Thursday, July 30, 2009

[ac-i] A.Kohar Ibrahim: Nol Puisi Nizar [1 Attachment]

 
[Attachment(s) from abdul kohar ibrahim included below]

A.Kohar Ibrahim: Nol Puisi Nizar
 

 

A.Kohar Ibrahim :

 

Nol

 

Puisi Nizar

 

 

(Bloknota Puitika)

 

 

 

JUDUL bloknota alias catatan mini ini, sepintas lintas bisa berarti bias, jika bukannya lugas melecehkan. Tapi secara hakikinya tidak. Umum memang sering menganggap chiffre atau angka Nol itu paling rendah bahkan sarat nada amat merendahkan jika dikenakan pada orang seseorang, apa pula diucapkan dengan nada amarah atau kebencian. Seperti ujar bilang orang Perancis : « Tu es nul ! » Yang bisa dimaknakan : Kau bodoh ! Otak kosong. Nol. Tak ada arti-nya.

 

Tetapi, sesungguhnyalah Nol itu ber-arti, bahkan amat teramat penting arti-nya. Dari zaman dulu sampai zaman kini angka Nol masih menjadi bahan studi atau sering jadi bahan percakapan yang menggelitik. Bukankah kata angka itu sendiri, jika dilacak yang dalam bahasa Perancisnya adalah chiffre ber-arti-kan Zero alias Nol berasal dari kata Arab : sifr yang ber-arti : kosong ? Begitulah secara etimologis-nya Wikipedia.

 

Angka Nol yang diartikan Kosong itu sesungguhnyalah benar benar berarti, lebih lebih lagi jika disimak dari sudut pandangan dunia Timur. Kosong yang bukan berarti tidak ada apa-apa-nya melainkan ber-isi. Kosong Yang Berisi. Kosong bermakna Mula. Tanpa Nol atau tanpa Yang Kosong, bagaimana pelukis bergairah atas tantangan untuk mengkomposisi kreasi lukisannya? Tanpa Nol, bagaimana orang seorang atau pedagang atau ahli matematika, ah apa pula bankir secara praktis melakukan hitung perhitungannya?

 

Iyah, sesungguhnyalah angka Nol itu amat berarti. Hingga ada masanya penemuan angka tersebut menjadi kebanggaan Dunia Arab zaman kejayaan ilmu matematikanya, hingga ada penamaan "chiffres arab". Padahal, sesungguhnyalah pula,  chiffres atau angka-angka yang terkenal dan digunakan secara dominan itu asal muasalnya dari India!

 

Terus terang saja. Saya tergeltik kembali pada soal angka Nol ini ketika adalah salah satu perbincangan di milis Apresiasi Sastra, dalam mana Hudan Hidayat campur-tangan. Dari situ muncul undangan inspirasi untuk menyusun lanjutan cermin (cerita mini) berkat gugahan Gurindam-12 Raja Ali Haji. Tulisan saya itu yang ke-5, berjudul : « Kosong Nan Berisi Puisi Mulia » dipasang siar Multiply 11 Mai 2009. Sengaja saya siar kembali di Facebook untuk melengkapi Bloknota ini.

 

Yang membikin saya kembali tergelitik oleh perihal angka Nol iyalah belakangan ini justeru ada seorang penyair yang juga publisis sekaligus juragan bisnis telah memanfaatkan makna atau arti angka Nol. Dengan pandangan sekalian apresiasi yang positip bahkan bernada mengkompori kaum atau calon usahawan dalam suatu acara peresmian sekolah di bidang itu. Pokoknya : dalam ber-usaha janganlah takut memulai dari Nol. Nol tu penting. Dengan lain nada sarat asa : janganlah takut gagal. Jatuh-bangun itu soal lumrah dalam berkiprah.

 

Aku senyum mesem menerima berita ujar kata sang penyair yang bernama Rida K Liamsi itu. Jadi pemicu ku membuka-buka halaman buku penyair Riau lainnya. Dan, syubhanallah ! aku kembali terkesimak sebuah sajak justeru berjudul : Nol. Tertera dalam halaman Kumpulan Puisi « Tarian Orang Lagoi » kreasi Husnizar Hood itulah :

 

NOL

 

hanya sepasu anggrek berwarna ungu

hampir layu, dan halaman kosong

kaca jendela berwarna hitam

memantulkan wajah cintaku menggelepar

musim utara menghambuskan

memaksa aku bergegas

memburu hidup dalam sajak-sajak

pada gelombang, angin ribut dan riau

telah ke laut ke hutan ke bukit ke awang-awang

sampai kurenung mimpi muntahku

ke mana-mana segalanya runtuh

di buluh-buluh tinggi menggalah

bagai zikir tardji, gurauan sattah

pemberontakan idrus, tangisan syam

berdayanya ikram, lalu edi, hafney

kemudian yose

aku menangis terbahak-bahak

memandang burung balam

mematuk-matuk pasir

membabat rumput-rumput kering

mungkin sebentar lagi anggrek

bagai pedang dan api diparuhnya

menikam leher memanggang diri

dan computer itupun meledak

di pustaka otakku

membakar buku catatan harian,

hangus!, dan nol.

(adakah riau masih menyisakan kata-kata untuk risaunya bagiku)

 

Demikian seutuhnya sajak Nizar dari kupuisinya Tarian Orang Lagoi terbitan Yayasan Kata Pekanbaru 1999 dengan kata pengantar dari Hasan Junus. Sebuah hasil kreasi Nol yang amat berarti. Meski computer telah meledak di pustaka otak dan membakar buku catatan hangus…dan nol! Namun nol-nya nol yang kosong berisi isian layak kaji lagak lagu juang kehidupan manusiawi. Hangus pun kehangusan yang sarat asa dan hasrat untuk mula memulai kembali, bak burung feniks, seperti pribasa kata: patah tumbuh hilang berganti. Jatuh pun bangun lagi.*

 

31 Juli 2009.

 

__._,_.___

Attachment(s) from abdul kohar ibrahim

1 of 1 Photo(s)

blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Search Ads

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

Y! Messenger

Group get-together

Host a free online

conference on IM.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment