Sunday, May 10, 2009

[ac-i] Keris Indonesia Jadi Warisan Dunia



Keris Indonesia Jadi Warisan Dunia
Minggu, 10 Mei 2009 | 17:19 WIB

DENPASAR, KOMPAS.com - Organisasi bidang pendidikan dan kebudayaan atau UNESCO Badan Perserikatan Bangsa Bangsa, mengukuhkan keris Indonesia sebagai karya agung warisan kebudayaan milik seluruh bangsa di dunia.

"Dunia kini telah mengakui keberadaan keris Indonesia, sekaligus mendapat penghargaan dunia internasional dan hal itu mendorong kami untuk mengoleksi ratusan keris pusaka," kata Pendiri sekaligus pengelola Museum Neka di Perkampungan seniman Ubud, Gianyar, Pande Wayan Suteja Neka, Minggu (10/5).

Sejumlah negara, seperti Singapura, Brunei Darussalam dan Filipina telah berjuang keras, namun hingga kini belum berhasil mengukuhkan kerisnya untuk mendapat pengakuan dari dunia internasional.

Keris Indonesia, termasuk Bali mendapat pengakuan sebagai karya agung warisan dunia dan hal itu mendorong untuk menjadikan keris sebagai tambahan koleksi museum yang telah dirintisnya sejak 27 tahun silam.

Hingga kini museum itu berhasil menambah koleksi berupa 272 keris, disamping 312 koleksi lukisan dan patung.

Tambahan 272 keris tersebut merupakan hasil seleksi secara ketat yang dilakukan pakar dan pejuang keris Indonesia, Ir. Haryono Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro (Mpu dan Pakar keris) dari ratusan keris yang dikumpulkannya sejak 40 tahun silam.

Suteja Neka menjelaskan, keris merupakan senjata tradisional yang sangat berperan dalam kehidupan manusia pada zaman dahulu hingga sekarang.

Kebiasaan memanfaatkan senjata keris sebagai senjata, benda berwasiat dan kelengkapan upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya umat Hindu di Bali.

"Keris yang dijadikan koleksi museum karena unsur keindahan dan seni, bukan karena berwasiat," ujar Suteja Neka.

Ia merupakan salah seorang pewaris pembuat peralatan perang, khususnya keris bertuah, bahkan leluhurnya Pande Pan Nedeng adalah Mpu Keris dari Kerajaan Peliatan-Ubud semasa Raja Peliatan ke-3, Ida Dewa Agung Djelantik yang menduduki tahta pada abad 19 (1823-1845).

Pande Wayan Neka (1917-1980), ayah Pande Wayan Suteja Neka dikenal sebagai seniman patung dengan karya-karya yang unik dan bermutu, antara lain patung garuda yang dibuat setinggi tiga meter untuk New York World Fair, Amerika (1964).

"Lewat Museum Neka yang dirintis 27 tahun silam diharapkan mampu melestarikan dan mengembangkan keris sebagai karya agung yang keberadaannya telah diakui dunia," harap suteja Neka.


BNJ
Sumber : Ant

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment