desiyanti wirabrata - solitarius
Share
Today at 1:17pm | Edit Note | Delete
solitarius [2]
Share
Friday, April 17, 2009 at 1:29pm
embun pagi di kelopak bunga matahari
kucari dengan matahati
: ada!
bukan untukku.
17 april 2009 ; 13.20
------------
kawan saya audivax, mengenalkan penyair desyanti wirabrata. kalau hendaklah disebut nasib, perjalanan sebuah tulisan juga seolah nasib - tak pasti, kapan ia muncul, dalam suatu tatapan orang. mendadak saya tadi melihat wajah penyair yang tinggal di bandung ini, di wallku, di fb. dan seperti pada umumnya mereka yang muncul di sana, saya ingin tahu. sesungguhnya, saya menjadi kan wall itu sebagai sebuah metode juga, untuk mengambil, atau melihat, kerja sastrawan facebook ini.
puisi yang sederhana ini, bagi saya bermakna dalam. makna yang disembunyikan oleh sang penyair melalui pengalihan nasib ke pada embun yang dipandangnya bukan pula dengan matanya, tapi dengan mata hatinya. seolah ia menatapi orang bukan dengan kornea matanya, atau seolah melalui kornea matanya ia menembus ke jantung hati seseorang, dan mulai mendayagunakan mata hari nya sendiri. untuk mengukur, untuk menimbang nimbang, mengukur dan menimbang suara hatinya juga.
puisi ini seolah menggemakan hidup senyatanya - hidup yang berdenyut dan berdegup. dari degup dan denyut kita akan sebuah penilaian sepanjang kita sadar, menilai dan menimbang dengan mata hati, dengan suara hati sebagai salah satu ukuran untuk mengambil tindakan.
embun pagi di kelopak bunga matahari
kucari dengan matahati
: ada! -
katanya. kelopak bunga matahari, paduan dan padanan seolah kelopak dari harapan hidup yang terkuak, di mana matahari sebagai harapan yang menebarkan seolah siang yang memberi penghidupan. tapi lihatlah sang penyair memainkan persepsi asosiasi kita akan harapan itu:
bukan untukku, katanya.
jadi nasib yang berpindah dengan dunia lambang yang kita kenal - embun dingin yang menyeyukkan hati dan hidup yang panas, matahari selembar yang memberi pengharapan ke dalam waktu siang (eh tapi kini sudah berganti ya: orang mencari rejeki di malam hati juga), telah direnggutkanya sehingga asosiasi yang sekilatan terbangun, kini mudar lagi.
sebab,
bukan untukku, kata sang penyair. yang menulis puisi dengan bahasa inggris amat indahnya itu.
hudan hidayat
Written 3 hours ago · Comment · LikeUnlike
You, Poncowae Lou, Nur Jehan, Sudi Ono and 4 others like this.
Poncowae Lou, Nur Jehan, Sudi Ono and 4 others like this.
Hudan HidayatHudan
Poncowae LouPoncowae
Nur JehanNur
Sudi OnoSudi
Dewi Idam SariDewi
Early RahmawatiEarly
Cesillia CesiCesillia
Rini AsmoroRini
Desiyanti Wirabrata at 1:21pm June 13
aih, bang hudan... terima kasih banyak. tersanjung sungguh... cuma bisa tersipu. hehehe
Desiyanti Wirabrata at 1:22pm June 13
eh, tapi bang, jika boleh saya mau meluruskan satu hal... saya mah penyiar, bukan penyair. masih jauuuh...
Rini Asmoro at 1:24pm June 13
embun itu untukku ! thanks mas HH, apresiasimu apik....tak belajar terus aku !
Priatna Ahmad Budiman at 1:25pm June 13
hahahaha akhirnya neng eci nyampe juga disini..very smart gal...Hidup beadlovers..
Rini Asmoro at 1:25pm June 13
mbak Desi....aku kenalan ya ! salam kenal !
Desiyanti Wirabrata at 1:26pm June 13
mas pri... yups, beadlovers memang top-markotop. hihihi...
Desiyanti Wirabrata at 2:11pm June 13
salam kenal juga rini, sudah aku approve ya ^_^
terima kasih sudah mau berkawan...
Yessi Greena W Purba at 2:33pm June 13
kenalan dwunk.....:)
Desiyanti Wirabrata at 2:39pm June 13
hehehe, oke, yessi...
^_^
Yessi Greena W Purba at 2:40pm June 13
Kau Desi...Aku Yessi....
sekarang kita teman....:)
Desiyanti Wirabrata at 2:43pm June 13
hehehe, salam kenal yessi...
^_^
Sudi Ono at 3:38pm June 13
pendek mengancam...
N'na Sastradihardja at 4:16pm June 13
indah...dalam.
Nur Jehan at 4:40pm June 13
Aku suka nih diajarin membaca metafora dalam puisi, Sip Mas Hudan, Salam Mbak Desi.
Poncowae Lou at 4:45pm June 13
metaforane maknyos gandos nganti gosong
hehe
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
No comments:
Post a Comment