Kemarin aku genap berumur 35 tahun jika dihitung berdasarkan kalender Gregorian dan sudah hampir 61 tahun kalau dihitung berdasarkan Kalender Bali.
Seperti biasa saat umur yang dihitung dengan Kalender Gregorian ini berulang aku mendapat banyak ucapan selamat dari orang-orang yang mengenalku, tapi berkat facebook, ulang tahunku yang ke 35 berdasarkan kalender Gregorian kemarin terasa lebih istimewa, karena ulang tahunku yang ke 35 berdasarkan kalender Gregorian kemarin berhasil mencetak rekor baru jumlah ucapan selamat ulang tahun yang ditujukan kepadaku yang berasal dari kerabat, teman-teman dan sahabat seluruh pelosok permukaan planet ini.
Dalam banyak kebudayaan, Ulang Tahun kelahiran adalah sebuah hal penting. Dalam kebudayaan Cina misalnya, ulang tahun selalu dirayakan besar-besaran dengan pesta. Di Bali Ulang Tahun juga sangat penting, ulang Tahun kelahiran yang terjadi tiap 210 hari menurut kalender Bali ini oleh orang Bali dirayakan dengan upacara yang bersifat spiritual.
Tapi bagi orang Gayo seperti aku, sebenarnya hari lahir bukanlah sesuatu yang dirasa penting untuk dirayakan, bahkan terasa janggal untuk sekedar diucapkan sekalipun.
Dalam keluargaku, sebagaimana halnya keluarga Gayo tradisional lainnya, sama sekali tidak ada tradisi merayakan Ulang Tahun kelahiran.Jangankan merayakan, sekedar mengucapkan Selamat Ulang Tahun di saat berulangnya hari jadipun sama sekali tidak pernah terlintas di kepala kami. Dari kecil sampai hari ini aku sama sekali tidak pernah menerima yang namanya ucapan, "selamat ulang tahun" dari keluarga terdekatku (Ayah, Ibu dan kedua adikku). Bagi keluarga kami tradisi berulang tahun benar-benar tradisi asing, tradisi yang kalau kami lakukan rasanya sangat janggal, dengan mengucapkan selamat ulang tahun kami merasa seolah-olah jadi berlagak 'sok modern' dalam pengertian kebarat-baratan.
Situasi seperti ini menyebabkan aku sewaktu masih kecil tidak pernah ingat kapan ulang tahunku, begitu juga hari ulang tahun anggota keluargaku yang lain. Dari 5 orang anggota inti keluargaku, aku cuma ingat hari lahir adik laki-lakiku. Hari lahirnya kuingat karena kami lahir di bulan yang sama tapi adikku lahir tanggal 16. Sementara hari lahir adik perempuanku tidak pernah kuingat, yang kutahu dia lahir bulan agustus sama seperti ayahku, tapi jangan tanyakan tanggalnya. Kalau hari lahir ibuku aku sama sekali tidak tahu, bahkan bulan dan tahunnyapun aku tidak dapat memastikan. Apatah lagi kalau ditanyakan hari ulang tahun kakek dan nenekku, jangankan bahkan mereka sendiripun tidak bisa memastikan umur mereka secara tepat.
Aku mulai merasa Ulang Tahun kelahiran itu adalah sesuatu yang istimewa waktu aku kelas 5 SD diundang ke Ulang Tahun teman sekelasku yang baru pindah dari Jakarta, namanya Ricky yang bapaknya waktu itu menjabat kapolres Aceh Tengah. Itu pertama kali aku menyaksikan sendiri pesta Ulang tahun dengan kue tart dan balon yang sebelumnya cuma pernah yang kulihat di TV atau di film, entah itu film Indonesia atau film barat.
Tapi meskipun aku sudah tahu kalau Ulang tahun itu adalah hari istimewa tapi tetap saja setiap ulang tahunku berlalu begitu saja dan baru kuingat beberapa hari sesudahnya.
Seingatku, hari ulang tahun kelahiran baru terasa penting bagiku sejak aku kuliah. Saat itu hari ulang tahun adalah saat-saat paling menyebalkan buatku, dan selalu bukan aku tapi kawan-kawankulah yang paling ingat hari Ulang tahunku. Mereka ingat karena entah siapa yang memulai, di Banda Aceh ada tradisi bagi siapa saja yang Ulang Tahun untuk mentraktir makan kawan-kawan. Tradisi ajaib yang sempat membuat heran seorang temanku asal Australia, temanku itu heran karena menurut dia di Australia tempat asalnya, justru orang yang berulang tahunlah yang selalu ditraktir ramai-ramai oleh teman-teman yang lain, dibuat senang dan gembira dengan cara memberikan apapun yang dia inginkan.
Setelah tidak kuliah lagi, cara pandangku terhadap Ulang tahun kelahiran kembali ke sikap awal. Aku tidak pernah lagi menganggap ulang tahun itu sebagai hari yang istimewa. Aku biasanya baru ingat Ulang Tahun kelahiranku setelah seorang teman akrab yang belakangan menjadi seperti adikku sendiri mengucapkan selamat Ulang Tahun yang sejak aku mengenalnya pertama kali tidak pernah absen mengucapkan "Selamat Ulang Tahun" dan memberikan sekedar kado untukku meskipun seperti biasa sampai hari ini aku tidak pernah mengingat hari Ulang Tahunnya.
Ketika aku menikah pandanganku terhadap ulang tahun kelahiran juga sama, aku tidak pernah menganggap Ulang Tahun kelahiran sebagai sesuatu yang istimewa.
Aku berpikir seperti itu karena menurutku kelahiran itu adalah takdir yang tanpa bisa aku usahakan dan aku tolak terjadinya, dan nyaris tanpa ada usahapun umurku terus bertambah dengan sendirinya.
Tapi sejak menikah pula aku mulai merasakan pentingnya ulang tahun, bukan ulang tahun kelahiran melainkan ulang tahun pernikahan.
Berbeda dengan kelahiran yang adalah takdir yang tidak bisa ditolak atau dinegosiasi ulang, pernikahan adalah sebuah peristiwa besar yang merupakan hasil dari sebuah keputusan yang diambil oleh dua orang manusia merdeka dengan pikiran jernih dan penuh kesadaran dan kerelaan untuk mengorbankan beberapa keinginan dan cita-cita demi tercapainya cita-cita yang lebih besar yang menjamin kelangsungan ide dan pikiran besar yang ada di diri masing-masing sampai akhir zaman.
Pernikahan adalah sebuah pilihan yang dilakukan dengan penuh kesadaran, pilihan untuk menyatukan dua visi dan dua misi dan cinta dari dua manusia berlainan jenis untuk menghadirkan makhluk manusia baru yang merupakan perpaduan dari kompleksnya aspek intelektual, emosional, spiritual dan fisik yang dimiliki oleh dua manusia berlainan jenis. Dan berbeda dengan kelahiran, pernikahan bisa dinegosiasikan ulang dan bisa diakhiri dengan penuh kesadaran pula.
Karena itulah aku merasa kemampuan mempertahankan setiap detik pertambahan usia pernikahan, setiap menyaksikan senyum anakku yang setiap hari bertambah besar, bertambah pintar dan bertambah dewasa, aku merasa itu adalah sebuah keberhasilan, itulah adalah sebuah prestasi dalam mempertahankan keputusan yang telah diambil secara sadar, sebuah bukti kemampuan diri untuk berkorban, mengabaikan beberapa keinginan yang terkadang terlihat begitu menyenangkan.
Menurutku dan juga istriku, bukan kelahiran, tapi pernikahanlah yang merupakan peristiwa terbesar dalam hidup kami, dan karena keputusan besar itu pula Matahari kecil kami bisa terlahir ke Bumi sehingga peristiwa tahunan berulangnya hari pernikahan kami yang sekarang sudah memasuki tahun ke-6 inilah yang selalu kami rayakan dalam keluarga kami.
Hanya saja karena kami merasa ulang tahun pernikahan ini adalah sifatnya sangat pribadi yang maknanya hanya bisa dirasakan dengan sempurna oleh kami berdua, aku dan istriku selalu hanya merayakan ulang tahun pernikahan kami bertiga saja. Aku, istriku dan matahari kecil yang merupakan buah dari pernikahan kami.
Tapi ketika pada hari ulang tahun kelahiranku ini aku melihat begitu banyak perhatian tulus dari teman-teman yang merasa ulang tahun kelahiran itu adalah sesuatu yang penting. Sementara bagiku pertambahan usia pernikahanlah yang paling penting untuk dirayakan, dan karena akupun tidak peduli kalau pertambahan itu harus dihitung dengan cara apa, karena seperti kukatakan sebelumnya setiap detik pertambahan usia pernikahan adalah prestasi. Jadinya di saat begitu banyak perhatian yang diotujukan kepadaku seperti hari ini, tiba-tiba aku merasa ingin mengganti foto di profilku dengan foto pernikahanku.
Sayangnya foto-foto pernikahanku yang disimpan dalam file di beberapa keping CD tidak bisa lagi dibuka karena keping CD-nya rusak akibat lembab sehingga aku tidak bisa mendapatkan foto resepsi pernikahan kami. Yang kudapat hanya foto pre wedding yang dulu dipakai untuk dekorasi dalam acara resepsi pernikahan kami. Foto itu kudapat dengan cara mengubek-ubek situs internet milik studio 55. Sebuah studio foto yang beralamat di jalan Raden Saleh, Salemba. Studio foto yang dulu disewa oleh mertuaku untuk memotret dan memfilmkan acara pernikahan kami. Foto itulah yang sekarang terpampang di profilku hari ini.
Wassalam
Win Wan Nur
www.winwannur.
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment