Thursday, June 25, 2009

[ac-i] Launching Antologi Puisi Bersama INDONESIA DALAM SECANGKIR KOPI PAHIT di Malang



U N D A N G A N
Launching Buku Antologi Puisi Bersama
INDONESIA DALAM SECANGKIR KOPI PAHIT
Penulis: Muhammad Nashir- Hasan CaLeg -Thantien Hidayat-
Denny Misharudin- Deddy Gerandong
Sabtu, 27 Juni 2009
Pukul:18.30 WIB
Di Resto Gama Watu Gong, Malang
 
Menulis puisi bagi sebagian orang adalah pekerjaan yang
membosankan. Bagaimana tidak, selain harus memilih kata-kata
yang tepat, urut, sistematis, harus berbunga-bunga lalu
merangkainya menjadi sebuah kalimat–kalimat dan
menjadikannya sebagai bait–bait puisi, si penulis pun
diharuskan untuk membuatnya agar bisa enak dibaca sehingga
bisa enak didengar. Tapi mungkin itu bentuk puisi jaman
dahulu, karena pada saat ini telah dikenal sebuah genre
puisi yang disebut puisi modern. Pada puisi modern ini
penulis dibebaskan untuk menuliskan kata sesuka hatinya
asalkan secara estetika masih bisa disebut indah. Lihat saja
pada era tahun 90an, muncul puisi karya Sutarji C. Bakhri,
profesor puisi Indonesia dimana rangkaian puisinya begitu
meledak dikalangan anak muda. Kemudian puisi-puisi Prof.
Moch. Ichsan, dosen dan penyair dari kota Malang dimana
secara estetika bentuknya sangat indah, apalagi isinya,
sungguh luar biasa. Dia dengan indahnya bisa melepaskan kata
dari pasungan makna yang ada menjadi sebuah kata dengan
makna yang baru, dan anehnya, secara tidak sadar membuat
kita menjadi menyetujuinya. Lalu puisi-puisi penyair Zawawi
Imron, yang keindahannya dalam kedalaman bahasa dan makna
yang dikandungnya membuat orang awam yang tidak begitu
peduli dengan puisi menjadi sedikit memalingkan wajahnya
hanya untuk sekedar mendengar orang membacakan puisi-
puisinya. Dan masih banyak lagi penulis-penulis puisi
lainnya, yang membuat kita tersadar bahwa sesungguhnya telah
muncul sebuah era puisi yang baru di negeri ini.
Berawal dari romantisme masa lalu itulah sekelompok muda-
mudi dari kota Malang ini menerbitkan antologi puisi bersama
dengan judul Indonesia dalam Secangkir Kopi Pahit, sebuah
kolaborasi puisi tentang kepahitan wajah Indonesia dari sisi
kemanusiaan. Muhammad Nashir, yang menjadi penggagas ide ini
dari komunitas diskusi forum 28an Poestaka Rakjat, mengajak
kawan-kawannya untuk kembali menulis dalam media puisi yang
banyak berkisah tentang lika-liku keprihatinan mereka dalam
melihat kondisi bangsa Indonesia pada saat ini. Gagasan
Muhammad Nashir ini disambut oleh Hasan CaLeg, Thantien
Hidayati, Denny Misharudin, dan Deddy Gerandong, sehingga
terbitlah antologi puisi bersama ini. Tidak banyak yang
ditawarkan sekelompok muda-mudi ini selain tawaran ide
tentang bagaimana membaca kondisi bangsa ini, lalu
berangan-angan tentang bagaimana keadaan bisa menjadi lebih
baik lagi lewat secangkir kopi pahit yang ada di hadapan
mereka.

Datang dan nikmati suguhan 'secangkir kopi pahit' kami....
Terimah Kasih

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Ads on Yahoo!

Learn more now.

Reach customers

searching for you.

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

Yahoo! Groups

Cat Group

Join a group for

people who love cats

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment