Thursday, July 23, 2009

[ac-i] aku dan novelku

 

Hudanosch Hudan novelku
about an hour ago · Comment · LikeUnlike
You and Sahid Sadoell Freeman like this.
Sahid Sadoell Freeman likes this.
Heru Susanto
Heru Susanto
baru?
about an hour ago · Delete

iku Novee Gondrong
keren deh....!!! kapan bang...
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
novel keduaku namanya kayu api. aku sayang sekali padanya. mungkin saut benar: bagaimanapun, aku adalah prosawan, bukanlah seorang penyair. agak aneh juga: orang lain mungkin sukar menulis novel, aku tidak. menulis novel, bagiku semudah menulis cerpen atau esai. aku bisa sret langsung menuliskan ketiga itu.

keenggananku dengan dunia kutipan, agak membantuku juga: aku bisa langsung masuk ke pokok soalku sendiri, tanpa harus bersibuk dengan pelacakan data. kelak, kalau memang memerlukan data, aku tinggal menyusur apa yang kubutuhkan itu.

banyak yang aneh dalam hidup ini. yang kurasakan adalah aku dan tertibnya situasi. aku selalu mengangankan suasana yang bersih dan tertib. misalnya buku buku, dan tempatku bekerja. tapi makin kuangankan makin tak tertiblah kedua hal itu.

selalu tempatku bekerja itu kumuh dan kotor. tempatnya sih bagus, tapi kebiasaanku yang menyebabkan ia kumuh dan kotor. misalnya rokok dan makanan. aku selalu merokok dan mulailah abu rokok dan puntung rokok di mana
about an hour ago · Delete

Yuswan Taufiq
hehe, sama. Abu rokok, bungkus rokok, makanan dan bekas bungkusnya masih selalu krasan di dalam ruangan hehe
about an hour ago · Delete

Iwan Gunawan
aih .. aih .... sama juga bang .... yakhh ... apalah buat ...
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
mana. mungkin aku bisa meminum kopi kental tanpa gula sepuluh gelas sehari. mungkin aku percaya: kopi bisa membunuh nikotin. dan kukira itu benar: diriku asik asik aja, banyak ngopi dan banyak merokok. tak ada sesuatu pun yang kurang. hanya puntungnya itu: berceceran di setiap talam cangkir kopiku. kadang aku membuangnya begitu saja tanpa asbak lagi. dan jadilah seputar kursi tempat sehari hari aku membaca dan menulis, penuh dengan puntung dan abu yang berceceran itu.

belum lagi buku buku. tak banyak, tapi ia seolah kabel kabel dari tiang listrik yang berpalangan di atas udara. tak tentu arahnya. sering buku buku itu demikian ruwet letaknya, setelah suatu hari aku menghabiskan seharian waktu untuk menyusunnya. belum lagi seminggu ia sudah bergeletakan di sana sini. sehingga aku mulai sukar mengambil data yang kuperlukan. sehingga jadilah aku penulis tanpa data.

besok, semuanya akan kurapikan, kataku. dan tanpa kusadari waktu telah berjalan berbulan bulan. semua itu masih saja seperti
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
keadaannya semula: tak teratur.

itulah latar membuat aku malas merapikan semua kerjaku: tulisanku makin melimpah limpah, tapi aku tak kuat menjadikannya dalam suatu kumpulan sehingga ia menjadi satu naskah yang selesai.

ada juga soal dorongan menulis setiap hari. dorongan yang datang dari dalam diriku sendiri. menulis, sehingga tema tema luput dan fokus selalu berganti arah. kubayangkan kerja memang harus ada yang memegang, sehingga apa yang telah kita mulai mewujud hingga selesai.

tapi apa pula pentingnya, nah ini membuat kesukaran sendiri: apa pula pentingnya. sudah lama aku memasuki pikiran ini. tak penting ah, harus jadi buku. note juga kan buku.

sebenarnya pikiran ini benar. tapi biarkan sajalah. kelak orang tahu juga ada buku di sana. lagi pula aku kini sudah kurang perduli lagi: buku atau tak buku. aku hanya perduli: apakah hari ini aku dapat tulisan bagus atau tidak. buku, dulu memang menggairahkanku. kini tidak lagi. sudah banyak sekali aku membaca buku,
about an hour ago · Delete

Iwan Gunawan
he he he ... sebuah gua yang kusam, dimana perintah baca diperintahkan, tanpa terasa kisah ashabul kahfi terjelma dalam diri Hudan. Angannya berlari ke depan, sementara badannya dalam kekinian. dimana di masa depan transaksi sudah tidak melalui lembaran uang, tapi hanya dengan kedip mata, makan gado-gado sudah di depan mata dengan seorang gadis siap menggoda. asyik bang ....
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
dan tahu kalau bab babnya dicopoti ia jadi note yang sama dengan note di fb ini. dikembalikan ke awalnya jadi buku lagi. jadi apalagi? tidaklah. biasa saja. lagi pula aku tidak punya hasrat seperti dulu lagi: membawa bukuku ke mana mana. sekarang cukup di tempatku saja. buku atau tidak buku, akan diambil orang atau tidak. dibaca atau dibiarkan, semua itu sudah tidak menarik minatku lagi.

tapi aku sangat memahami, kalau seseorang belum punya buku. tentulah ia akan bergairah sekali. dan tentulah itu akan menjadi pertaruhannya.
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
pernah mungkin untuk lima atau empat bulan, aku kerja tiap hari. pagi, siang, malam, dan jarang sekali aku bergerak dari kursiku. bahkan untuk makan dan buang air kecil pun. suasana seperti itu kini terasa aneh, dan nyaris mustahil. kalau kupikirkan kini: bagaimana aku bisa tak bergerak seperti itu. tak masuk akal.

sering aku malam kelaparan, dan tak mau bergerak untuk mengambil makanan. atau untuk sekedar kencing di tempat di mana seharusnya kencing. aku duduk saja menahankan lapar dan menahankan kencing, sambil terus bekerja. mungkin tak menulis, hanya membiarkan pikiranku mengembara saja. tapi biasanya menulis.

kudengarkan perutku yang lapar, dan kadang aku tertawa: begitu ya, rupanya kalau orang lapar itu. tak bisa fokus. dan inginnya hanya marah saja. tapi aku kendalikan baik baik rasa marah itu. ini kan dunia yang kupilih sendiri. aku tak berhak marah pada apapun. aku harus tahan, dan sanggup mengatasinya.

kau cukup bergerak tiga atau empat langkah, dan mungkin ada makanan
about an hour ago · Delete

Yessi Greena W Purba
novelku..dijanjiin terbit sama penerbit sekitar dua tahun yang lalu..sampai sekarang tak terbit juga...ihik....nasib penulis amatir...:(
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
di sana. atau kau hanya memerlukan menyeberangi jembatan kecil itu saja, lalu sebuah jalan raya akan menerimamu. dengan makanan dan minuman malamnya. tapi lihatlah aku tak kemana mana. hanya duduk di kursi rotanku, dengan alasnya yang lembut dan kedua sisinya yang keras. lalu sesuatu yang ringan menemuiku: tidur yang risau. mataku terpejam tapi tidak jiwaku.

otakku bertemu banyak hal dalam mimpi yang kacau. hantu hantu keluar dari sarangnya dan bangkit satu demi satu menemuiku. hantu putih. hantu hitam. aku enggan memikirkan mimpi mimpiku itu. kuacuhkan saja. kutolak mereka dengan halus.

tapi kalau aku sempat jalan jalan dengan seorang kawan, aku pulang membawa bir yang benar benar akan membuatku tertidur. ringan tanpa mimpi lagi. senang sekali tidur tanpa mimpi. hanya tidur. lepas dari segala soal dunia.

aku tak pernah memimpikan singa singa seperti hemingway, sebuah pantai pasir putih. mimpi apa itu? itu bukan mimpiku. mimpiku adalah tidur ringan tanpa mimpi. biarkan saja singa
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
dan pantainya menjadi milik novelis itu. aku punya mimpi lain. mimpiku paling memegang megang kelamin sendiri sebelum tidur yang ringan itu datang. cukuplah itu untukku. aku tak punya lagi keinginan lain. benar benar cukup untukku.
about an hour ago · Delete

Iwan Gunawan
he he he.. cerpen yang dahsyat nikh ...
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
ada juga keinginanku yang sukar sekali aku malaksanakannya. yakni bangun pagi dan berjalan jalan di udara terbuka. kukira segar sekali. lari lari kecil seperti puluhan tahun silam. sungai depan rumahku, selalu menunggu kehadiranku. tapi belakangan ini kami seperti sepasang kekasih yang lagi musuhan. aku tak pernah mau menemuinya lagi.

kudengarkan saja alurnya yang diam dari balik jendela kamarku. kadang kulihat tubuhnya berjalan pelan pelan, dan kesunyian malam seolah melingkupinya dengan banyak misteri. misteri sungai yang diam.

berjalanlah kamu di tempatmu. aku pun akan berjalan di tempatku. kita berdua sama tapi sekaligus berbeda, kataku dalam hatiku. lalu kulepaskan lagi pandanganku jauh ke tepi sungai itu. tempat di mana ia berhenti dan menikung ke kiri.

di sinilah imajinasiku dulu bekerja. kubayangkan ada sebuah pemukiman kumuh tempat seorang penghuninya berdoa. atau menangis kepada tuhannya.

semua imajinasiku tentang sungai itu masih ada.
about an hour ago · Delete

Hudanosch Hudan
sungai dengan jembatan kecil di atasnya, itu telah membuat novelku. dengan orang orang fiktif dalam novel. hanya aku dan sungai itu saja yang nyata. lainnya fiktif. tak nyata. atau jangan jangan aku dan sungai itu pun fiktif, tak nyata juga. mungkin saja. mengapa tidak? tapi apa sih fiktif dan faktaif itu? aku tak tahu. kukira kami nyata. buktinya aku bisa menyadari kedua kehadirannya di otakku.
59 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
sudah banyak yang berubah. kukira kini aku harus mengerjakan novelku kembali. mungkin novel itu telah berkali kali memanggilku dari kesunyian tempatnya berdiri. kudengar panggilannya dalam sayup. tapi aku tak datang. aku lagi malas datang padanya. tapi kukira kinilah saatnya, aku datang lagi padanya. aku mulai memerlukan pengucapan lain. dan itu adalah novel.
58 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
tapi apakah aku masih memerlukan sungai dan jembatan itu? mengapa tidak diriku saja kujadikan sungai sekaligus jembatan itu? tapi aku telah menjadikan diriku sungai sekaligus jembatan itu dalam novel. lalu apalagi yang aku butuhkan? ah mudahlah. aku tak membutuhkan apapun.

aku tak mau menempatkan utiliti serperti ini dalam hubungan kami. aku hanya terpukau saja sama sungai dan jembatan itu. seolah dalam air itu aku melihat diri tuhanku yang berjalan dan mengendap di depan mataku. menggoadaku agar diriku datang. akankah aku datang padanya?

kita lihat sajalah. banyak rencana, kelak tak satu pun yang jadi. lebih baik sret langsung saja menulis. baiklah. kini aku akan menulis.

sret aku pun menulis.

mana? sudah dalam pikiranmu. hanya perlu mengetikkannya saja. besok? tidak. kini.

sret aku pun menulis.

aku menulis lo.

sret aku pun menulis.

sret aku menulis.

sret.
51 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
(aku baru saja mau merapikan note ini, mau kukirim ke milis. tapi kukira aku melihat kawanku heru di atas sana. jadi kurapikan kelak aja. kukira ku agak dosa dengan heru. ia masuk ke chat tapi aku tak melihatnya. aku telah tertidur. waktu hendak kujawab heru sudah ofline.

aku melihat kawanku yang lain - iwan gunawan. manusia ini aneh: teramat sangat bergairah dengan dunia tulisan, dan mampu mewujudkannya ke dalam tulisan yang bai. beberapa kali aku disentakkannya melalui dunia puisinya.

yuswan adalah kawanku yang lain: penyair yang datang dari dunia pantun, dengan isi yang kelewat canggih untuk sebuah pantun.

yessy? seolah kulihat dunia remajaku kembali. begitulah hidupku: penuh kawan kawan yang seolah maya juga - aku tak pernah menjumpai mereka. jangan jangan hidup ini memang tak ada. alis kita semua memang adalah bagian dari maya dunia. aneh ya. absurd sekali)
39 minutes ago · Delete

Cepi Sabre
kecepatan yang luar biasa ! rata-rata hanya 5 menit per komentar. sungguh.

novelnya saya tunggu sebagai sebuah karya utuh bang hudan.
37 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
keren ya riku novee
36 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
iya kuda liar ya cepi sabre hehe tapi aneh mengapa kalau mereka minta biodataku lama sekali aku mengerjakannya. oh sudah saatnya kita memiliki sekretaris sendiri ini. kalau malam ehm hehe kita bisa makan angin.
29 minutes ago · Delete

Cepi Sabre
hahaha ... dengan sekretaris, hudan hidayat tidak lagi original. tidak 'fresh from the oven.' hangatnya roti dari sret-nya hh itu bikin beda bang ...
24 minutes ago · Delete

Sandra Palupi
1. ruang yang berantakan biasanya menunjukkan si pemilik yg kreatif. tempat berantakan sumber inspirasi...

2. kau jenius dg semua bukumu, banyak waktu untuk membaca. hingga tak ada waktumu untuk melihat kenyataan.

3. bayangkan saja kau menjadi korban dr teror bom itu. tubuhmu hancur jadi serpihan, namun segala note-mu menjadi serpihan yang tak pernah hancur dan abadi.

4. aku suka semangatmu. juga pikiran yg gentayangan tak keruan. gelisah yang kau punya, menjadi peluru untuk menembaki jiwa2 yang lunglai dan tak bersemangat.
20 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
ica juga sih cepi. burung pipit mati terjepit anak belanda mati berlayar. ai ai.
20 minutes ago · Delete

Hudanosch Hudan
mengapa di balik sandra palupi? bukankah satu puisimu itu telah membuatku gemetar? seperti aku membaca puisi hanna adik dan kakak yang mabuk itu: gemetar. kukira kedua kakiku masih gemetar hingga hari ini, sandra. apa yang kau cari, (sandra) palupi?
12 minutes ago · Delete

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Need traffic?

Drive customers

With search ads

on Yahoo!

Yahoo! Groups

Cat Owners Group

Join a community

for cat lovers

Yahoo! Groups

Mental Health Zone

Bi-polar disorder

Find support

.

__,_._,___

1 comment: