Wednesday, June 10, 2009

[ac-i] Ketika China Menginspirasi Renaisans Eropa [Majalah Madina]




HTML clipboard

 

Ketika China Menginspirasi Eropa

 

Resensi Buku 1434 (Gavin Menzies)

Majalah Madina | No. 17/II Juni 2009 | Oleh Moh. Shofan*

 

 

 

Buku 1434, yang ditulis oleh Gavin Manzies, membawa pembaca naik ke atas armada China yang mengagumkan saat armada tersebut berlayar dari China menuju Cairo dan Florensia, dan kemudian pulang kembali melintasi dunia. Dengan bukti-bukti baru yang sangat meyakinkan, Gavin dalam buku ini memberikan informasi yang mencengangkan. Buku ini boleh dibilang menawarkan sejarah alternatif dari versi resmi yang berpusat di Eropa. Dalam buku ini, justru delegasi Cheng Ho-lah yang menunjukkan jalan menuju Renaisans.

 

Florensia–sebuah kota kecil di Italia–merupakan lahan subur yang ideal bagi benih-benih intelektual China. Cheng Ho dan armadanya telah menghabiskan waktu dua tahun untuk mempersiapkan keberangkatan mereka dari China dan hampir tiga tahun untuk mencapai Florensia (hal. 158). Dari Florensia inilah bermunculan genius-genius hanya dalam rentang waktu beberapa tahun saja.

 

Hubungan antara China dan dunia Barat telah dimulai lama sebelum 1434. Ini terbukti dengan adanya sebuah dokumen China tentang keberadaan Kedutaan Besar Roma pada 166 Masehi. Sebuah buku dinasti Ming menegaskan adanya pertukaran diplomatik yang berkelanjutan antara dinasti Ming di China dan gereja Katholik di Italia yang dimulai sejak 1371. Setelah 1371, hubungan diplomasi antara China dan Eropa bagaikan jalan dua arah, dengan adanya pertukaran duta besar antara Negara Kepausan dan China.

 

Dari 1413 hingga 1470, Florensia telah menghasilkan serangkaian karya yang begitu megah sampai-sampai hampir enam abad kemudian masih sanggup membuat dunia terperangah (hal. 93). Kurang lebih pada masa ini, menurut sejarawan seni Bernard  Berenson, seni dan kerajinan tangan Asia Timur mulai menyerbu Italia.

 

China yang saat itu merupakan peradaban yang secara teknologi paling maju di dunia memercikkan bunga api yang mengobarkan renaisans di Eropa. Renaisans membawa kegairahan yang melahirkan banyak genius mengagumkan.

 

Regiomontanus–nama latin Johann Muller–adalah seorang genius dalam matematika dan astronomi pada masa itu. Regiomontanus berhasil melakukan falsifikasi tentang ramalan sistem Ptolemeus lama mengenai perjalanan bulan dan planet-planet, yang dinilainya tidak dapat bertahan terhadap penelaahan kritis. Penemuan yang paling mencengangkan adalah gagasan revolusioner bahwa bukanlah bumi yang berada di pusat alam semesta, melainkan matahari.

 

Beberapa karya Regiomontanus tentang tabel-tabel sinus, trigonometri bola, serta tabel-tabel Ephemerides ab Anno, memiliki nilai tak terkira pentingnya dalam memungkinkan para pelaut Eropa menentukan garis lintang dan bujur serta posisi mereka di laut. Kegeniusan Regiomontanus semakin mengagumkan ketika pada 1450 ia menghasilkan peta Eropa pertama dengan garis lintang dan bujur yang akurat.

 

Satu hal yang patut diapresiasi, Menzies berani mengevaluasi prestasi sosok brilian seperti Regiomontanus tanpa tedeng aling-aling. Keberanian Gavin tak membuatnya takut disebut sebagai orang yang sombong oleh para ahli matematika profesional. Gavin dengan cerdas memaparkan data-data sejarah secara akurat yang telah dilakukannya selama bertahun-tahun.

 

Begitulah, Gavin menunjukkan bahwa delegasi Cheng Ho telah membuka jalan Dunia Baru dan juga memberi bangsa Eropa pengetahuan yang memungkinkan mereka menghitung garis lintang dan bujur guna mencapai Dunia Baru. Selama periode empat puluh tahun setelah kunjungan bangsa China pada 1434, pengetahuan tentang alam semesta di Eropa diubah sama mendasarnya seperti pengetahuan tentang bumi.

 

Alam sebagai sebuah sistem rasional dapat dijelaskan lewat matematika. Semangat keingintahuan baru ini diterapkan pada semua aspek kehidupan–fisika, matematika, ilmu alam, dan teknologi, serta tidak ketinggalan seni dan agama. Semuanya dapat dijelaskan tanpa membutuhkan restu dari Gereja. Berbeda dengan kenyataan sebelumnya yang terbelenggu oleh dogma agama.

 

Revolusi yang lantas kita sebut sebagai renaisans ini dicetuskan oleh kombinasi antara penularan ilmu pengetahuan besar-besaran dari bangsa China ke Eropa dan kenyataan bahwa penularan itu terjadi dalam satu rentang masa yang singkat. Buku 1434 ini menggugah kesadaran kita dan mengubah cara berpikir kita dalam melihat dunia.

 

* Moh. Shofan, Peneliti Yayasan Paramadina Jakarta 

____________________________

 

DATA BUKU

Judul                1434 Saat Armada Besar China Berlayar ke Italia dan Mengobarkan Renaisans

Penulis            : Gavin Menzies

Penerjemah     : Kunti Saptoworini

Editor               : Indi Aunullah

Genre              : Sejarah

Cetakan           : I, April 2009

Ukuran             : 15 x 23 cm

Tebal               430 halaman

Harga              : Rp. 89.000,-



==========================================
Pustaka Alvabet
Ciputat Mas Plaza Blok B/AD
Jl. Ir. H. Juanda No. 5A, Ciputat
Jakarta Selatan Indonesia 15411
Telp. +62 21 7494032,
Fax. +62 21 74704875
www.alvabet.co.id


__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment