Mohon maaf mod, ini di luar topik bahasan miliser, tapi niatnya demi mengangkat nama INDONESIA di mata dunia kok. Mohon ijin ya?
Rekan2 miliser yang budiman,
Berapa banyak sih remaja Indonesia usia awal duapuluhan yang bisa menang lomba di forum international? Tidak banyak bukan?
Adhyatmika (21 tahun), seorang sineas muda, filmnya: DEMOCRACY IS YET TO LEARN (MASIH BELAJAR) telah memenangkan kompetisi video untuk umum, DEMOCRATIC CHALLENGE, dari Deplu AS dan partnernya Youtube, http://www.youtube.
Tinggal selangkah lagi (bersaing dengan sineas Malaysia dan Singapore), kalau menang, dia akan mempresentasikan karyanya di Washington DC (di depan Menlu AS, Hillary Clinton), New York, dan Los Angeles (pusat perfilman dunia). Tahun ini, lomba itu diikuti 700 video lebih dari 86 negara. Indonesia sendiri mengirim 70 video, paling banyak dibanding negara-negara lain.
Masalahnya, supaya lolos ke Amerika, film ini harus divoting melalui sarana youtube. Padahal di Indonesia hal itu tidak biasa terjadi untuk lomba dengan skala global, sedang lawannya yang dari negara Malaysia dan Singapore adalah para jago-jago IT yang sudah familiar dengan voting dengan cara itu. Alangkah sayangnya kalau film itu harus kalah hanya karena urusan voting belaka.
Sehubungan dengan itu, kami mohon bantuan Anda semua melakukan voting itu, yang akan berakhir pada 15 Juni 2010 mendatang. Jangan sampai hanya karena hambatan voting, Malaysia (lagi) yang menang karena masalah melek IT semata.
Cara votingnya sebenarnya gampang saja:
1. login dengan account google atau youtube Anda.
2. klik http://www.youtube.
3. klik "vote" atau “vote now”
4. tulis atau cari: DEMOCRACY IS YET TO LEARN (ini nama judul videonya)
5. klik tanda jempol.
Komentar dari seseorang di milis dunia-film:
Aku sudah nonton tuh film! Dan menurut saya... saat saya nge-klick jempol ijo... itu bukan lantaran karena film yang saya tonton adalah film Indonesia yang harus didukung2...
Sofyan d. SurZa
Komentar dari media:
“Dalam videonya Adhyatmika menggambarkan sebuah proses belajar-belajar di ruang kelas... . Aktingnya yang lucu membuat para tamu undangan yang hadir pun ikut tertawa. Demokrasi itu tidak harus selamanya serius, tapi bisa dibuat banyolan-banyolan agar mudah dipahami oleh masyarakat.” – Tempo Interaktif
“Supaya kita tahu demokrasi itu seperti apa,” paparnya. Dia paham, setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda tentang demokrasi. “Karena itu, saya berani membuat video dengan konsep black comedy,” katanya. Black comedy atau komedi satir memang terasa sekali dalam video garapan Adhyatmika. ... begitulah cara dia mengenal demokrasi. “ Demokrasi tidak hanya dirasakan di dalam gedung pemerintah, misalnya. Demokrasi juga bisa diusahakan di dalam kelas.” – Seputar Indonesia
========
Pandu Ganesa
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment