Monday, June 22, 2009

[ac-i] Dari Primair Online



17 Juni 2009 | 20:11 | Sosial
Nadya Kharima
Gadjah Mada (Istimewa)

Lamongan - Bupati Kabupaten Lamongan menggandeng sejumlah budayawan untuk membuktikan adanya fakta otentik bahwa Patih Gadjah Mada memang berasal dari Lamongan.

"Penelusuran ini bertujuan, selama ini ada daerah yang berani mengklaim Gadjah Mada milik daerah lain," kata Pelaksana Tugas (Plt) Asisten Administrasi Lamongan, Aris Wibawa, dengan nada keras kepada wartawan, Rabu (17/6).

Aris menjelaskan, bukti eksistensi Gadjah Mada di Lamongan ini sebelumnya telah dibahas dalam seminar dan Rembug Budaya di Ruang Sabha Dyaksa, Pemkab Lamongan.

Menurut Budayawan Lamongan, Viddy AD Daery, ada sejumlah cerita rakyat (folklor) yang umum dikisahkan di wilayah pedalaman Lamongan mengenai keberadaan patih yang terkenal dengan Sumpah Palapa itu. Cerita rakyat itu menuturkan bahwa Gadjah Mada adalah anak kelahiran Desa Mada (sekarang Kecamatan Modo/Lamongan), di mana di era Kerajaan Majapahit, wilayah Lamongan bernama Pamotan.

Berdasar cerita rakyat itu pula, tutur Viddy, Gadjah Mada adalah anak Raja Majapahit secara tidak sah (istilahnya Lembu Peteng atau Anak Haram) dengan gadis cantik anak seorang Demung (Kepala Desa) Kali Lanang, anak itu dinamai Joko Modo atau jejaka dari Desa Mada, yang diperkirakan kelahirannya sekitar tahun 1300.

Selanjutnya, kata dia, kakek Gajah Mada yang bernama Empu Mada, Joko Modo membawa Gajah Mada hijrah ke Desa Cancing, Kecamatan Ngimbang. Wilayah  itu lebih dekat dengan Biluluk, salah satu Pakuwon di Pamotan, benteng Majapahit di wilayah utara, sementara benteng utama berada di Pakuwon Tenggulun, Kecamatan Solokuro.

Ditambahkannya, salah satu bukti fisik bahwa Gadjah Mada lahir di Lamongan adalah adanya situs kuburan ibunda Gadjah Mada di Desa Ngimbang. Adapun, menurut kepercayaan setempat, situs yang sampai sekarang masih ada itu masih dikeramatkan oleh sebagian warga.

"Anak muda bernama kecil Joko Modo, berbadan tegap, jago kanuragan, serta berilmu tinggi didikan Empu Mada itulah yang kemudian disebut sebagai Gadjah Mada, yang kemudian diterima menjadi anggota Pasukan Bhayangkara (pasukan elit pengawal raja) di era Prabu Jayanegara," kata Viddy yang juga menuliskan keterangannya itu lewat sebuah buku.

Lebih lanjut, Viddy menuturkan prestasi pertama Gajah Mada adalah menyelamatkan Jayanegara yang hendak dibunuh Ra Kuti, pemberontak yang tidak lain adalah Patih Kerajaan Majapahit sendiri.

Diceritakannya, Gajah Mada melarikan Prabu Jayanegara ke Desa Badander (sekarang masuk wilayah Bojonegoro) di wilayah Pamotan. "Saat itu pangkat Gadjah Mada yang diperkirakan baru berusia 19 tahun sudah naik menjadi Pimpinan Pengawal Raja (Bhekel Bhayangkara)," papar dia.

(new/ant)

SocialTwist Tell-a-Friend

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
New web site?

Drive traffic now.

Get your business

on Yahoo! search.

Y! Messenger

PC-to-PC calls

Call your friends

worldwide - free!

Y! Groups blog

the best source

for the latest

scoop on Groups.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment