Friday, May 8, 2009

[ac-i] FEMME FATALE bikin bangsa lupa segalanya?



Sungguh mengasyikan mengikuti serba serbi keadaan di Tanah Air tercinta ditengah kegiatan, bukan pesta, besar
dalam sistem demokrasi yang tengah dimulai proses pembiasaannya.
 
Munculnya kejadian "Bang! Bang! You're dead first' seperti dijaman Al Capone di Chicago, AS tahun 1920an, dimana darah mudah terkucur, kelihatannya bisa membuat bangsa besar berpenduduk sekitar 250 juta ini sempat mendapat "hiburan" baru.  Apalagi dengan mencuatnya nya seorang wanita muda yang edi peni, dalam istilah bahasa Jawa di Serat Centini sekitar 1803 berarti cantik rupawan, membuat melodrama itu semakin bergradasi seru.
 
Tampaknya tokoh dari kalangan "the second sex", menurut eksistensialis Simone de Beauvoir pertengahan abad lalu di Prancis yaitu kaum perempuan, didalam lakon ini begitu mempunyai daya pikat dahsyat yang sampai dapat menentukan nasib sejumlah pria. Femme fatale! Wanita penentu nasib! Tidak hanya satu atau puluhan pria seperti dalam khasanah susastra Eropa kira kira 100 tahun yang lalu. Namun ribuan bahkan jutaan warga yang mungkin nasibnya dapat terkena pengaruh oleh the leading lady. Atau demikianlah kata sehibul hikayat!
 
Pasalnya melejitnya ceritera ataupun kisah yang terlanjur disajikan secara medial menjadi "kisah cinta segitiga" itu seakan mulai berhasil membuat bangsa yang nomor empat terbesar di jagad ini dalam waktu singkat sepertinya langsung lupa dengan segala permasalahan trivial (tetek bengek) seperti DPT, BLT, pileg, pilpres dan semacamnya. Padahal semua ini  akan punya implikasi untuk katakanlah 10 tahun mendatang.
 
Triangle Asmara, judul medial untuk kejadian seram itu dapat mendangkalkan semua urusan umum besar dalam negara besar yang sering dikatakan juga mempunyai  keterpurukan yang masih besar pula. Urusan umum besar didalam sebuah negara disebut juga secara keren sebagai politicum.
 
Kiranya terlepas dari siapa yang akan menjadi Numero Uno 2009-14, susunan DPR dan DPD RI, entah akan berapa
dalam dan lama krisis finansial dan ekonomi global akan menghantui Indonesia, dapat diharapkan untuk beberapa bulan  kedepan kita akan terus saja disuguhi dengan semacam "teater absurd" gaya Vaclav Havel yang penuh
tekateki dan yang beraroma sangat  manusiawi, yaitu percintaan. Entah berkasihan-kasihan intra-marital atau ekstra-marital, atau bahkan multi-marital (bila ada unsur poligamis) antara sesama anak manusia.
 
Ujung ujungnya kenyataan virtual memang dapat menyergap massa penonton untuk melupakan sejenak atau dua jenak  semua masalah dan atau penderitaannya. Akhirnya semua itu hanyalah sebuah upaya Public Relations atau gebrakan political marketing semata. Dengan tujuan yang sebaiknya kita bayangkan sendiri sendiri saja. Juga kita khayalkan sendiri saja jawaban atas pertanyaan klasik "Qui Bono?" (siapa yang diuntungkan?).
 
Salam, Bismo DG
 

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment