Thursday, July 30, 2009

[ac-i] PRESS RELEASE: OUR OWN ORBIT, pameran bersama 8 seniman muda Malaysia [1 Attachment]

 
[Attachment(s) from riessa wijaya included below]


Kepada Rekan Media

Tembi Contemporary dengan bangga mempersembahkan 8 seniman muda dari Malaysia.  Pameran yang bertajuk OUR OWN ORBIT digagas Simon Soon untuk menjadi ajang pertemuan seniman-seniman muda Malaysia yang tidak seperti kalangan seni rupa di Jogja, sangatlah jarang bertatap muka satu sama lainnya.  Kesibukan pribadi, keterlibatan dengan program-program perjalanan dan lain sebagainya.  OUR OWN ORBIT dipersembahkan kepada publik seni Jogja dan Indonesia sebagai salah satu fasilitas dialektika antar kalangan seni rupa di Asia Tenggara. 

Press Release ini juga berlaku sebagai undangan.

Pembukaan
Selasa, 4 Agustus 2009, 19.30 WIB
oleh ROSIANNA SILALAHI

Temu Seniman
Rabu, 5 Agustus 2009, 16.00 - 18.00



OUR OWN ORBIT (Orbit Kami Sendiri)

 

Hidup di Kuala Lumpur, kami tidak pernah benar-benar punya cukup waktu untuk berkumpul atau bicara mendiskusikan seni. Pertemuan antara Sungai Gombak dan Sungai Klang menghasilkan sebuah kota yang sibuk dan pikuk. Kami hampir selalu hidup dalam sirkuit kami sendiri dengan komitmen kehadirannya, tuntutan dan ritualnya –kadang hanya saling bertemu muka, mengucapkan salam dan bertukar kabar pada acara-acara pembukaan pameran saja.

 

Orbit Kami Sendiri adalah sebuah survei seniman Malaysia yang berkarya dari Kuala Lumpur dan relevansi akses terhadap modal budaya yang telah menciptakan satu generasi baru seniman yang selalu bergerak dan praktek seninya dengan cara tertentu menyampaikan gagasan mengenai batas negara bangsa yang cair sebagaimana identitas dan kemampuan mereka untuk melampaui batasan-batasan tersebut.

 

Seni kontemporer sebagai sebuah fenomena global lebih dipandang dari sisi prasyarat para senimannya yang senantiasa bergerak. Dalam pandangan tersebut terdapat sejumlah seniman Malaysia yang telah mendapatkan keuntungan dari begitu banyak program infrastruktur kebudayaan yang dibentuk oleh perusahan asing atau badan pemerintah (program residensi, beasiswa, biennale) untuk memainkan peran sebagai pengelana. Seniman yang melakukan perjalanan ke luar, menciptakan sirkuit dan jalur orbit mereka sendiri, menghasilkan gugus individu yang pada saaat bersamaan kembali pada pertanyaan apakah relevan untuk membentuk identitas artistik dalam kacamata nasionalis.

 

Badan-badan ini, dipandang dari jauh, kadang mencapai sebuah gerakan terencana yang berbatasan dengan gugusan planet. Untuk dapat bergerak dalam sebuah orbit milik seseorang menampilkan sebuah proses untuk menentukan kembali batasan sebuah gagasan kebangsaan. Pameran ini juga menampilkan tahapan kemerdekaan yang melawan efek kesamaan karena hidup dalam sebuah iklim kebudayaan yang ditekan oleh adat dan penyesuaian. Bahkan meskipun ekspansi kesenian lokal baru-baru ini telah menitikberatkan isu lokal dan nasional, para seniman ini telah bergerilya di luar kekakuan dan kepicikan praktek-praktek yang demikian –melakukan percobaan dengan bentuk yang dapat menciptakan arah menuju sebuah subyektivitas yang lebih memuat dan sensitif pada pembaharuan.


Simon Soon, kurator

 

 

BIODATA SENIMAN:

 

 

CHONG KIM CHIEW (l. 1975) lulusan Guangzhou Academy of Fine Art China, jurusan lukis cat minyak.  Karyanya memacu kita untuk 'berpikir ( dan berpikir lagi ) tentang perkembangan dan aspirasi nasional'. Dia sudah berpameran di seluruh Malaysia sejak 1994 dan berpameran tunggal pertama, Isolation House di Rumah Air Panas gallery July 2005. Dia juga tercatat dalam sejumlah pameran bersama di sekitar Kuala Lumpur.

 

Sebelum menjadi freelance photographer, ERNA DYANTY (l. 1981) bekerja di berbagai bidang, dari mengajar hingga menjadi pekerja lapangan di LSM. Pameran terkini Erna termasuk CUT: New Photography from Southeast Asia and The Cabinet di Valentine Willie Fine Art dan Black and White Show di The Annexe Gallery, Kuala Lumpur.

 

MUN KAO (l. 1982) menterjemahkan pengamatannya yang tak lazim pada kehidupan sehari-hari pada gambaran-gambaran yang pop. Karyanya telah ditampilkan diberbagai ruang pamer di New York, Los Angeles, San Francisco dan Kuala Lumpur.  Yang terkini, dia ditampilkan di Cabinet di Valentine Willie Fine Art, Man Made Monsters di Jendela Living, Out Of Line dan Natural di Annexe Gallery.

 

NIZAM ABDULLAH (l. 1981) lulusan Diploma Visual Digital Art dari Limkokwing University College of Creative Technology tahun 2004. Dia juga menduduki posisi Resident Artist di Limkokwing University periode 2005-2008. Dia telah mengkurasi sejumlah pameran dan turut berpartisipasi juga di berbagai pameran bersama dan baru-baru ini berpameran tunggal threesixfive ME at Annexe Gallery, Kuala Lumpur. 

 

ROSLISHAM ISMAIL A.K.A. ISE (l. 1972) lulus dari University of Technology MARA, Shah Alam. Ise adalah seniman konseptual yang berkarya dan berpusar pada pengalaman pribadinya di komunitas urban dan budaya komunal. Dia berkarya dengan narasi komik dan mengkoleksi materi-materi populer. Bekerja sama dengan Ruang Rupa, Ise bergabung dengan Instanbul Biennale di tahun 2005.  2006, dia adalah the Australian High Commission artist in resident di Gunnery Studio, Art Space, Sydney.

 

SHAHRIL NIZAM (l. 1979) lulusan Victorian College of Arts, Melbourne, 2004. Sekarang bekerja sebagai freelance graphic designer sambil terus berkarya. Telah tercatat mengikuti sejumlah pameran termasuk Out of Line di The Annexe Gallery (2008) dan Art Around 1000 di Valentine Willie Fine Art (2007).

 

 

VINCENT LEONG (l. 1979) belajar Communication Design di Centre of Advanced Design (CENFAD), Kuala Lumpur (1998-2000) dan kembali ke Malaysia setelah menamatkan gelar Bachelors in Fine Art dari Goldsmiths College, University of London 2004. Pameran terbarunya di Osage Gallery, Hong Kong, Some Rooms dikurasi oleh Eva McGovern.

 

GAN SIONG KING (l.1975) menerima Diploma in Fine Arts jurusan Lukis Cat Minyak dari Malaysia Institute of Art 1996. Gan telah berpameran beberapa kali termasuk 'Cartographical Lure' di Valentine Willie Fine Art Kuala Lumpur (2009), 'Tukar Ganti' di Valentine Willie Fine Art, Singapore (2008), 'Sama-sama' at Lost Generation Space di Petaling Jaya (2007), 'Seriously Beautiful' di Reka Art Space, Petaling Jaya, 'Seni: Homefronts' di Singapore Arts Museum (2004), dan '3 Young Contemporaries' di Valentine Willie Fine Art, Kuala Lumpur (2001). Pameran tunggalnya 'March Surprise' di the Project Room, Valentine Willie Fine Art, Kuala Lumpur (2009). 

 



--
Current Exhibition:
SA LANGIT MONG BUGHAW ( Under Your Blue sky)
3 - 30 July 2009
Ambie Abano, Christina Quisumbing Ramilo, Pardo de Leon, Popo San Pascual



tembi contemporary
Jl. Parangtritis Km 8,5
Tembi, Timbulharjo, Sewon, Bantul
Jogja 55186
INDONESIA

t : +62 274 6881919
f : +62 274 368321
e: info@tembicontemporary.com
w: www.tembicontemporary.com

OPENING HOURS
tues - sat  10 am - 6 pm
sunday      11 am - 5 pm

monday and public holiday CLOSED


Nama baru untuk Anda!
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail.
Cepat sebelum diambil orang lain!

__._,_.___

Attachment(s) from riessa wijaya

1 of 1 Photo(s)

blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment