Siaran Pers Penyair perempuan Diah Hadaning diganjar rekor MURI. Lengkap sudah kebahagiaan Diah Hadaning, salah satu penyair perempuan Indonesia yang masih aktif berkarya hingga saat ini. Merayakan hari jadinya pada hari Kamis (7/5) yang ke-70, Diah juga meluncurkan buku antologi puisinya yang terbaru, bertajuk "700 Puisi Pilihan Perempuan Yang Mencari". "Buku ini diterbitkan sebagai penghargaan atas kesetiaan penyair melakoni titah Sang Ilahi", kata Thowaf Zuharon, dari Yayasan Japek dan Pustaka Yashiba, yang menerbitkan buku tersebut. Thowaf menjelaskan, puisi-puisi yang dihimpun seluruhnya sudah pernah dipublikasi melalui media massa maupun diterbitkan dalam berbagai antologi, baik secara tunggal, duet maupun bersama penyair lain. "Adalah keindahan khas menikmati ratusan puisi-puisi Diah Hadaning sepanjang proses kreatifnya selama 37 tahun sejak 1973 sampai dengan 2010", ujarnya. Atas prestasinya itu, bersamaan pada perayaan ulang tahunnya yang digelar secara sederhana di Pusat Sastra HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, anggota Komite Sastra Dewan Kesenian Jakarta itu mendapat penghargaan "Penulis antologi Puisi Tertebal pada Usia Tertua, 700 Halaman pada Usia 70 Tahun" dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Anggota berusia tertua Dewan Kesenian Jakarta periode 2009 – 2012. Diah Hadaning lahir di Jepara, Jawa Tengah, 4 Mei 1940. Serius menulis sejak 1970-an, ia seangkatan dengan Piek Ardianto Soepriadi dan Rita Oetoro. Sejak puisi pertamanya dimuat di Harian Simfoni (1973), ia mulai rajin berkarya. Karya-karyanya berupa puisi, cerpen, novel dalam wujud cerita bersambung maupun artikel, kerap menghiasi berbagai media massa cetak sejak 1980-an. Telah menerbitkan sekitar 35 buah buku, 11 di antaranya merupakan antologi puisi tunggal, 3 buku manuskrip antologi puisi bertema reformasi, masing-masing berisi 50 pucuk sajak, serta novel. Beberapa penghargaan yang pernah ia raih diantaranya Hadiah Gapena dari Pemerintah Malaysia (1980) atas karyanya Manuskrip Surat dari Kota yang memuat 100 puisi. Lembaga Pusat Pengkajian Sastra dan Budaya Jawa, di Solo, memberinya anugerah sebagai penyair yang melestarikan budaya Jawa, karena banyak puisinya yang berakar pada budaya Jawa. Dept. Humas Dewan Kesenian Jakarta Jl. Cikini Raya No.73 – Menteng, Jakarta Pusat. T. 31937639 | E. info@dkj.or. |
Attachment(s) from Dimas Fuady
1 of 1 Photo(s)
1 of 1 File(s)
-----------------------
Art & Culture Indonesia (ACI) peduli pada pengembangan seni budaya Nusantara warisan nenek moyang kita. Warna-warni dan keragaman seni budaya Indonesia adalah anugerah terindah yang kita miliki. Upaya menyeragamkan dan memonopoli kiprah seni budaya Indonesia dalam satu pemahaman harus kita tentang mati-matian hingga titik darah penghabisan.
No comments:
Post a Comment