Saut Situmorang dari dulu memperhatikan kebudayaan. sayang, Saut tidak tertarik mencalonkan diri. FajroelRachmna juga memperhatikan kebudayaan. Sayang, calon ibdependen... Kita semua memperhatikan kebudayaan, mungkin sebaiknya kita rame-rame saja mendeklaraasikan sebagai calon presiden...
tetap semangat siapa pun presidennya, yang penting kita merdeka gg
--- On Mon, 6/1/09, wahyudi yudi <wahyudibaca@yahoo.com> wrote:
From: wahyudi yudi <wahyudibaca@yahoo.com> Subject: [ac-i] SBY Akan Perhatikan Budaya To: Date: Monday, June 1, 2009, 2:28 AM
SBY Akan Perhatikan Budaya Friday, 29 May 2009 JAKARTA (SI) – Calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono berpendapat, perhatian pemerintah terhadap kebudayaan nasional selayaknya terus ditingkatkan seiring membaiknya perekonomian.
"Setiap kepala negara selalu ingin memerhatikan kebudayaan,meski sampai saat ini belum sampai pada hal yang diinginkan.Tetapi kalau terpilih kembali sebagai presiden, saya punya semangat memajukan kebudayaan," kata SBY saat memaparkan visi-misi dalam dialog Presiden dan Kebudayaan yang diselenggarakan oleh Federasai Teater Indonesia (FTI) di Graha Bakti Budaya,Taman Ismail Marzuki (TIM),Jakarta, kemarin.
SBY berharap kebudayaan lima tahun mendatang di negeri ini dapat memiliki jati diri, karakter, dan budaya nasional yang menjadi pilar dan dorongan agar Indonesia menjadi negara yang maju, bermartabat, dan sejahtera.Menurut SBY, Indonesia modern dan maju adalah Indonesia yang tidak kehilangan jati diri dan karakternya. Untuk mencapai ke arah itu, diperlukan strategi, aksi, dan langkah-langkah yang konkret baik pada tingkat nasional maupun tingkat daerah.
"Bagaimanapun, karakter, jati diri, dan budaya bangsa harus diperkuat dengan cara yang tentu dapat kita pilih," ujar SBY Pasangan capres SBY-Boediono sore kemarin menghadiri dialog yang diselenggarakan oleh seniman dan budayawan Indonesia di gedung Graha Bakti Budaya Taman Ismail Marzuki.Kehadiran pasangan SBY-Boediono merupakan pasangan capres yang terakhir memenuhi undangan seniman dan Budayawan, setelah pasangan JKWiranto dan Megawati-Prabowo pada hari Minggu lalu.
Acara yang berlangsung selama hampir 1,5 jam dipandu langsung oleh Vivi Alayda Yahya dan Norca M Massardi. Empat budayawan ternama dihadirkan sebagai panelis dalam dialog itu, dan masing-masing memberikan dua pertanyaan secara bergiliran kepada pasangan SBY-Boediono yang terbagi dalam dua sesi. Keempat budayawan tersebut adalah Taufik Abdullah, Komaruddin Hidayat, Radar Panca Dahana, Taufik Ismail,dan Abdul Hadi.
Disaksikan langsung oleh para pimpinan partai pendukung koalisi, pasangan SBY-Boediono menjawab dengan gamblang semua pertanyaan panelis dan memberikan berbagai solusi serta masukan tentang kebudayaan Indonesia ke depan.SBY-Boediono sempat meminta saran dari para panelis, bagaimana memajukan budaya bangsa yang selama ini dinilai masih minim dalam kehidupan masyarakat.
Mulai dari arti kebudayaan di mata SBY-Boediono sampai perlunya sebuah undang-undang kebudayaan untuk memajukan budaya di dalam negeri, menjadi sebuah dialog yang menarik untuk disimak.Pertanyaan panelis yang cukup dalam memunculkan sebuah menu baru yang menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan ke depan. Selama empat tahun pemerintahannya, kata SBY, kebudayaan di Tanah Air mengalami kemajuan yang signifikan. Hal itu dapat tercermin dari bangkitnya industri perfilman dan industri kreatif masyarakat yang mulai meluas dan menjadi tren akhirakhir ini.
Kemampuan ekonomi kreatif tersebut menurutnya harus terus didorong untuk menghidupkan kembali kebudayaan daerah, serta mampu meningkatkan pendapatan daerah. "Ekonomi kreatif, ekonomi berbasis budaya harus kita letakkan pada konteksnya yang benar. Bukan komersialisasi budaya untuk tujuan yang negatif, tetapi bagaimana keunggulan kita harus didayagunakan untuk kemakmuran rakyat dan untuk kesejahteraan pelaku budaya itu sendiri, yang barangkali belum mendapatkan atensi yang sungguh-sungguh," ujar SBY.
Sementara itu, Boediono mengatakan memang dibutuhkan sebuah korelasi antara pembangunan ekonomi dan kebudayaan.Dengan tumbuhnya pembangunan ekonomi, kebudayaan juga bisa berkembang dengan baik."Tanpa pembangunan ekonomi,kebudayaan di awang-awang,"tandasnya. Menjawab tentang anggaran dalam APBN untuk kebudayaan yang sangat minim, Boediono mengatakan rumusan APBN tidak hanya diajukan oleh pemerintah, tapi juga dibahas bersama oleh DPR.
Untuk meningkatkan anggaran kebudayaan, budayawan diharapkan dapat melobi DPR agar anggaran yang dibutuhkan dapat terealisasi. Presiden Federasi Teater Indonesia Radar Panca Dahana pada kesempatan itu mengeluhkan minimnya anggaran kebudayaan yang hanya 0,001% dari APBN atau sekitar Rp500 miliar. Hal ini dia nilai sangat jauh dari memadai, mengingat kebutuhan untuk memajukan sebuah kebudayaan membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Malaysia itu punya anggaran sebesar Rp1 triliun hanya untuk promosi wisata, sedangkan Singapura Rp2 triliun. Kebudayaan harus jadi fundamental kita.Paling tidak untuk memajukannya, kita harus membuat pertemuan puncak (summit) khusus tentang kebudayaan,"paparnya. (rarasati syarief)
http://www.seputar- indonesia. com/edisicetak/ content/view/ 242505/
my facebook: | New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you've always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does!
|
No comments:
Post a Comment