Thursday, July 30, 2009

[ac-i] Penulis dan Gerakan Sosial

 

[Esai]

Penulis dan Gerakan Sosial
---Anwar Holid

ADA penulis berbasis individu, ada pula yang berbasis komunitas. Andrea Hirata merupakan contoh penulis berbasis individu, dia membangun karir kepenulisannya sendirian, minus dukungan akar komunitas. Sementara penulis seperti Asma Nadia berbasis komunitas, karena dia tumbuh dalam Forum Lingkar Pena (FLP), bahkan termasuk pendirinya.

Di luar negeri, ada penulis individualis seperti Franz Kafka dan Emily Dickinson. Keduanya tumbuh sendirian, tak didukung komunitas dan patron tertentu. Sebagian penulis lain bergabung atau membangun kelompok. Misal Virginia Woolf terlibat dalam Bloomsbury Group dan Italo Calvino ikut OuLiPo (Ouvroir de Litterature Potentielle; Workshop Sastra Potensial). Apa pun pilihannya, mereka memberi pengaruh, baik pada individu maupun masyarakat.

Beberapa penulis menjadi eksponen utama (memimpin) sebuah gerakan, misalnya Jean-Paul Sartre dalam eksistensialisme. Boleh jadi, dialah yang paling penting dalam gerakan tersebut, pengaruhnya begitu terasa, baik lewat karya maupun betapa pandangannya dibahas dan karyanya dikutip. Beberapa tahun ke belakang, Akademi Kebudayaan Yogyakarta (AKY) sempat melahirkan satu generasi penulis yang membidani majalah ON/OFF dan kini di antara mereka lahir menjadi penulis kuat dalam sastra Indonesia, antara lain Puthut EA dan Eka Kurniawan, berikut generasi penerusnya, seperti Ratih Kumala. Gerakan yang dibangun oleh FLP lebih massif lagi dan berpengaruh besar dalam industri penerbitan Indonesia, sebab sejumlah eksponennya mampu melahirkan produk yang bisa diserap pasar secara besar-besaran, bahkan memunculkan me-too product, misalnya karya Helvy Tiana Rosa, Gola Gong, dan Habiburrahman El-Shirazy.

Saut Situmorang, sarjana sastra yang dijuluki "the lone wolf" dalam sastra Indonesia, menyatakan keberadaan gerakan seni ini menyiratkan adanya "kesamaan ideologi" berkesenian atau estetika, walau ungkapan dan pelampiasan (ekspresi) maupun gaya (style) masing-masing penggeraknya belum tentu sama. Dalam sejarahnya, pembentukan gerakan seni semacam ini lazimnya bertujuan melakukan "pembaruan estetika" melawan dominasi estetika status quo.

"Justru kesamaan ideologislah yang paling menonjol sebagai ciri khas dari setiap gerakan seni. Keyakinan atas sangat pentingnya simbolisme sebagai bentuk ucapan merupakan ciri khas kaum Simbolis yang membedakan mereka dari kaum Romantik di Inggris pada zamannya, misalnya," kata dia.

Sejumlah gerakan kadang-kadang melahirkan kelompok budaya tanding (counterculture), sebab mereka sengaja melanggar aturan dalam budaya umum (mainstream) dan menawarkan nilai yang sama sekali lain, bahkan bisa bertentangan dengan nilai yang berlaku umum atau dianggap beradab. Secara garis besar kita bisa melihat bahwa FLP mendukung gerakan moralisme, sementara TUK, meskipun ada eksponen Islam di dalamnya, lebih merupakan gerakan liberalisme-sekuler.

MENULIS pada praktiknya merupakan tindakan individual, suatu kemampuan yang ditumbuhkan terus-menerus oleh penulis sendiri. Seorang penulis boleh jadi tumbuh dalam komunitas besar atau kelompok eksklusif, tetapi proses kreatif dan melahirkan karya (produk) tetap bergantung dari orang itu sendiri, sampai akhirnya karya itu membentuk ciri khas penulisnya. Tulisan yang beres merupakan usaha keras pribadi; meski bisa saja pemupukannya bergantung pada masukan orang-orang sekitar.

Bila dikaitkan dengan kepedulian sosial, ekspresi penulis dalam membangun gerakan sosial juga macam-macam. Ada penulis yang membuka lebar-lebar rumah mereka agar bisa diakses oleh masyarakat setempat, meski risiko keterbukaan itu kadang-kadang disikapi negatif oleh orang tertentu. Di Serang, Banten, terdengar cerita Gola Gong dan kawan-kawan mendirikan Rumah Dunia, meski sebagian orang bersikap buruk terhadap upaya baiknya. Ternyata niat baik tidak selalu melahirkan reaksi serupa.

Penulis yang luar biasa sukses dengan bukunya ada saja yang menggunakan sebagian royalti untuk amal, terutama membangun lembaga amal, baik untuk kepentingan dunia tulis-menulis ataupun bidang lain, misalnya kesejahteraan sosial dan riset ilmu pengetahuan.

Boleh jadi seorang penulis kurang akur, agak tertutup, atau dianggap eksentrik dalam lingkungan masyarakat, karena secara pemikiran dan strata sosial agak berbeda dengan mereka, meski dia tetap bisa terbuka pada rekan-rekan seprofesi dan sealiran, membiarkan mereka mengakses rumah beserta isinya, memanfaatkan fasilitas di dalamnya, bahkan sengaja menggunakan rumah tersebut menjadi semacam "tempat penampungan" bagi kawan-kawannya, dan akhirnya praktik tersebut melahirkan budaya patron.

Siapapun yang lebih leluasa dalam hal senioritas, pengetahuan, ekonomi, modal sosial, bisa menjadi patron. Seorang patron bisa jadi bukan seorang sastrawan (seniman) itu sendiri, melainkan tokoh masyarakat, penguasa, maesenas, kolektor, pengusaha sukses, dan pejabat publik. Kita bisa menyatakan bahwa peran Saini K.M. dalam "Pertemuan Kecil" yang begitu besar---terutama menjadi guru dan pembahas puisi---membuatnya menjadi patron banyak penyair muda Bandung pada tahun 80-an. Peran Umbu Landu Paranggi sebagai guru dan patron para penyair di Jogja dan Bali juga sudah menjadi legenda.

APA PUN mode gerakan yang dipilih penulis---baik individual atau komunal---
tidak masalah. Saut Situmorang meyakinkan bahwa penulis yang tidak ikut dalam komunitas sastra tertentu (bergerak sendirian), juga bukan merupakan kelemahan. "Toh para pengarang yang jadi anggota komunitas sastra itu pun berbeda-beda gaya ekspresi sastranya. Jadi seperti tidak ikut komunitas. Cuma, mereka punya organisasi yang membuat sosialisasi ideologi seni mereka ke masyarakat jauh lebih hiruk-pikuk."

Boleh dibilang bahwa penulis yang berhasil pasti memberi pengaruh, baik kepada orang tertentu maupun massa. Penulis bahkan bisa melampaui zaman, bahwa pengaruh mereka melebihi ruang dan waktu ketika ia masih hidup. Tulisan, ide, pemikiran, bisa menelusup dan mempengaruhi orang secara diam-diam, sampai akhirnya pemikiran itu mengendap dan menguat, membentuk sikap tertentu. Dengan pemikirannya, penulis menawarkan kesadaran tertentu, bahkan lewat sikap dan perbuatannya, penulis menawarkan nilai kepada banyak orang, terutama sekali pembaca dan peminat seni dan sastra. Entah pemikiran, sikap, cara pandang, dan perbuatan tersebut diterima atau ditolak masyarakat, itulah yang akan menjadi warisan budaya generasi selanjutnya.

Di sinilah pentingnya mencatat dan mendokumentasi, agar penelitian dan kesinambungan kepada generasi selanjutnya cukup mudah ditelusuri. Salah satu kelemahan umum dari gerakan seni yang terjadi di Indonesia buruknya dokumentasi, yang pada gilirannya akan menyulitkan generasi selanjutnya kesulitan menelaah signifikansi gerakan tersebut bila gerakan itu sudah mati dan inaktif.[]

Anwar Holid, eksponen TEXTOUR, Rumah Buku Bandung; bekerja sebagai penulis, editor, dan publisis. Blogger @ http://halamanganjil.blogspot.com.

Esai ini dipublikasi di Radar Bandung, Minggu, 5 Juli 2009. Versi awalnya merupakan bahan diskusi di ODE KAMPUNG #3, Rumah Dunia, Serang, Banten, Sabtu, 6 Desember 2008.

Copyright © 2008 oleh Anwar Holid

KONTAK: wartax@yahoo.com | Tel.: (022) 2037348 | HP: 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Anwar Holid: penulis, penyunting, publisis; eksponen TEXTOUR, Rumah Buku.

Kontak: wartax@yahoo.com | (022) 2037348 | 085721511193 | Panorama II No. 26 B Bandung 40141

Sudilah mengunjungi link ini, ada lebih banyak hal di sana:
http://www.goethe.de/forum-buku
http://www.rukukineruku.com
http://ultimusbandung.info
http://www.visikata.com
http://www.gramedia.com
http://halamanganjil.blogspot.com

Come away with me and I will write you
---© Norah Jones

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
New business?

Get new customers.

List your web site

in Yahoo! Search.

Y! Messenger

Want a quick chat?

Chat over IM with

group members.

Y! Groups blog

The place to go

to stay informed

on Groups news!

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment