asal Belanda Luc Houtkamp, merupakan sebuah ansambel kamar abad 21, yang menggunakan perangkat elektronik dan komputer sebagai intrumen musik. Musik elektronik dan musik komputer bukan merupakan suatu
Dalam pementasan Strange Attractors, POW Ensemble akan membawakan karya-karya Alwynne Pritchard, Gabriel Provokiev, Chad Langford, Tomohisa Hashimoto, serta karya Luc Houtkamp dan Guy Harries.
Sebelum pementasan, akan diadakan lokakarya komposisi dan kursus gitar oleh POW Ensemble, selama tiga hari berturut-turut di Serambi Salihara dan Teater Salihara. Gratis dan terbuka untuk umum! Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Cantus di 021-750-3161. Program ini didukung oleh Netherlands Funds for Performing Arts+ (NFPK+).
CERPENIS+… Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana Teater Salihara Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB GRATIS
Acara pembacaan karya sastra di Komunitas Salihara kali ini menampilkan sejumlah penulis cerita pendek yang juga dikenal sebagai figur publik di luar lapangan sastra. Mereka sudah lama berkarya, sembari mengerjakan pekerjaan sehari-hari di bidang masing-masing. Bondan Winarno tersohor sebagai seorang gourmet yang aktif mengadakan perjalanan kuliner; Bre Redana bekerja sebagai redaktur seni dan budaya; Debra H. Yatim aktif menggerakkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat; Jujur Prananto berkiprah sebagai penulis skenario film; dan Veven Sp. Wardhana banyak bergiat sebagai pengamat media dan gaya hidup urban. Adakah pengaruh dari bidang pekerjaan yang mereka geluti terhadap karya sastra mereka? Bagaimana para sastrawan itu menemukan kekhasan "suara" masing-masing lewat karya-karya mereka? Hadiri dan simak penampilan mereka di Teater Salihara.
Teater ARUK GUGAT Teater Satu, Lampung Teater Salihara Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB HTM Rp 50.000,- Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas) Aruk adalah seorang anak yatim yang jujur, namun malas dan bodoh. Aruk diharapkan mampu mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga yang telah hancur sejak kematian sang ayah. Maka, Emak pun menitipkan Aruk di rumah pamannya, Sirajudin bergelar Pangeran Si Angan-Angan yang kelak akan mendidik Aruk dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal hidup. Aruk mengawali kariernya di bidang militer. Namun ia dikeluarkan, karena menolak mengikuti ujian menembak. Alasan Aruk: jika ia pandai menembak maka nanti akan menembak siapa saja. Gagal jadi prajurit, Aruk berkerja sebagai nelayan. Kali ini ia gagal lagi karena tak pandai menangkap ikan; setiap ia melihat laut, Aruk berhayal menjadi kapten kapal perang. Kemudian Aruk mencoba menjadi pengarang. Namun hanya beberapa kali karyanya dimuat di Semua kegagalan itu meledakkan amarah Aruk. Ia pun menggugat segala sesuatu yang dianggapnya makin brengsek dan tak memberi kesempatan sedikit pun untuk kejujuran dan kepolosan. Ia menggugat karena sistem sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, hanya memberi tempat yang layak bagi para penipu.
Teater Satu didirikan pada 18 Oktober 1996. Sebagian besar anggota berasal dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, dan para pekerja seni yang berusia antara 16-50 tahun. Sejak berdiri hingga saat ini telah mementaskan lebih dari 50 pertunjukan lakon yang ditulis oleh pengarang Indonesia maupun luar negeri seperti Lysistrata karya Aristophanes, Umang-Umang, Kapai-Kapai, Prita Isteri Kita, Kisah Cinta dan Lain-lain, Pada Suatu Hari, karya Almarhum Arifin C. Noor, Waiting for Godot karya Samuel Beckett, Antigone karya Jean Anouilh, Perempuan di Titik Nol, karya Nawal El Saadawi (Adaptasi Sitok Srengenge), Bumi Manusia Novel karya Pramoedya Ananta Toer (Adaptasi Faiza Marzoeki). Tiga kali mendapat program Hibah Seni Yayasan Kelola (tahun 2002, 2004, dan 2009). Meraih GKJ Award tahun 2003 dalam ajang Festival Teater Alternatif Indonesia untuk kategori Naskah Terbaik I, Sutradara Terbaik III, Grup Terbaik III, dan Aktris Terbaik ke-II melalui lakon Nostalgia Sebuah Kota karya/sutradara Iswadi Pratama. Prestasi terakhir: dinobatkan sebagai Grup Teater Terbaik
Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME
Serambi Salihara GRATIS
Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme Klasik Hingga Posmodern Pembicara: Bambang Sugiharto, dosen Filsafat di Universitas Parahyangan
Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dan Anti-Humanisme Pembicara: F. Budi Hardiman, dosen Filsafat di STF Driyarkara
Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Pembicara: Goenawan Mohamad, budayawan dan peminat filsafat
Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Islam Pembicara: Luthfi Assyaukanie, koordinator Jaringan Islam Liberal
Tema humanisme selalu menarik untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak usang. Untuk itulah, Komunitas Salihara ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan
Tema "Humanisme Klasik Hingga Posmodern" diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, untuk memberikan relevansi memperbincangkan tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku di atas: isu yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman? Bukankah ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap humanisme, yang dikenal sebagai "anti-humanisme"?
Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—"berbagai serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat 'humanistik' juga"?
Sementara tema "Humanisme dan Anti-Humanisme" diharapkan mengulas dua tema utama. Pertama, bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua, mengapa muncul gelombang kritik terhadap humanisme yang disebut "anti-humanisme"?
Tema "Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh
"Humanisme dalam Pemikiran Islam" ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan disertasinya tentang Naz'ah al-Ansanah fi al-Fikr al-'Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca perkembangan ide humanisme di Barat?
Reservasi dan Informasi: Natalie 0817-077-1913 Nike 0818-0730-4036 (Tiap Senin-Sabtu, 10:00-19:00 WIB)
Komunitas Salihara Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Tel. 021-789-1202, Faks. 021-781-8849 |
Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment