Bupati Lamongan Masfuk perintahkan untuk buat tim penulusuran sejarah Patih Gajah Mada di Lamongan. Tim yang akan beranggotakan sejumlah budayawan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di Lamongan tersebut, bertugas untuk menyusun bukti-bukti eksistensi Gajah Mada di Lamongan. "Bapak Bupati (Masfuk) sudah perintahkan untuk bentuk sebuah tim yang akan menelusuri sejarah Gajah Mada di Lamongan. Sementara ada daerah lain yang berani klaim Gajah Mada milik daerah tersebut. Padahal, berdasarkan keterangan sejumlah budayawan Lamongan, ada bukti otentik dan oral bahwa Gajah Mada berasal dari Lamongan. Ini adalah bagian kepedulian Bapak Bupati akan sejarah dan budaya Lamongan, " urai Plt Asisten Administrasi Lamongan Aris Wibawa, Selasa (17/6). Seperti yang disampaikan salah satu budayawan Lamongan Viddy AD Daery saat Seminar dan Rembug Budaya di Ruang Sabha Dyaksa Pemkab Lamongan kemarin. Menurutnya, ada sejumlah cerita rakyat (folklore) yang umum dikisahkan di wilayah pedalaman Lamongan mengenai keberadaan patih yang terkenal dengan Sumpah Palapanya tersebut di Lamongan. Cerita rakyat itu menuturkan bahwa Gajah Mada adalah anak kelahiran Desa Mada (sekarang Kecamatan Modo/Lamongan). Di era Kerajaan Majapahit, wilayah Lamongan bernama Pamotan. Berdasar cerita rakyat itu pula, kata Viddy, Gajah Mada adalah anak Raja Majapahit secara tidak sah (istilahnya Lembu Peteng atau Anak Haram) dengan gadis cantik anak seorang Demung (Kepala Desa) Kali Lanang. Anak itu dinamai Joko Modo atau jejaka dari Desa Mada. Diperkirakan kelahirannya sekitar tahun 1300. Dilanjutkannya, selanjutnya oleh kakek Gajah Mada yang bernama Empu Mada, Joko Modo dibawa hijrah ke Desa Cancing/Ngimbang. Wilayah yang lebih dekat dengan Biluluk, salah satu Pakuwon di Pamotan, benteng Majapahit di wilayah utara. Sementara benteng utama berada di Pakuwon Tenggulun/Solokuro. "Salah satu bukti fisik bahwa Gajah Mada lahir di Lamongan adalah adanya situs kuburan ibunda Gajah Mada di Desa Ngimbang. Menurut kepercayaan setempat, situs yang sampai sekarang masih ada itu masih dikeramatkan oleh sebagian warga. Anak muda bernama kecil Joko Modo, berbadan tegap, jago kanuragan serta berilmu tinggi didikan Empu Mada itulah yang kemudian disebut sebagai Gajah Mada. Dia kemudian diterima menjadi anggota Pasukan Bhayangkara (pasukan elit pengawal raja) di era Prabu Jayanegara, " jelas Viddy yang juga menuliskan keterangannya itu lewat sebuah buku. Viddy kemudian memberi analisisnya mengenai bukti hubungan Gajah Mada dan Lamongan. Disampaikannya, prestasi pertama Gajah Mada adalah menyelamatkan Jayanegara yang hendak dibunuh Ra Kuti. Pemberontak yang notabene Patih Kerajaan Majapahit sendiri. Gajah Mada melarikan Prabu Jayanegara ke Desa Badander (sekarang masuk wilayah Bojonegoro) di wilayah Pamotan. "Keputusan Gajah Mada ini tentunya terkait dengan kedekatan masa kanak-kanak Gajah Mada, " kata dia. Saat itu pangkat Gajah Mada yang diperkirakan baru berusia 19 tahun sudah naik menjadi Pimpinan Pengawal Raja (Bhekel Bhayangkara) |
No comments:
Post a Comment