Tuesday, June 30, 2009

[ac-i] metapora: bunyi, kata, mati



(10) metapora : bunyi, kata, mati
Share
Today at 11:33pm | Edit Note | Delete

bunyi apakah yang akan keluar dari mulut kita, tanpa pikiran dan perasaan, dalam kesadaran? tetapi apakah kesadaran? kesadaran adalah suatu akal sehat kita yang sedang bekerja dalam dan saat menatapi dunia? kesadaran yang kita hela agar kita terus bisa hidup, atau bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidup atau antara kehendak untuk hidup yang bersamaan dengan kehendak untuk mati, dalam sikap dari absurditas dari dalam diri.

saat kita tidur kesadaran itu tidak bekerja. tapi benarkah kesadaran tidak bekerja? di alam nyata kesadaran bekerja melalui indera mata, telinga, dan pori pori di sekujur tubuh. tapi waktu tidur seluruh indera kita pun seolah istirahat. tapi istirahatkah kesadaran? lalu bagaimana dengan mimpi itu? mimpi adalah hasil dari kegiatan kita sehari hari, terdorong dan terbawa ke dalam mimpi. juga mimpi tentang suatu isyarat akan sesuatu, yang datang dari suatu bentuk keilahian.

menghitung kesadaran seperti itu, berguna bukan terutama di dalam suatu hitungan saat terjaga, tapi saat tak terjaga alias tidur. alias tidur inilah yang hendak kita bangkitkan dalam keadaan terjaga. bahwa dalam diri kita ada kesadaran yang sedang tertidur, tak bangkit, dan absurd kapan ia naik ke permukaan serta mewujudkan diri dalam pikiran atau tindakan.

inilah tenaga ketaksadaran yang bekerja, mendesak dan mendorong minta diwujudkan. kadang kesadaran kita merasakannya naik, merasakan keanehan yang sedang terjadi dalam diri, tapi kita tak berdaya mencegahnya. demikianlah misalnya tangan kita telah tiba tiba saja tanpa suatu keputusan akal sehat menyambar gelas minuman keras dan menenggaknya sampai habis.

selalu ia membantingkan langkah kaki kirinya, kata iwan simatupang dalam novel ziarah, atas dan padahal tokoh kita, dalam novel itu, telah mendayagunakan seluruh akal sehatnya, atau kesadarannya, untuk membantingkan langkah kakinya ke kanan. tapi selalu kiri juga yang dipilih langkah kakinya itu.

sebelumnya saya ingin menawar aristoteles, yang mendeskripsikan metapora adalah pemberian nama untuk sesuatu yang lain. bahwa ia datang dari suatu gerakan - gerakan pemberian nama itu, atau gerakan benda benda yang berpindah itu. bukan suatu bahasa. sebaliknya saya ingin mengatakan bahwa bahasa adalah metapora itu sendiri. yakni saat kata atau kalimat, dalam bahasa, menyebutkan sesuatu yang sesuatu itu bukanlah dirinya sendiri. bahwa bahasa adalah nama, adalah lambang, identitas akan sesuatu yang disebutkannya, atau ditunjuknya.

sesuatu yang ditunjuk itu, akan selamanya menjadi sesuatu. seperti bahasa itu akan selamanya menjadi sesuatu yang lain lagi. yakni bahasa.

maka kalau kita menyebut aku, aku bukanlah gejala fisik diri beserta segenap aktivitas diam atau sadarnya. tapi aku sebagai penamaan, sebagai suatu identitas bahwa seluruh fenomena fisik itu. fisik itu sendiri tetap adalah fisik. bukan aku. aku, adalah metapora, bergeraknya atau berpindahnya sang fisik itu ke dalam bahasa. atau disebutkannya nama lain itu - fisik itu - ke dalam sesuatu yang lain - bahasa: aku.

gejala bahasa atau metapora ini, khususnya metapora tentang suatu tenaga yang tak sadar, menarik saya untuk diterapkan ke dalam suatu bahasa puisi. bahwa puisi di facebook ini, atau seni dari dunia kata kata pada umumnya, selalu menggunakan suatu bahasa atau metapora yang datang dari dunia yang sadar. dunia sadar yang sangat mudah kita pahami karena dunia semacam itu adalah meniscayaan kejelasan arti arti - umpama kalimat denomatif. bukan suatu pemakaian bahasa atau metapora yang bersifat konotatif. dengan konotasi inilah kita hendak mengacukannya kepada tenaga jiwa yang tak sadar itu.

tenaga jiwa yang tak sadar yang lebih dari sekedar persoalan laju dalam bahasa, tapi suatu dorongan di mana kita tiba tiba mendapatkan suatu bahasa, atau kombinasi bahasa yang mengejutkan. kita terkejut karena tak menyangka bahwa bahasa akan membalik atau mengekspresikan dirinya sedemikian rupa. bukan hanya telah menjauh dari bahasa yang denotatif, tapi telah menjadi bahasa yang melakukan subversif dari bahasa resmi yang kita kenal.

tentu saja ia datang dari bahasa yang kita kenal, yang kita akrabi sehari hari. tapi ia bisa juga datang dari bahasa yang tidak kita kenal sama sekali. dan baik bahasa yang kita kenal maupun yang tidak kita kenal, keduanya telah menjadi suatu kombinasi bahasa yang pada akhirnya memungkinkan kita mendapat suatu pengelihatan baru atas tiap gejala yang mapan dalam hidup ini.

"larik bertukar tangkap dengan lepas" dari puisi padamu jua amir hamzah barangkali cukup representatif untuk sebuah contoh dari pemakaian bahasa yang datang dari dunia kata kata yang kita akrabi. cobalah ceraikan larik itu lalu buat ia menjadi suatu entitas yang sejajar. maka akan kita dapati: bertukar, tangkap, dengan, lepas. tak menunjukkan apa pun dan adalah dalam kosa kata yang kita pakai sehari hari. tapi saat disambung dengan cara amir menyambungnya, maka kita mendapat suatu kombinasi bahasa yang mencengangkan kita karena kemampuannya menjelaskan akan suatu fenomena yang seolah kadang tertangkap tapi kemudian luput lagi: tuhan, tuhan sebagai suatu seolah bayang dalam diri. memanjang, hendak kita tangkap dan seolah bisa kita tangkap. tapi akhirnya lepas kembali dan kita pun gagal menangkap tuhan ke dalam diri.

(semacam cara untuk menatapi puisi tiga penyair kemarin itu. ia seolah kerja yang terpisah untuk kelak disatukan dalam tulisan utuh)

hudan hidayat
filsuf

Written 23 minutes ago · Comment · LikeUnlike
You, Iwan Gunawan and Cepi Sabre like this.

Iwan Gunawan at 11:51pm June 30
aneh, tapi nyata.

Cepi Sabre at 11:53pm June 30
materi ke non-materi ke materi lagi.
membingungkan.mengasyikkan.

Hudanosch Hudan at 11:56pm June 30
iya ini agak agak absurd tapi tadi: nyata.

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Dog Groups

on Yahoo! Groups

discuss everything

related to dogs.

Yahoo! Groups

Mom Power

Find wholesome recipes

and more. Go Moms Go!

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment