Sunday, June 7, 2009

[ac-i] penyair afrizal malna, sastrawan antok serean, dan usia semesta tak bertepi



penyair afrizal malna, sastrawan antok serean, dan usia semesta tak bertepi

Share

Yesterday at 3:19pm | Edit Note | Delete

kawan baik saya antok serean, hari ini berulang tahun. saya tidak tahu ulang tahun yang keberapa. dari home di fb, saya juga melihat seseorang mengucapkan ulang tahun kepada kawan yang lain - afrizal malna. apalah arti usia kita ini, di tengah eksistensi semesta yang telah miliaran tahun itu.

kita sungguh segumpal debu. debu yang mencoba mengekalkan dirinya ke dalam dunia kata. tapi kata, ke depan, apakah masih dunia aksara yang kita kenal?

kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi.

dalam waktu miliaran tahun yang merentang, siapa yang menjamin nominal yang dipakai manusia masih lambang 0 sampai dengan 9? siapa yang yakin dunia aksara masih akan menggunakan huruf huruf a, b, dan seterusnya. juga garis dan bulatan seperti huruf cina atau jepang.

tak satu pun yang tahu tentang masa depan.

catatan mingke dalam novel anak semua bangsa, meluncur dengan gaya renungan yang telah dibebaskan dari masa remaja.

"annelies telah berlayar", demikian bunyi pembuka novel itu, "kepergiannya laksana cangkokan muda yang direnggut dari batang induk. selesai sudah masa muda. masa masa penuh harapan dan impian."

saya tidak tahu apakah kutipan saya akan sebuah "masa masa penuh harapan dan impian" itu benar. mungkin benar. sebab saya mengutipnya berdasarkan ingatan. tapi saya merasa pasti bahwa demikianlah alur pembukaan dari kata kata yang mengalir di sana.

kata kata penuh ingatan dan kenangan dari seorang pribumi akan nasibnya sendiri - annelies itu, seorang gadis indo pujaan hatinya. tapi telah direnggutkan dari dirinya oleh sebuah kekuasaan kolonial waktu itu. sehingga riwayat percintaan mereka yang malang, akhirnya berakhir ke rumah duka di mana yang kembali bukanlah annellies lagi, yang digambarkan oleh sang narator seolah sebuah bintang kejora. tapi sebuah koper tua dengan seonggok pakaian annelies di dalamnya.

begitulah hidup - penuh dengan kekerasan dan kekalahan. tapi juga penuh dengan kemenangan.

tapi kalau kita tanyakan, kekalalahan siapa dan kemenangan siapa? dalam sebuah kesadaran dari perasaan yang kita renggutkan di hati, maka nampak katergori menang dan kalah itu, hanyalah seuntai permainan pikiran belaka. seolah kita sedang berhadapan dengan chanel dengan tombol radio. tangan kita menekan sebuah tombol chanel berganti. tangan kita menekan tombol channel lain yang muncul.

sebab melalui kematian yang pasti datang itu, kekalahan dan kemenangan nampak sebuah situasi tanpa daya. tanpa daya yang membuat seorang albert camus memberontaki kematian dengan hidup yang acuh dalam novel orang asing, atau hidup yang melihatkan diri seperti di novelnya yang lain - sampar.

puisi paling pilu dari afrizal malna barangkali kisah hidupnya sendiri. suatu biografi sang penyair yang saya baca di bukunya kalung untuk teman. di sana, sang penyair membuatkan sebentang layar hitam dari hidupnya sendiri. hidup yang diisinya oleh lompatan lompatan hati yang tak menentu, atas dasar mana dia menulis puisi. dari manajemen keuangan amburadul khas seniman, begitulah situasi bohemian itu tergambar dengan jelas.

ada saat saya punya uang, ada saat saya tak punya uang sama sekali. hari ini saya terbang ke swiss, besok saya sudah mendarat dan berbicara tentang puisi di lombok.

begitulah hidup sang penyair berjalan. hidup yang dibangun atas tanpa suatu kesepakatan apapun terhadap hidup yang hendak mengikat, hidup yang hendak mengekang. sampai puncak pilu itu datang ke hati saya: ayah saya meninggal tapi saya enggan menengoknya.

apakah afrizal, penyair yang telah menciptakan sejarah sendiri dalam lintasan seni kata kata kita itu, telah pula dirambahi oleh sebuah kenyataan absurd yang dipeluknya diam diam, saya tidak tahu. tapi saya tahu betapa puisi paling pilu itu datang dari sana - dari suatu kenyataan ayahnya yang meninggal dan dia tak hendak datang. barangkali memang demikianlah penyair yang hebat itu: ia mencerabutkan segala eksistensi dirinya akan dan atas tiap ikatan. akan dan atas tiap hati kecuali hatinya sendiri.

aku ini binatang jalang, dari kumpulannya yang terbuang, dan pekik pekik histeris chairil ini melandai dalam sikap afrizal yang santun, tapi sangat keras hati itu.

***

saya mengenal antok serean dari sebuah milis, saat lelaki biseks ini mendukung saya dalam polemik yang berkembang panas waktu itu - "polemik sastra pornografi". saya mendukung kebebasan tiap orang berekspresi, katanya. polemik yang telah membawa hubungan budaya saya dengan fadjroel rachman dan mariana amiruddin, juga rocky gerung, berkembang ke dalam kelompok memo indonesia yang kami buat, agar jangan menghalangi tiap diri yang hendak menyuarakan kebebasan berekspresinya.

biarkan orang berkembang dalam ciptaannya sendiri sendiri. biarkan bangsa ini menjadi kreatif. janganlah sedikit sedikit di tekel dengan fatwa haram. haram itu. haram ini. yang akhirnya membawa kematian semangat penciptaan.

barangkali "potret dari jalanan" nung bonham ini, bisa mendekatkan kita dengan astrawan bertalenta besar antok serean, yang setelah komentarnya di milis itu, saya langsung masuk ke blognya dan menemukan sebuah cerita pendek yang amat gemilang - kampung lanang, yang konon masuk sebagai salah cerita yang hendak diterjemahkan ke dalam bahasa asing itu. cerita pendek yang membuat saya yakin bahwa dunia prosa di indonesia, sungguh banyak mengeram dan berdiam di blog blog sunyi, blog blog yang sang sastrawannya sendiri tidak menyadari bahwa apa yang mereka tulis itu adalah sastra dengan kualitas yang hebat.

cerita itu segera saya kirimkan ke banyak milis. dan sejak itu hubungan kami menjadi akrab. bahkan saya memintanya untuk masuk dan aktif di milis jurnal perempuan dan milis apresiasi sastra.

apakah hubungan puisi nung dengan antok serean? bahwa sang sastrawan adalah seorang pekerja buruh pabrik yang menulis sastra, di mana di blognya begitu ramai komentar yang memanjang ke bawah atas ceritanya kampung lanang itu. dan antok serean, demi memilih kebebasan hidup seperti burung, siap untuk keluar dari pabriknya dan menjadi manusia yang "jobless" seperti sajak nung di bawah ini. walau nasibnya kelak belum tentu seperti anak anak yang membuat kita bersedih, dan marah itu.

ia mengembuskan napas baru dan berani dalam peta sastra kita, telah dan hendak menyuarakan dunia "seks ketiga", sebagai hasrat dan kehendak yang telah dipilihnya sendiri - seperti dunia yang bergema dan memantul mantul dalam cerpen cerpennya.

mari kita nikmati puisi nung bonham yang memijarkan kenyataan hidup di seputar kita ini.(hudan hidayat)

nung bonham - potret dari jalanan

anak-anak kecil dan kumal diperempatan
sontak bergerak ketengah jalan
tepat saat lampu menyala merah
dengan wajah melas tanganya tengadah

tak hirau resiko yang mengintai
demi perut keselamatanpun terabai
tak disini tak disana
pemandangan diprapatan nyaris sama
anak-anak Lazarus terlihat terus
bergrumul digramul lapar dan haus

anak-anak kecil dan kumal diperempatan
terlalu kecil untuk kenal derita
terlalu kecil untuk kenal kerja
terlalu kecil untuk turun kejalan
bermain dicumbu debu, angin dan hujan,
dicekik terik siang dan dingin malam,
diendus asap dan dengus kendaraan

Kudus 06062009

Written 19 hours ago · Comment · LikeUnlike
You, Abdullah Sajad, Kurniawan Yunianto, Rien Al Anshari and 7 others like this.
Abdullah Sajad, Kurniawan Yunianto, Rien Al Anshari and 7 others like this.
Hudan HidayatHudan
Abdullah SajadAbdullah
Kurniawan YuniantoKurniawan
Rien Al AnshariRien
Dedik PriyantoDedik
Nina YulianaNina
Ririn WulandariRirin
Nung BonhamNung
Nani MarianiNani
Teddy DelanoTeddy
Em Muhlash EmerEm

Em Muhlash Emer at 3:25pm June 7

tak ada yang bisa menyangka ke depan bagaimana...
kecuali DIA.
met ulang tahun juga, ya...

Wiwit Nur Lestari at 3:33pm June 7

dan karna tak tau tentang masa depan, detak yang kita lalui justru makin berarti, sebab setidaknya kita pernah menjadi bagian dari semesta tak bertepi

Pdt Victor Hamel at 3:36pm June 7

dari tanah kembali pada tanah....

Teddy Delano at 3:42pm June 7

berapa umur manusia hanya kuantitas...yang penting adalah apa saja yang pernah kau lakukan dalam umurmu itu (kualitas).....hahaha

Antok Serean at 3:59pm June 7

terima kasih mas hudan dan kawan2 atas ucapan selamat ulang tahun. entah kenapa aku punya ritual tiap kali ulang tahun: dini hari, berdiri sendiri di atas atap, menatap bentang langit malam, menyisir laut di kejauhan, kerlap-kerlip lampu jalan, dan menghikmati suara binatang malam. sungguh, rasanya sangat tentram. ulang tahun adalah momentum kontemplasi diri, menakar sejauh mana diri punya arti bagi semesta alam. masa lalu dan masa depan lebur dalam kekinian. sejenak aku terpejam. menelusup masuk ke relung terdalam. aku bertemu dengan sesuatu-mungkin tuhan-yang berkata dengan bahasa yang aku mengerti sendiri tanpa sanggup mengucapkan dalam bentuk abjad, aksara, atau kata-kata. inikah hakikat cinta?

Fadjroel Rachman at 4:06pm June 7

mantap hh..yang fana adalah waktu. kita abadi

Early Rahmawati at 4:19pm June 7

keren....cool....mantappp...apapun deh pokoknya OK:)

Nani Mariani at 4:51pm June 7

Pertama : Selamat Ulang Tahun utk Antok Serean. Pasti doa doa yang mujarab untuk mu, aminnn.. Kedua, penjelasan Pres Hud Hud, selalu menggeliurkan nafsu. he he.. nafsu utk membacanya , he he he..,

Gema Yudha at 6:21pm June 7

selamat ajah buat yang ber-ulangtaun
buat tuhan hudan, makasih bacaannya, aku jadi inget mimpi-mimpi einstein Alan lightman: jika masa silam berakibat tak menentu pada masa kini, maka tak usah terlalu merenungi masa lalu, dan jika masa kini cuma berakibat kecil buat masa depan, maka tak perlu terlalu membebani apa yang kita lakukan saat ini.
hehehehe..

Ary Nurrohman at 6:27pm June 7

maaf aku tak ucapkan selamat, karena semua tau berarti umur afrizal akan berkurang, aku cuma mau mendo'akan supaya afrizal dipanjangkan umurnya dan tetap "Demi Pena Dan Apa Yang Dituliskanya"

Nung Bonham at 7:00pm June 7

wah.. bana Hudan.. trimakasih sekali..
iya, sprti kata Armijn Pane yg ini "Hamba buruh apa dikata" hihihi...
iya bang ya...tak ada yg dpt mnerka sprti apa wujudnya dunia kata dihari depan, hehe..

--Slamat Ulang Tahun Mas Antok Serean, Semoga Slalu Dalam Keberkahan..

Kurniawan Yunianto at 1:09am June 8

selamat menikmati usia yang masih tersisa .. para kekasih hehe ..
Write a comment...

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

No comments:

Post a Comment