Friday, June 5, 2009

[ac-i] "Putri Melayu" Dikritisi Siswa



Revolusi sosial yang terjadi di daerah Sumatera Utara (khususnya Tanjungpura  dan Binjai) pada tahun 1964 telah memakan banyak korban yang tak bersalah, terutama dari kaum bangsawan melayu. Salah satunya adalah Tengku Amir Hamzah. Penyair kenamaan dan pahlawan nasional ini dihukum pancung oleh algojo dari laskar kiri tanpa ada proses pengadilan.

Novel berlatar revolusi sosial di tanah melayu ini banyak membahas tentang penderitaan kaum  bangsawan, mulai dari teror, penangkapan, penyiksaan, dan pembunuhan yang dilakukan oleh laskar kiri kepada kaum Borjuis atau Feodal (julukan laskar kiri kepada kaum bangsawan)..

Menceritakan Farida Sebagai tokoh utama, gadis jelita puteri pangeran Setiakala yang baru berusia 17 tahun. Dia harus rela meninggalkan kemewahan dan kebahagiaan istana dan menjalani kehidupan baru sebagai tawanan dan tinggal di kampung-kampung tahanan laskar kiri. Puncak kebahagiaan Farida adalah saat acara pesta ulang tahunnya yang ke -17, dan kembalinya Farid (pria idaman Farida) dari Batavia  ke Tanjungpura dengan seragam perwira TKR.

Namun kejadian dini hari tertanggal 17 Maret 1964 alur kehidupan Farida berubah sangat cepat, pintu kediaman pangeran Setiakala digedor pasukan  laskar kiri, hartanya dijarah. Pangeran Setiakala sendiri tewas pada kejadian tersebut.  Sedangkan, nasib ibundanya sendiri tidak diketahui Fraida secara pasti.

Setelah kejadian tersebut resmilah  Farida dengan status tawanan laskar kiri. Sebagai tawanan Farida banyak mendapat perlakuan tak manusiawi oleh penjaga-penjaga kampung, mulai dari penyiksaan hingga percobaan pemerkosaan. Namun untunglah ada umar (salah seorang petinggi TKR) yang membawa Farida keluar dari tahanan dan menjadikannya sebagai perawat. Namun apakah penderitaan Farida berakhir setelah datangnya Umar dalam kehidupan Fraida?

Novel karya Ammirudin Noor ini ditulis dengan gaya bertutur dan banyak dibumbui oleh dialog-dialog berbahasa melayu yang menjadi nilai lebih pada novel ini. Terutama bahasa puitis yang ada pada setiap paragraf akan membuat pembaca menjadi nyaman menikmati bagian-perbagian novel ini.

Sayangnya, alur dalam novel ini maju dengan terlalu cepat sehingga pembaca akan merasa seperti di kejar-kejar oleh cepatnya jalan cerita. Namun gaya bahasa yang digunakan bisa menutupi kekurangan pada novel ini. Secara keseluruhan, novel ini sangat sayang jika dilewatkan. (Rendi Handoko ,Hilman Ramadhan , dan Ega Nurjaman; santri kelas 11 MA. Manba'ul Huda, Bandung).

Judul                           : Puteri Melayu
Penulis                        : Amirudin Noor
Penerbit                     : Bentang, anggota IKAPI
Tanggal terbit            : Februari – 2009
Jumlah halaman         : 428 halaman
Kategori                      : Novel

--------------------------
PT BENTANG PUSTAKA
Jl. Pandega Padma No. 19
Yogyakarta 55284
Indonesia
Phone 62-274-517373
Fax 62-274-541441
www.mizan.com
--------------------------

__._,_.___
blog: http://artculture-indonesia.blogspot.com

-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Recent Activity
Visit Your Group
Give Back

Yahoo! for Good

Get inspired

by a good cause.

Y! Toolbar

Get it Free!

easy 1-click access

to your groups.

Yahoo! Groups

Start a group

in 3 easy steps.

Connect with others.

.

__,_._,___

1 comment:

  1. revolusi sosial yang sangat menyedihkan

    takkan Melayu hilang di bumi

    ReplyDelete