Thursday, May 28, 2009

[ac-i] Program Salihara bulan Juni 2009



http://www.salihara.org/main.php?type=detail&module=news&menu=child&parent_id=16&id=202&item_id=709


Workshop, Masterclass dan Konser Musik Kontemporer

POW Ensemble, Belanda

 

Selasa-Kamis, 2-4 Juni 2009, 09:00-17:00 WIB

WORKSHOP KOMPOSISI dan MASTERCLASS GITAR

di Serambi Salihara dan Teater Salihara

GRATIS

Untuk pendaftaran, hubungi Cantus di 021-750-3161

 

Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB

Konser STRANGE ATTRACTORS

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,-

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB

CERPENIS+…

Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana

di Teater Salihara

GRATIS

 

Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB

Teater ARUK GUGAT

Teater Satu, Lampung

di Teater Salihara

HTM Rp 50.000,-

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Seri Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME

di Serambi Salihara

GRATIS

 

Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme Klasik Hingga Posmodern

Pembicara: Bambang Sugiharto (dosen filsafat di Universitas Parahyangan, Bandung)

 

Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dan Anti-Humanisme

Pembicara: F. Budi Hardiman (dosen filsafat di STF Driyarkara)

 

Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer

Pembicara: Goenawan Mohamad (esais dan peminat filsafat)

 

Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Islam

Pembicara: Luthfi Assyaukanie (koordinator Jaringan Islam Liberal)

 

 

Sinopsis

 

Konser STRANGE ATTRACTORS

POW Ensemble, Belanda

Teater Salihara

Jumat-Minggu, 5-7 Juni 2009, 20:00 WIB

HTM Rp 50.000,-

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Dua buah komputer dan sebuah gitar elektrik, dimainkan oleh musisi-musisi berkelas vituoso, menciptakan sebuah dimensi bunyi unik yang merangkai kejernihan musikal dengan kekayaan bebunyian dan tekstur. Gitar elektrik merupakan suatu intrumen hibrida yang memiliki sifat setengah akustik, setengah elektronik. Sebagai penyeimbang kedua dunia, gitar menjadi pasangan yang cocok untuk seluruh rangkaian komputer. Komputer, sebagai pengolah efek yang kompleks dan canggih, mampu memanipulasi dan mengubah bunyi gitar, jauh lebih baik dari efek-efek biasa yang dihasilkan seperti distorsi. Komputer-komputer yang ada juga dapat berfungsi sebagai suatu ansambel yang menghasilkan bebunyian yang kaya. Tiap komputer yang digunakan memiliki satu set speaker, begitu pula dengan gitar elektriknya. Dengan demikian, tercipta atmosfer semi-akustik yang memberikan seluruh instrumen kualitas jernih dan intim khas musik kamar. Sebuah suatu terobosan baru dalam cakupan musik kamar abad 21!

 

POW Ensemble, dibentuk pada tahun 2001 oleh komponis/saksofonis asal Belanda Luc Houtkamp, merupakan sebuah ansambel kamar abad 21, yang menggunakan perangkat elektronik dan komputer sebagai intrumen musik. Musik elektronik dan musik komputer bukan merupakan suatu gaya musik, tetapi memiliki potensi untuk bergerak di antara banyak gaya dan tradisi musik, dan dapat melompati batas-batasnya. Para musisi mempergunakan improvisasi, pemrosesan langsung, dan interaksi dengan instrumen musik lain, baik elektronik maupun akustik. Dengan menghubungkan komputer kedalam suatu jaringan interaktif, para musisi dan instrumen saling berinteraksi satu sama lain. Selain Luc Houtkamp (komputer, elektronik), anggota lain adalah Guy Harries (komputer, elektronik) dan Wiek Hijmans (gitar elektrik).

 

Dalam pementasan Strange Attractors, POW Ensemble akan membawakan karya-karya Alwynne Pritchard, Gabriel Provokiev, Chad Langford, Tomohisa Hashimoto, serta karya Luc Houtkamp dan Guy Harries.

 

Sebelum pementasan, akan diadakan lokakarya komposisi dan kursus gitar oleh POW Ensemble, selama tiga hari berturut-turut di Serambi Salihara dan Teater Salihara. Gratis dan terbuka untuk umum! Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Cantus di 021-750-3161. Program ini didukung oleh Netherlands Funds for Performing Arts+ (NFPK+).

 

 

CERPENIS+…

Bondan Winarno, Bre Redana, Debra H. Yatim, Jujur Prananto, Veven Sp. Wardhana

Teater Salihara

Jumat, 12 Juni 2009, 20:00 WIB

GRATIS

 

Acara pembacaan karya sastra di Komunitas Salihara kali ini menampilkan sejumlah penulis cerita pendek yang juga dikenal sebagai figur publik di luar lapangan sastra. Mereka sudah lama berkarya, sembari mengerjakan pekerjaan sehari-hari di bidang masing-masing. Bondan Winarno tersohor sebagai seorang gourmet yang aktif mengadakan perjalanan kuliner; Bre Redana bekerja sebagai redaktur seni dan budaya; Debra H. Yatim aktif menggerakkan sejumlah lembaga swadaya masyarakat; Jujur Prananto berkiprah sebagai penulis skenario film; dan Veven Sp. Wardhana banyak bergiat sebagai pengamat media dan gaya hidup urban. Adakah pengaruh dari bidang pekerjaan yang mereka geluti terhadap karya sastra mereka? Bagaimana para sastrawan itu menemukan kekhasan "suara" masing-masing lewat karya-karya mereka? Hadiri dan simak penampilan mereka di Teater Salihara.

 

 

Teater ARUK GUGAT

Teater Satu, Lampung

Teater Salihara

Jumat-Sabtu, 19-20 Juni 2009, 20:00 WIB

HTM Rp 50.000,-

Pelajar/Mahasiswa Rp 25.000,- (tempat terbatas)

 

Aruk adalah seorang anak yatim yang jujur, namun malas dan bodoh. Aruk diharapkan mampu mengangkat kembali harkat dan martabat keluarga yang telah hancur sejak kematian sang ayah. Maka, Emak pun menitipkan Aruk di rumah pamannya, Sirajudin bergelar Pangeran Si Angan-Angan yang kelak akan mendidik Aruk dengan berbagai keterampilan dan pengetahuan sebagai bekal hidup.

Aruk mengawali kariernya di bidang militer. Namun ia dikeluarkan, karena menolak mengikuti ujian menembak. Alasan Aruk: jika ia pandai menembak maka nanti akan menembak siapa saja. Gagal jadi prajurit, Aruk berkerja sebagai nelayan. Kali ini ia gagal lagi karena tak pandai menangkap ikan; setiap ia melihat laut, Aruk berhayal menjadi kapten kapal perang. Kemudian Aruk mencoba menjadi pengarang. Namun hanya beberapa kali karyanya dimuat di surat kabar lokal, setelah itu tak satu pun karyanya dimuat karena semua ceritanya tentang ikan. Gagal sebagai pengarang, Aruk mencalonkan diri sebagai pamong. Berbekal pengaruh pamannya di masyarakat, Aruk berhasil mendapatkan kedudukan itu. Namun, sejak itu juga tak satu pun warganya yang mau menghadiri rapat desa. Aruk frustrasi dan memanggil seluruh warga untuk menyaksikan pengunduran dirinya.

 

Semua kegagalan itu meledakkan amarah Aruk. Ia pun menggugat segala sesuatu yang dianggapnya makin brengsek dan tak memberi kesempatan sedikit pun untuk kejujuran dan kepolosan. Ia menggugat karena sistem sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, hanya memberi tempat yang layak bagi para penipu.

 

Teater Satu didirikan pada 18 Oktober 1996. Sebagian besar anggota berasal dari pelajar, mahasiswa, masyarakat umum, dan para pekerja seni yang berusia antara 16-50 tahun. Sejak berdiri hingga saat ini telah mementaskan lebih dari 50 pertunjukan lakon yang ditulis oleh pengarang Indonesia maupun luar negeri seperti Lysistrata karya Aristophanes, Umang-Umang, Kapai-Kapai, Prita Isteri Kita, Kisah Cinta dan Lain-lain, Pada Suatu Hari, karya Almarhum Arifin C. Noor, Waiting for Godot karya Samuel Beckett, Antigone karya Jean Anouilh, Perempuan di Titik Nol, karya Nawal El Saadawi (Adaptasi Sitok Srengenge), Bumi Manusia Novel karya Pramoedya Ananta Toer (Adaptasi Faiza Marzoeki). Tiga kali mendapat  program Hibah Seni Yayasan Kelola (tahun 2002, 2004, dan 2009). Meraih GKJ Award tahun 2003 dalam ajang Festival Teater Alternatif Indonesia untuk kategori Naskah Terbaik I, Sutradara Terbaik III, Grup Terbaik III, dan Aktris Terbaik ke-II melalui lakon Nostalgia Sebuah Kota karya/sutradara Iswadi Pratama.  Prestasi terakhir: dinobatkan sebagai Grup Teater Terbaik Indonesia tahun 2008 versi majalah Tempo melalui pertunjukan Perempuan di Titik Nol dalam Festival Salihara 2008.

 

Kuliah Umum MEMIKIRKAN ULANG HUMANISME

 

Serambi Salihara

GRATIS

 

Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme Klasik Hingga Posmodern

Pembicara: Bambang Sugiharto, dosen Filsafat di Universitas Parahyangan Bandung

 

Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dan Anti-Humanisme

Pembicara: F. Budi Hardiman, dosen Filsafat di STF Driyarkara

 

Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Syahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer

Pembicara: Goenawan Mohamad, budayawan dan peminat filsafat

 

Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB

Humanisme dalam Pemikiran Islam

Pembicara: Luthfi Assyaukanie, koordinator Jaringan Islam Liberal

 

Tema humanisme selalu menarik untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak usang. Untuk itulah, Komunitas Salihara ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan Bandung (September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk mengulas tema penting ini.

 

Tema "Humanisme Klasik Hingga Posmodern" diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, untuk memberikan relevansi memperbincangkan tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku di atas: isu yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman? Bukankah ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap humanisme, yang dikenal sebagai "anti-humanisme"?

 

Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—"berbagai serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat 'humanistik' juga"?

 

Sementara tema "Humanisme dan Anti-Humanisme" diharapkan mengulas dua tema utama. Pertama, bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua, mengapa muncul gelombang kritik terhadap humanisme yang disebut "anti-humanisme"?

 

Tema "Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia" adalah sebuah pelacakan terhadap percakapan humanisme dalam pemikiran tokoh-tokoh Indonesia seperti: Soekarno, Hatta, Syahrir Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer. Bagaimana kelima orang ini memahami humanisme dan menuangkannya dalam karya-karya mereka, serta bagaimana mereka memandang dan menggagas Indonesia melalui perspektif humanisme.

 

"Humanisme dalam Pemikiran Islam" ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan disertasinya tentang Naz'ah al-Ansanah fi al-Fikr al-'Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca perkembangan ide humanisme di Barat? 

 

Reservasi dan Informasi:

Natalie 0817-077-1913

Nike 0818-0730-4036

(Tiap Senin-Sabtu, 10:00-19:00 WIB)

 

Komunitas Salihara

Jl. Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Tel. 021-789-1202, Faks. 021-781-8849

www.salihara.org

 



Yahoo! Mail Sekarang Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya!

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Yahoo! Groups

Cats Group

Join a group for

cat owners like you

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment