Kuliah Umum Salihara Juni 2009 Memikirkan Ulang Humanisme Komunitas Salihara menggelar kembali rangkain kuliah umum berjudul "Memikirkan Ulang Humanisme". Tema ini menarik dan penting untuk dipercakapkan, meskipun terkesan banyak pengulangan isi ketika memperbincangkan tema ini, atau terdengar agak usang. Untuk itulah, kami ingin menghadirkan selengkap mungkin perbincangan tentang humanisme dalam sepanjang sejarah, dari klasik hingga posmodern. Sebuah buku yang berjudul "Humanisme dan Humaniora: Relevansinya bagi Pendidikan" yang berasal dari bahan diskusi di Lembaga Humaniora Universitas Parahyangan Bandung (September 2008) memberi inspirasi bagi kami untuk mengulas tema penting ini. Tema "Humanisme Klasik Hingga Posmodern" diharapkan menjadi semacam peta perbincangan ini, dan mungkin yang lebih penting apa pentingnya atau relevansinya memperbincangkan tema humanisme saat ini. Bukankah tema ini, senada dengan buku tadi "isu yang silam, anakronistik, kadaluwarsa, dan ketinggalan jaman"? Bukankah ada semacam gelombang besar yang tak hanya mengkritik humanisme sebagai sebuah capaian modernitas, tapi juga melancarkan tikaman yang ingin mematikan terhadap humanisme yang dikenal sebagai "anti-humanisme". Bagaimana refleksi kekinian terhadap perjalanan sejarah humanisme ini, dari klasik hingga posmodern? Mengapa terjadi semacam perubahan-perubahan radikal terhadap humanisme? Bagaimana menjelaskan bahwa—mengutip tulisan Bambang Sugiharto sebagai editor buku tadi—"berbagai serangan terhadap humanisme secara implisit mengandung asumsi-asumsi dasar yang sebetulnya bersifat 'humanistik' juga? Sementara tema "Humanisme dan Anti-Humanisme" diharapkan mengulas dua tema utama: pertama bagaimana humanisme muncul sebagai ide yang melakukan kritik terhadap agama sehingga lahir varian-varian humanisme: sekuler, ateistik, dan eksistensialis. Kedua mengapa muncul gelombang kritik terhadap humanisme yang disebut "anti-humanisme"? Tema "Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia" adalah sebuah pelacakan terhadap percakapan humanisme dalam pemikiran tokoh-tokoh Indonesia seperti: Soekarno, Hatta, Syahrir Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer. Bagaimana kelima orang ini memahami humanisme dan menuangkannya dalam karya-karya mereka, serta bagaimana mereka memandang dan menggagas Indonesia melalui perspektif humanisme. "Humanisme dalam Pemikiran Islam" ingin mengulas bagaimana perkembangan ide humanisme dalam keilmuan Islam, sejak abad pertengahan era Ibn Miskawih, Abu Hayyan al-Tauhidi hingga pemikiran Islam kontemporer, seperti Muhammad Arkoun yang mempertahankan disertasinya tentang Naz'ah al-Ansanah fi al-Fikr al-'Arabi (Humanisme dalam Pemikiran Arab). Dan bagaimana pula mereka membaca perkembangan ide humanisme di Barat? Sabtu, 6 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme Klasik Hingga Posmodern Bambang Sugiharto Dosen Filsafat di Universitas Parahyangan Bandung Sabtu, 13 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dan Anti-Humanisme F Budi Hardiman Dosen Filsafat di STF Driyarkara Sabtu, 20 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Tokoh-tokoh Indonesia: Soekarno, Hatta, Sjahrir, Tan Malaka dan Pramoedya Ananta Toer Goenawan Mohamad Budayawan Sabtu, 27 Juni 2009, 16:00 WIB Humanisme dalam Pemikiran Islam Luthfi Assyaukanie Koordinator Jaringan Islam Liberal http://www.salihara |
Lebih bersih, Lebih baik, Lebih cepat - Yahoo! Mail: Kini tanpa iklan. Rasakan bedanya!
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment