Press release "Senandung" Film Bisu Battleship Potemkin PPHUI 5 Mei 2009, pukul 19.00 Goethe Institut Indonesia kali ini menggelar pemutaran film bisu legendaris The Battleship Potemkin (Kapal Perang Berlapis Baja Potemkin) karya sutradara Sergej M. Eisenstein. Film yang disebut sebagai the greatest film all of time di World's Fair yang diadakan di Brussel , Belgium pada tahun 1958 ini akan diputar pada Hari Selasa tanggal 5 Mei 2009 pukul 19.00 di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jl. H.R Rasuna Said Kav. C-22, Kuningan, Jakarta Selatan. The Battleship Potemkin adalah sebuah film bisu klasik yang keberadaannya begitu penting di sejarah perfilman dunia dan merupakan salah satu tontonan wajib bagi mereka yang mendalami dan menggeluti ilmu perfilman. Karena pada film inilah Eisenstein membuktikan teori 'montage' dalam film editing. Film ini sempat dilarang tayang di Jerman selama kependudukan Nazi, juga dilarang beredar di Inggris sampai tahun 1954, Spanyol dan Perancis karena ceritanya yang dianggap terlalu kontraversial dan berisi muatan propaganda berbahaya pada masa itu. Pantas bila The Battleship Potemkin kerap disebut sebagai film propaganda paling berpengaruh hingga saat ini. Uniknya, pemutaran film bisu buatan tahun 1925 kali ini akan diiringi aksi dentingan piano yang dibawakan secara langsung oleh pianis dari Jerman Pierre Oser berkolaborasi dengan pianis ternama Indonesia Adelaide Simbolon. Kedua pianis ternama ini akan memainkan komposisi piano untuk film yang komposisi musiknya dibuat oleh Edmund Meisel pada tahun 1926. Dentingan piano dramatis sekaligus melankolis akan mewarnai kisah perjalanan, pemberontakan dan peperangan yang harus dilalui kapal perang Potemkin. Film yang pertama kali ditayangkan di Teater Bolschoi Moskau ini bermula ketika Rusia menderita kekalahan dalam perang dengan Jepang di tahun 1905, sehingga timbul konflik sosial dan politis. Tsar pun akhirnya mengadakan rapat raksasa di St. Petersburg yang dihadiri 150.000 orang. Tiba-tiba serdadu Tsar menembaki orang-orang tersebut. Peristiwa ini memicu kemarahan besar di seluruh negeri karena orang-orang tak bersenjata dibunuh tanpa alasan. Para petani memberontak terhadap majikan. Buruh pabrik mogok. Kemarahan dan kepahitan juga melanda para serdadu dan pelaut. Mereka merencanakan pemberontakan bersenjata di laut hitam. Maka kapal perang berlapis baja „Potemkin" pun lahirlah. Pemberontakan ini dan pemberontakan-lainnya yang melanda seluruh negeri memuncak dalam pemberontakan Desember. Salah satu adegan yang tak boleh terlewatkan adalah adegan pembantaian di Odessa, yang terlihat begitu nyata. Bahkan sampai saat ini, masih banyak orang yang percaya bahwa darah yang tercecer di tangga Odessa adalah saksi bisu kejadian sesungguhnya. Nikmatilah film bisu legendaris yang hanya diputar sekali ini saja di Jakarta. Tiket dapat diambil gratis mulai hari ini di resepsionis (Lia) Goethe Institut Indonesia, Jl. Sam Ratulangi 9-15, Menteng atau telp ke 23550208, ext. 100 Untuk kebutuhan liputan, wawancara dan keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi: Meninaputri W (Putri) (+62812-1065579)
|
No comments:
Post a Comment