Hudan Hidayat
sebuah pengantar untuk fiksi pengarang perempuan indonesia mutakhir di facebook
7:56am · Comment · LikeUnlike · Show Feedback (45)Hide Feedback (45)
You, Nani Mariani, Seiska Handayani and Rini Asmoro like this.
Nani Mariani, Seiska Handayani and Rini Asmoro like this.
Rini Asmoro
Rini Asmoro at 7:58am May 5
sudah sembuh ya !
aku menyimak !
Anita Lindawaty SSi MSi
Anita Lindawaty SSi MSi at 8:02am May 5 via Facebook Mobile
Loh uda hudan sakit apa tah?
Pantesan ngilang...
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:02am May 5
pilihan terhadap kesusastraan yang terbuka, sakral tapi harus dimainkan secara
santai, demi dan untuk melebarkan sastra yang terpencil dan nyaris teraniaya
itu, dan terutama dalam penampilannya menjadi buku sastra yakni antologi semisal
yang sedang saya kerjakan ini, yakni antologi sastra pengarang perempuan
indonesia di dunia maya yakni facebook dan milis apresiasi sastra dan jurnal
perempuan,
adalah pilihan yang saya kerjakan dengan sadar dan penuh perhitungan dengan
resiko penolakan dan penerimaan sama banyaknya.
tapi bagi saya, biarlah sastra itu menjadi dunia hiruk pikuk di arena maya dunia
ini yakni facebook, tempat saya teratur menulis.... Read More
saya hendak mengatakan, bukanlah sebuah hal yang istimewa sehingga harus
disembunyikan dengan ketat, misalnya membuat buku sastra. buku sastra penting
tapi dalam prosesnya boleh juga dikuakkan kepada publik. dan melibatkan
partisipasi publik.
seperti yang sedang saya kerjakan saat ini. yakni mencoba 'membocorkan' catatan
pembuka yang
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:08am May 5
telah dituliskan oleh seorang kawan saya, kehadapan majelis facebook ini. dan
membocorkan catatan penutup yang saya kerjakan untuk buku yang sama, juga di
facebook ini, yang sebentar lagi akan saya tuliskan secara langsung.
sangat mungkin apa yang saya tuliskan secara langsung itu akan mengalami
kedangkalan ide, atau malah membuat ide saya mengalir, kelak akan kita lihat.
tapi satu satunya yang sedang saya hendak coba, adalah bahwa sastra dengan
mediumnya, yakni buku sastra, bukanlah sebuah mimpi yang tegantung mengawang di
langit tinggi, tanpa bisa terpegang tangan orang banyak. ... Read More
tapi sungguh sebuah capaian yang biasa saja yang bisa diraih oleh mereka yang
hendak mencapaianya.
saya hendak memperlihatkan sebuah kemungkinan lain tentang proyek kesusastraan
yang sering mengejutkan publik: mendadak tiba tiba kita dikejutkan oleh sebuah
even sastra, atau mendadak kita dikejutkan oleh sebuah pemenang sastra.
dengan memulai semuanya secara proses yang diketahui oleh publik luas.
Weni Suryandari
Weni Suryandari at 8:12am May 5 via Facebook Mobile
Angkat jempol! Buat bang hudan.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:13am May 5
seraya saya hendak menegaskan, bahwa even sastra selalu kita butuhkan, dan
selalu saya hargai walau, mungkin, selalu juga ada lemah lemahnya. seperti kita
manusia ini juga: selalu ada plus dan minusnya.
tapi jalan ini saya tempuh untuk mencoba menduga arah lain, yakni arah pelibatan
publik sastra dan publik non sastra, setidaknya publik pembaca facebook, bahwa
sastra adalah sebuah perayaan kegembiraan dan pencapaian, yang boleh prosesnya
kita nikmati secara terbuka dan terlibat secara langsung secara terbuka pula,
dengan sebentuk respon langsung oleh publik.
semoga langkah yang sungguh baru ini dalam publik sastra indonesia, baru karena
didorong oleh watak medium yang saya pakai, bisa menyumbangkan setidaknya varian
terhadap perayaan dan pencapaian sastra itu sendiri.... Read More
berikut saya akan memuatkan catatan pembuka dari seorang teman yang hanya saya
jumpai di dunia maya, orang yang sebenarnya lebih banyak bergerak di ranah ranah
ide, tapi berhasil saya tarik untuk memperkuat dan memper
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:13am May 5
kaya kehidupan sastra mutakhir kita itu.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:17am May 5
saya dapat meyakinkannya bahwa penyegaran sastra itu dibutuhkan. bahwa orang
baru dalam sastra selalu akan menimbulkan inspirasi luas terhadap hidupnya
sastra itu sendiri.
dan karena itu saat saya menawarkannya untuk menemani saya membuat catatan untuk
buku ini, kawan saya itu langsung menyambutnya dengan gembira. sebagaimana kawan
kawan saya dalam sastra juga yang lain, selalu gembira dan bahagia menekuni arah
arah sastra yang kami masuki, kami hayati, dan kami geluti dalam hidup sehari
hari.
berikut catatan pembuka dari buku itu, ditulis oleh seorang bernama sisca
nneonlight. mereka yang akrab dengan dunia milis di indonesia, mungkin akan
familiar dengan nama nneonlight ini.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:19am May 5
Judul Buku
Antologi Prosa dan Puisi dari Dunia Maya
Sungai Hung - Kuasa, Kata, Perempuan... Read More
Catatan Sisca Nneonlight dan Hudan Hidayat
Mlibas
Jakarta
2009
Iwan Gunawan
Iwan Gunawan at 8:19am May 5
wooow, menarik sekali mas. sastra : santai, memberdayakan, dan terbuka.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:20am May 5
Catatan Pembuka
Sisca Nneonlight
Aku memanggilnya Hung Hudan (Hung dibaca secara bahasa Indonesia).
Mengapa Hung ? Barangkali karena Hung terdengar akrab setelah aku ter-inspirasi
dan mengenalnya lewat bagian tulisan Novel Kayu Api yang dikirimkannya ke milis.
Ah, tapi mengapa Hung ? Barangkali karena aku menghormatinya, dan kata Hung
seakan indah dan sastra seakan padanan kata Hudan - , seperti panggilan Abang.
Walah masa ? Benar. Barangkali juga karena Hung kedengaran perkasa (kali ini
dibaca secara bahasa Inggeris), setelah aku mendengar seolah kayu api-nya
bergantung tidak berdaya dengan senar-senarnya yang sudah putus.
Itulah harapan baikku untuk Hung Hudan. Biarkan dia tetap perkasa, dan tetap
menjadi orang baik di bidangnya.
Kurasa doaku terkabul.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:22am May 5
"Hung Hudan menjadi perkasa oleh waktu, dan menjadikan dirinya Sungai Hung, yang
dengan muara-muaranya menampung segala aliran deras kata-kata yang begitu riak
dan menarik dari dunia maya yang dikenalnya, dalam suatu buku Antologi Prosa dan
Puisi dari Dunia Maya (yang masuk dan teraih aliran sungainya).
Jadi sekali lagi, mengapa Hung ? O ...... entahlah. Jiwa seniku saja barangkali,
yang minimalis kata.
Namun se-minimalis kata bagaimanapun, seperti kata Intan Suwandi, perempuan
harus menulis. Sekalipun hanya menulis tentang tubuhnya.
... Read More
Bacalah ! Ini tubuhku. Yang menyimpan kebijaksanaannya dalam dirinya sendiri.
Jadi menulislah mereka."
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:23am May 5
"Dalam dunia kata-kata dan tulisan, mereka juga bisa berubah-ubah semaunya.
Terkadang menjadi sosok laki-laki, kemudian lebih tertarik menjadi sosok
perempuan, itu tidak menjadi masalah. Atau bila suatu saatpun, mereka menjadi
lelah berjenis kelamin, mereka boleh meniadakannya. Meng-adaptasi kenangan
kanak-kanak yang tidak perduli dengan jenis ... Read Morekelaminnya. Mereka
bahkan juga menjadi seekor hewan, dan benda mati. Tinggal menekan tombol-tombol
yang tepat.
Mereka itu juga kita. Bukankah itulah sesungguhnya representasi jiwa kita di
dunia ? Yang selalu berubah dan tidak terkurung. Sungguh indah dan hebat dunia
kata-kata ya."
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:24am May 5
"Itu juga kesan yang kutangkap ketika Hung Hudan menyodorkan calon atau bakal
muara dalam bentuk buku ini. Aku terpesona. Mereka seperti ikan-ikan yang
berenang bebas di samudera kata-kata, atau burung-burung yang terbang lepas
bebas di angkasa raya kata-kata. Mereka seolah berkata, akan kutulis sastraku,
dan inilah yang kita baca. Kami adalah ... Read Moresahabat dalam kata-kata,
pertemanan kami lewat kata-kata. Kita bersetubuh dalam kata, tanpa kulihat
wujudmu lelaki maupun perempuan. Begitu universal.
Segala tulisan berbau feminin maupun maskulin, yang tajam, liar atau tenang,
gambaran hati yang bersuasana lucu maupun gersang, semua tertuang indah dalam
kata-kata. Yang sentimental dan cerdik, dengan segala desah nakal yang berani
dan menggoda. Yang memiliki kebaikan sekaligus keburukannya. Suatu pemandangan
yang mewah namun sekaligus sederhana."
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:25am May 5
"Itu adalah reaksi. Membaca isinya, berbagai reaksi bisa timbul di hati orang,
heran, gembira, marah, putus asa, perasaan cemburu, dan tentu saja gossip. Nah,
kalau itu, terserah kamu saja, bukan begitu Hung Hudan ?
Tidak ada pemenang di sini, tidak juga Hung Hudan, atau aku, atau mereka yang
menulis. Ataupun mereka yang membaca. Sastra saja ... Read Morepemenangnya. Ini
hanya salah satu representasinya. Jadi mari kita mengangkat gelas kita
tinggi-tinggi - ber-toast untuk sastra. Sudah saatnya sastra menempati tempatnya
di depan. Dan kita yang kedua, bersama-sama.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:26am May 5
"Ting !!! (dan gelas-gelas tinggi pun beradu dalam toast yang seni)
Proficiat dari saya, Sisca Nneonlight"
Rini Asmoro
Rini Asmoro at 8:30am May 5
kunanti lanjut thanks
Rini Asmoro
Rini Asmoro at 8:50am May 5
proficiat dariku untuk HH dan SN
Weni Suryandari
Weni Suryandari at 8:53am May 5 via Facebook Mobile
Salut! Lanjutan kutunggu.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 8:58am May 5
catatan penutup
hudan hidayat
pada mulanya adalah medium. begitulah tuhan pun membutuhkan medium untuk
menampakkan keindahan dirinya melalui dunia - universe itu. tanpa dunia kita tak
kan mengenal keindahan tuhan dan tanpa dunia tuhan pun tak kan bisa mengabarkan
kebesaran dirinya.
... Read More
selalu sesuatu itu membutuhkan medium. manusia bergaul dengan dunia juga melalui
medium yakni indera inderanya. manusia mengolah melalui inderanya akan suatu
sentuhan dengan dunia - tuhan dan universe itu. tuhan dan universe itu masuk ke
dalam manusia melalui medium yakni indera inderanya.
dunia masuk ke dalam diri dan dunia kini hendak keluar lagi - juga melalui
medium yakni bahasa - kata, cerita - sastra.
sastra adalah medium bahasa bagi manusia untuk mengolah dunia yang ia alami.
sastra menjadi suatu medium bahasa - medium kata dan medium cerita. sastra
adalah medium itu sendiri.
seorang ilmuwan bergaul dengan dunia membentuk tahapan tahapan yang sering
disebut dengan prosedur ilmiah dari suatu
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:04am May 5
cara berpikir yang berciri empirik - pengalaman yang dialami secara ajek dan
kini hendak dicarikan ciri cirinya yang berulang dan mengulang sehingga
terbentuk hukum hukum alam yang tadi disembunyikan tuhan.
sekali hukum alam dibtemukan maka sang ilmuwan bisa membentuk sains untuk
mengolah alam menjadi benda benda. benda benda yang berguna untuk kehidupan
manusia. benda benda yang terbukti menimbulkan paradoks itu - asumsi awal untuk
kebahagiaan manusia pun serentak bergerak menjadi ketakbahagiaan manusia.
lihatlah sebuah dehumanisasi telah terjadi dan merebak di mana mana dari sebuah
kehendak dan angan angan ilmu pembentuk benda benda yang, sampai ke tangan dan
berelasi dengan orang politik dan kuasa modal, telah terpelintir menjadi wajah
dari sebuah kesengsaraan.
kamu tak punya uang kamu tak bisa mendapatkan fasilitas kesehatan, yang
diangankan oleh otak otak pintar untuk menemukan hukum tubuh manusia dan hukum
alam yang berkorelasi dengan tubuh manusia. membuat obat kesembuhan
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:04am May 5
bagi manusia.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:06am May 5
dunia berhukum dan bahasa pun berhukum.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:07am May 5
ilmu adalah hukum pikiran untuk mengolah benda benda.
sastra dan bahasa adalah hukum pikiran untuk mengolah dunia dunia makna.
sesama berhukum tapi saling menjauh dari fungsinya.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:10am May 5
apakah hukum sebuah bahasa?
apakah hukum sebuah sastra?
adalah pertanyaan yang mengembang ke dalam setidaknya tiga hal yakni apakah
sebuah bahasa atau cerita atau sastra itu, indah dalam isi dan dalam maknanya.
dalam dalam bentuk dan dalam maknanya.
... Read More
dibolak balik maka pertanyaannya adalah: apakah sebuah hasil sastra kreatif -
novel, cerpen atau puisi - bahkan esai pun - indah, dalam, dan bermanfaat untuk
pembacanya.
Rini Asmoro
Rini Asmoro at 9:10am May 5
yes ! I got it !
the last one !
many thanks
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:12am May 5
tapi apakah hukum dari indah dan dalam itu? apakah sama hukumnya di mana saja
dan kapan saja? apakah hukum itu akan terkena dan menyambar kepada siaap saja
seperti sebuah pil malaria akan menyembuhkan baik sang kulit hitam atau kulit
putih atau sang kulit kuning asal penyakitnya memang jelas: malaria, itu.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:15am May 5
dan apakah hukum itu harus dan mutlak dikikat oleh sebuah ilmu yakni ilmu sastra
yang, seperti ilmu alam, mengangankan dirinya ilmiah. tidak bisakah dicaraikan
jalan hukum sastra itu dikembalikan ke dalam gejala kehidupan itu sendiri -
yakni sebuah fenomena alam yang tersebar dan terlalu sering memendam misteri
dalam dirinya sendiri. misteri yang tak bisa dijangkau oleh ilmu yang
menangankan dirinya sebagai kegiatan ilmiah dari tahap tahap pemikiran manusia.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:16am May 5
ke arah yang terakhir inilah saya membaca gejala medium bahasa manusia yakni
sastra itu - dunia kata kata dan dunia di mana sang manusia bercerita, atau
mengalah kembali sentuhannya kepada dunia tempat di mana dia berdiam, itu.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 9:19am May 5
melemparkannya dari ruang ruang kelas dan menceraiberaikannya dan
memberantakkannya dari ilmu ilmu yang hendak mengikat gejala tiap kehidupan.
kini mengikatnya ke dalam diri sang penafsir bahasa atau sastra itu sendiri.
membuat dinamik dari sang sastra yang telah berdiam dalam lambang - aksara - ke
manusia yang menghayati dengan pengalaman uniknya sendiri sendiri.
menariknya kepada kehidupannya sendiri tanpa harus merujuk, atau dirujukkan,
kepada kotak ilmu apapun dan manapun.... Read More
sehingga diri bertemu dengan diri. manusia bertemu dengan manusia yang sudah
berdiam dalam dunia kata kata - sebuah pergaulan yang akan membentuk dunia kata
kata yang baru yakni esai sastra.
Abdullah Sajad
Abdullah Sajad at 10:14am May 5
ooo.esai sastra itu... :)
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 10:35am May 5
esai sastra yang kreatif, yang mungkin kata orang kritik sastra atau hanyalah
apresiasi sastra. dan itu tak mengapa juga.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 10:41am May 5
bahwa ada disiplin ilmu sastra dan fakultas sastra, di mana ciptaan sang
sastrawan didekati ke dalam seperengkat ilmu sastra, itu oke saja. tapi bahwa
hanya ilmu sastralah sebagai sebuah bentuk pemikiran yang bisa menyimak ke
dalaman suatu hasil sastra, maka itulah mitos besar dan kebohongan besar.
itulah fasis alam pikiran yang hendak menjajah manusia lain dengan kehendaknya
untuk bergulat dengan sastra sebagai dunia permainan yang dialaminya,
dihayatinya.
seperti apakah dunia pergulatan itu?... Read More
dalam operasinya ia sama dengan prosedur ilmu sastra itu sendiri - sama sama
awalnya memakaikan bahan dasarnya yakni ciptaan sastra. tapi berbeda dan lari
dari ilmu sastra, yang misalnya hendak mengacukan segala macam dunia
perlambangan sebagai sebuah kotak dari suatu kode bahasa tertentu, dan lalu
hanya kode bahasa inilah satu satunya kebenaran penafsiran akan suatu produk
sastra, maka inilah yang hendak saya tolak dengan sekencangnya, sekuatnya.
tidak.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 10:48am May 5
penghayatan terhadap hasil sastra tak harus semata diacukan kepada ilmu sastra.
penghayatan terhadap hasil sastra boleh didekati dengan pendekatan kreatif dari
penafsir sastra.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 10:51am May 5
maka terbuka peluang penikmatan sastra tanpa harus memakaikan konsep sastra yang
berlangsung di dunia ilmu secara turun temurun itu.
bahkan pendekatan sastra bisa terjadi ditarik ke daerah penafsirnya sendiri.
alhasil hasil sastra itu mula mula mendapatkan bentuk apresiasi apa maunya
sebuah teks sastra, tapi kemudian sebuah maksud dari teks sastra sudah berlari
ke arah maksud dari teks sang penafsir sastra.... Read More
maka muncullah teks kedua dalam sastra yakni esai sastra terhadap sebuah teks
sastra yang sedang disimaknya.
Putri Fitria
Putri Fitria at 10:54am May 5
sangat membuka cakrawala berpikir. makasi hung hudan.. =)
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 10:55am May 5
teks kedua inilah yang sedang saya hendak operasikan kepada kurang lebih lima
puluhan sastrawan pengarang perempuan di facebook, milis apresiasi sastra dan
milis jurnal perempuan itu.
tentu saja angka itu bisa berkembang sampai ke angka ideal yakni 99 pengarang
perempuan mutakhir seperti yang diminta oleh mujib dari penerbitan mlibas itu.
seandainya pengarang perempuan di facebook ini membaca status saya ini dan
proaktif mengirimkannya kepada saya. dan tentu saja seandainya seni yang
dikirimkan itu cocok dengan sifat perayaan dan pencapaian yang sudah sangat
sering saya teriakkan.
ini soal yang tehnis sekali: saya ternyata tak mampu memenuhi angka itu, karena
sukarnya dan lamanya proses internet dan lain lain kesibukan...
tetapi apa yang sudah saya kumpulkan, agaknya bisa memberikan sebuah corak
representasi dari fiksi pengarang perempuan mutakhir indoensia yang khusus saya
ambil dari dunia maya.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 11:00am May 5
kalau waktunya tidak cukup, karena sejujurnya saya harus menghayatinya secara
mendalam, maka kata pengantar ini saya akan belokkan sedemikian rupa dan hanya
para pengarang yang benar benar memukau sayalah yang saya akan coba jejaki
secara intensif, dari fiksi yang nyaris lima puluh yang terkumpul di dalam buku
ontologi ini (idih onto hiks).
mengapa saya agak detil mengatakan ini, karena sebab (marah ya para penganut
struktur berbahasa saat saya menggabung karena sebab dalam satu napas penulisan
hehe) hanya itulah salah satu bentuk penghargaan kita kepada tiap ciptaan, di
samping bentuk bentuk penghargaan yang lain. yakni dengan membuatkan respon atas
tulisan dengan menghasilkan tulisan yang lain.
dengan menyimak teks pertama untuk kelahiran teks kedua.... Read More
semoga apa yang telah saya mulai ini dan setahu saya baru pertama kali ini
dicobakan di bumi sastra kita ini ada manfaatnya. tak bermanfaat pun tak juga
mengapalah. namanya dunia main main dalam suatu permainana yakni dunia lebar ini
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 11:04am May 5
yakni dunia panggung sandiwara.
dunia panggung sandiwara sastra indonesia terkini alias termutakhir itu. dunia
fiksi pengarang perempuan.
alangkah bahagia saya kalau sesudah buku ini lahir pula buku kedua yakni dunia
para pengarang lelaki dalam sastra indonesia mutakhir itu.... Read More
lalu dunia para pengarang gay dan lesbi dalam sastra indonesia juga.
sehingga lengkaplah wajah sastra kita dari kurun waktu ke kurun waktu terkini.
saya juga bahagia kalau ada orang lain yang bisa mengerjakannya lebih baik dari
apa yang saya kerjakan. bahkan makin banyak yang mengerjakannya makin tambah
lebih baik.
sebab sesungguhnya, sastra indonesia kita itu sungguh sebuah kawasan yang
terasing bukan saja dari warga luas masyarakat indonesia tapi juga dari warga
sastranya sendiri.
iii idih hihi hiks.
Habibi Habibah
Habibi Habibah at 11:09am May 5 via Facebook Mobile
kereeen, neonlite n hung! kelak saya baca bukunya. kritikus sastra yang keren,
penegur yg keren, baru beberapa hari saya add, selalu ada remah cahaya yg saya
pungut dr catatan status hung. tegurannya entah pada sesiapa, selalu sy terima n
saya maknai sebagai kritikan demi meningkatnya kualitas penciptaan saya n kita
yg d fesbuk ini, ke arah yang lebih baik. kacamata hung tahu benar mana kurang
mana lebih. salam hehe bt nio juga ya hod. sori de mori, toast bareng2 yuks,
huhuehuehe.
Habibi Habibah
Habibi Habibah at 11:11am May 5 via Facebook Mobile
kereeen, neonlite n hung! kelak saya baca bukunya. kritikus sastra yang keren,
penegur yg keren, baru beberapa hari saya add, selalu ada remah cahaya yg saya
pungut dr catatan status hung. tegurannya entah pada sesiapa, selalu sy terima n
saya maknai sebagai kritikan demi meningkatnya kualitas penciptaan saya n kita
yg d fesbuk ini, ke arah yang lebih baik. kacamata hung tahu benar mana kurang
mana lebih. salam hehe bt nio juga ya hod. sori de mori, toast bareng2 yuks,
huhuehuehe.
Hudan Hidayat
Hudan Hidayat at 11:12am May 5
habibi habibah haha hihi hehe haha lagi hehe terima kasih ya kau pun pembuat
fiksi puisi kah kalau ada bawa ke massageku ya helis hehe helis itu pelis habibi
hihi
suka kamu dapat menangkap kode bahasa lucu hung hod itu o o o habibi habiba a a
a hehehe
Write a comment...
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment