Dengan hormat,
Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada Pembukaan Festival Seni Bantengan 2010 pada
Selasa, 11 Mei 2010 pukul 08.00 wib
di Lapangan Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
Acara berlangsung s.d 13 Mei 2010.
Diikuti 31 kelompok @ 16 orang.
Waktu kegiatan pukul 09.00-16.00 wib
Turut merayakan HUT Pemkab Mojokerto ke-717 dan mendukung program seni bantengan sebagai icon Kabupaten Mojokerto.
Kegiatan terbuka untuk umum dan gratis.
Terima kasih.
Kontak person:
1.Bapak H Drs Eko Edy Susanto, Msi, Ketua Umum Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto 081 231 89 347
2.Bapak Mulyadi, Ketua I Festival 0321 698 7750
3.Bapak Moedjito, Ketua II Festival 081231 35 9342
4.Bapak Suliyat, Koordinator Festival 085648388887
PROPOSAL
FESTIVAL SENI BANTENGAN
2010
KABUPATEN MOJOKERTO JAWA TIMUR
Penyelenggara:
Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto
Jln. Jayanegara No.04 Puri Mojokerto
Telp. 08123189347
Email : dewankeseniankabmoj
Kesenian Lokal Mojokerto
"Budaya, identifikasi sebagai bentuk nyata yang mencerminkan keberadaan sebuah bangsa. Relasi keduanya sangat kuat, karena ada unsur kepemilikan". Kesadaran untuk membangun masyarakat
Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga masyarakat bangsa seperti
Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa
Keragaman budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di
Hal ini tidak hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh UNESCO dalam dokumen konvensi UNESCO 2005 sebagai "Ekpresi budaya" (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut akan mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang melatarbelakanginya
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasika
Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan masyarakat adat yang ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya.
Dalam artefak budaya, kearifan lokal bangsa
Didasari pemikiran diatas, sebagai bagian upaya menjaga secara penuh kepemilikan atas warisan kebudayaan tradisional bangsa
Kesenian Bantengan
Bantengan adalah sebuah pertunjukan seni budaya tradisi yang menggabungkan unsur tari, olah kanuragan dan mantra-mantra. Bantengan dimainkan oleh 2 orang dalam sebuah tubuh banteng dimana seorang menjadi kepala dan kaki depan dan seorang yang lain menjadi ekor dan kaki belakang. Kesenian Bantengan lahir sebagai sebuah keragaman budaya masyarakat tradisional untuk mengungkapkan ekspresinya berkesenian sesuai dengan kearifan local. Bantengan menjadi sarana komunikasi baik bagi manusia dengan nenek moyang maupun dengan masyarakat. Dalam pertunjukan seni bantengan terdapat :
1. Banteng sebagai lakon yang gagah
2. Buron alas binatang hutan yang mengganggu banteng (adu-adu) seperti macan, harimau, monyet, jepaplok, gumbingan, babi hutan, dll
3. Babok ( pawang) orang yang mengendalikan banteng dan buron alas
4. musik jidor, ketipung dan gamelan.
5. pendekar yaitu orang yang melakukan kembangan dan pencak silat
6. sandingan yaitu sesaji kepada banteng dan buron alas.
7. properti bantengan antara lain pecut (cemeti), pedang, toya, obor, dll
8. kemenyan dan wangi-wangian (trans/kesurupan)
Kesenian Bantengan yang telah lahir dari warisan leluhur yang agung sejak jaman kerajaan Jawa kuno hingga sampai pada saat ini sesuai dengan kepentingan dan fungsinya masing-masing. Sifat- sifat ini yang disebut dengan fungsi Eksternal dan Internal kebudayaan Bantengan.
Fungsi Ekternal, yaitu fungsi kesenian Bantengan pada masyarakat awam atau pada umumnya sebagai bagian dari kesenian daerah atau tontonan kesenian kebudayaan daerah setempat. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada kegiatan-kegiatan besar daerah atau Negara, antara lain :
1. Perayaan hari kemerdekaan 17 Agustus
2. Gebyak Bantengan pada tahun baru jawa, yang lebih dikenal dengan Suran
3. Untuk mengarak acara panghargaan atau selamatan, yaitu : Selamatan desa, khitan, nikah, panen, tanam tuwuh ( menabur bibit tanaman ), dsb
Fungsi internal, Fungsi ini biasanya bersifat hiologis spiritual kesenian budaya daerah setempat. Kegiatan ini biasanya ada beberapa bagian penting yang harus dilakukan kelompok kesenian Bantengan tersebut , yaitu antara lain :
Selamatan kesenian Bantengan pada hari-hari tertentu, Upacara pemandian banteng, Upacara pembuatan kepala banteng, Upacara pengisian spirit spiritualisasi pada alat kesenian banteng, khususnya pada kepala bantengan (Satren). Penyempurnaan alat kesenian Bantengan, yang dianggap sudah tidak bisa digunakan lagi untuk acara-acara gebyak Bantengan (biasanya ini dilakukan dengan larungan atau pembakaran, sesuai dengan tata cara daerah setempat).
Jumlah pemain bantengan minimal 16 orang.
Perkembangan Seni Bantengan
Saati ini perkembangan seni bantengan di Kabupaten Mojokerto berkembang dengan sangat baik, yang dulunya bantengan persebarannya di daerah Pacet, namun saat ini bantengan menyebar di beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Mojokerto. Tidak hanya itu nilai-nilai kearifan budaya yang terdapat dalam kesenian bantengan ini berkembang melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah. Hampir setiap lembaga sekolah menjadikan bantengan sebagai wahana ekstrakurikuler dan kesenian lokal yang dijadikan pertunjukan saat berkesenian.
Pelaku Kesenian Bantengan
Kesenian bantengan sempat mengalami kemunduran karena kurangnya regenerasi pada pelaku kesenian yang semakin lama semakin sedikit, namun saat ini kekhawatiran dari berbagai pihak menjadikan penyadaran batiniyah bahwa berkesenian saat ini menjadi hal yang membanggakan karena memiliki nilai kearifan yang luhur terkhusus pada bantengan. Pelaku kesenian bantengan saat ini banyak ditekuni oleh generasi muda dan pelajar sehingga kreatifitas dan penyajian lebih baik dan atraktif serta lebih mengutamakan nilai-nilai historis dan keluhuran budaya.
Wilayah Perkembangan Kesenian Bantengan
Data panitia festival seni bantengan 2010
Kecamatan | Persebaran | Jumlah | Kecamatan | persebaran | Jumlah | Kecamatan | Persebaran | Jumlah |
Pacet | Padusan | 1 | | Treceh | 1 | Trawas | Jaten | 1 |
Made | 2 | Sajen | 1 | Tamiajeng | 2 | |||
Kambengan | 1 | Mojokembang | 1 | Kesiman | 1 | |||
Kesimantengah | 1 | Podorejo | 1 | Gemblung | 1 | |||
Mbara'an | 1 | Jatirejo | Bleberan | 1 | Ngoro | Srigading | 1 | |
Kuripansari | 1 | Mrisen | 1 | | | | ||
Wiyu | 1 | Randegan | 1 | Jumlah | ||||
Kembang belor | 1 | Baureno | 1 | 7 Kecamatan | ||||
Sukorejo | 1 | Kutorejo | Kedunggalih | 1 | 33 Desa | |||
Claket | 1 | Wunut | 1 | 36 kelompok bantengan | ||||
Maron | 2 | Brubuh | 1 | 16 – 30 orang per kelompok | ||||
Bendungan jati | 1 | Gondang | Slawe | 1 | | |||
Kemiri | 1 | Centong | 1 | | ||||
Ledok | 1 | Puri | Balong mojo | 1 | |
VISI DAN MISI
Budaya sebagai bentuk identifikasi nyata yang mencerminkan keberadaan sebuah bangsa. Realisasi keduanya sangat kuat, karena ada unsur kepemilikan. Keragaman budaya sebagai kekayaan bangsa yang diartikan sebagai cara sebuah kelompok masyarakat atau komunitas untuk mengungkapkan ekspresi berkebudayaan sesuai kearifan lokal yang dimilikinya.
Dewasa ini, seni budaya semakin mengarah menjadi senjata utama diplomasi internasional antar negara (politik kebudayaan) dan daya potensi pariwisata untuk mendulang ekonomi maupun devisa. Berdampingan dengan ilmu pengetahuan, eksistensi masyarakat dan keragaman seni budaya yang dimiliki menjadi tolak ukur derajat suatu negara di pandangan negara lain.
Pengakuan beberapa produk seni budaya milik
Maka untuk membangun kembali citra
1. sarana dan prasarana yang memadai oleh berbagai pihak terkait untuk pelestarian dan pengembangan budaya dan kebudayaan.
2. pendidikan, pengarahan, dan aktualisasi ekonomi budaya semakin mendasar terhadap masyarakat.
3. kesadaran dan dukungan yang tinggi dari berbagai lapisan masyarakat.
TUJUAN PENYELENGGARAAN
1. Menjadikan Mojokerto sebagai daerah wisata kebudaya dengan kebudayaan lokal
2. Kebudayaan tradisional lokal mampu membangun Mojokerto dan menarik aspek-aspek lain untuk berkembang
3. Menyajikan penampilan terbaik dari setiap kelompok seni Bantengan se-kab Mojokerto
4. Membangun kesadaran bersama atas kepemilikan seni budaya tradisional Bantengan di Mojokerto sebagai salah satu aset kekayaan bangsa
5. Menyampaikan pesan edukasi, pengarahan dan aktualisasi ekonomi
6. Sebagai upaya pelestarian dan pengembangan seni kebudayaan tradisi
7. Sebagai ruang kreatifitas masyarakat pelaku, pencinta, pemerhati seni dan budaya melalui rangkaian kegiatan yang terselenggara dalam festival seni Bantengan 2010
8. Membangun identitas khusus bagi kabupaten Mojokerto melalui festival bantengan 2010 ini.
Sebagai agenda Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto
FESTIVAL SENI BANTENGAN 2010
Rencana Kegiatan
Penyelenggara Kegiatan : DKKM (Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto)
Nama Kegiatan : Festival Seni Bantengan 2010
Tema Kegiatan : Lokal Art Of Mojokerto
Masa Pelaksanaan : 11 – 13 Mei 2010
Tempat Pelaksanaan : Lapangan Sajen Desa Sajen Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
Struktur Panitia
Penasehat : | Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto (Drs. Affandi Abdul Hadi, SH. Mpd) | | Koordinator Divisi : Acara : Roni Yuanto Humas : Sugeng Hariadi, S.Sos Publikasi : Agus Supriyadi Perlengkapan : Ashari Nur |
Penanggungjawab I : | Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto (DKKM) (Drs. Eko Edy Susanto, Msi) | | |
Penanggungjawab II : | Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Mojokerto (Mokhamad Redjo, BA) | | Keamanan : Amir P3K : Yusuf Anwar Dokumentasi : Abdul Rochim S.Pd. |
Ketua I Festival : | Mulyadi, M.MPd. | | Konsumsi : Niayah, S.Pd |
Ketua II Festival : | Moedjito | | |
Sekretaris : | Samsul Arifin | | |
Bendahara : | Sri Mulyaningsih, SE | | |
Koordinator Festival : | Suliyat, S.Pd. | | |
Kreator Event : | Drs. Ec. Djoko Priyono, A.Par, Msi, | | |
| | | |
RANGKAIAN KEGIATAN
1. Sarasehan Budaya
Sarasehan budaya merupakan narasi kecil tentang kajian budaya tradisi bantengan yang diikuti oleh pelaku, pemerhati, penikmat, pemerintah daerah, dan pariwisata untuk menjadikan kegiatan ini terkomunikasikan dengan baik dan memberikan pengarahan serta penjelasan tentang kesenian maupun acara festival. Kegiatan sarasehan telah terlaksana dengan baik dan mendapatkan apresiasi budaya yang dapat menjadikan seni tradisi bantengan sebagai sebuah kebudayaan lokal dan merupakan kekayaan budaya nasional. Sarasehan budaya diselenggarakan pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 20 April 2010
Waktu : 09.00 – 14.00 WIB
Peserta : Perwakilan dari 30 Kelompok seni bantengan, pelajar, guru, pemerhati seni bantengan.
Tempat : Pendopo Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
2. Festival Seni Bantengan 2010
Agenda utama yang ditunggu-tunggu baik oleh kelompok seni bantengan se kabupaten Mojokerto, pecinta seni tradisi, pemerhati budaya, wisatawan lokal maupun oleh masyarakat luas. Dalam festival ini diikuti oleh 24 kelompok bantengan dari berbagai kecamatan yang ada di kabupaten Mojokerto. Banyaknya kelompok yang ikut dalak festival ini tidak terlepas dari tingginya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kesenian ini yang pada masa-masa sebelumnya kurang mendapat ruang ekspresi, pelengkap perayaan karnaval agustusan, kurang menarik dan dianggap membahayakan para penonton.
Rencana Kegiatan
1. Acara : Festival Seni Bantengan
2. Ruang Lingkup : Se- Kabupaten
3. Hari : Sabtu s/d Senin
4. Tanggal : 11 s/d 13 Mei 2010
5. Waktu : 09.00 – 16.00 WIB
6. Tempat : Lapangan. Desa Sajen Kec. Pacet Kabupaten Mojokerto Jawa Timur
7. Konsep : Arena (1 hari 8 kelompok bantengan durasi waktu 30 menit per kelompok)
8. Peserta : 24 Komunitas bantengan se-Kab Mojokerto
9. Estimasi Pengunjung : 4.000
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment